Kasus Mobil Listrik Terbakar Meningkat, Ahli Ungkap Bahaya Baterai Ion Lithium

Kamis, 13 Juni 2024 - 07:48 WIB
Kasus mobil listrik terbakar meningkat. FOTO/ MIRROR
BEIJING - Kebakaran yang melibatkan mobil listrik jarang terjadi, namun jika terjadi maka proses pemadaman api yang dihasilkan oleh aki yang terbakar akan membutuhkan waktu yang lama untuk padam dan juga sangat rumit.



Kebakaran aki dapat terjadi jika aki tertusuk benda penghantar listrik seperti besi, sehingga menyebabkan terjadinya arus pendek dan bahan elektrolit aki mampu menghasilkan gas oksigen dengan sendirinya jika aki tertusuk.



Seperti dilansir dari Autopro, Kamis (13/6/2024), namun sekelompok ilmuwan di Clemson University menemukan bahwa mereka dapat memproduksi elektrolit khusus yang tahan api dan membuat baterai lama yang mudah terbakar tidak lagi relevan di pasaran.

Kebanyakan mobil listrik akan menggunakan baterai dengan elektrolit yang dihasilkan dari ion lithium karena mampu menampung banyak energi dalam bentuk kimia dengan kepadatan energi yang tinggi.

Meski dapat digunakan dalam jangka waktu lama, litium ion berbahaya, memerlukan sistem pendingin yang rumit, dan mudah terbakar.

Ion litium juga menggunakan kombinasi oksida logam dalam komposisinya, membuat ion litium melepaskan gas oksigen saat terjadi kebakaran. Dalam kebakaran biasa, air digunakan untuk menghalangi oksigen mencapai bahan bakar.

Dalam kebakaran mobil listrik, prinsip ini tidak dapat digunakan kecuali air digunakan untuk mendinginkan baterai dan mencegah baterai lain terbakar serta menurunkan suhu baterai. Jika tidak, sel baterai yang dekat dengan area kebakaran juga akan mulai terbakar

Para ilmuwan di Clemson University berpendapat jika elektrolit ini diganti dengan bahan yang tidak mudah terbakar, maka kebakaran baterai dapat dihindari.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More