Yamaha Sebut Pasar Indonesia Belum Siap Terima Motor Listrik
Selasa, 24 September 2024 - 14:55 WIB
JAKARTA - Yamaha telah melakukan uji coba motor listrik di Indonesia untuk melihat kondisi pasar Tanah Air. Tapi, hingga kini pabrikan berlogo garpu tala itu belum juga memasarkan motor listrik mereka di Indonesia.
Deputy Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Takaaki Hirama mengatakan salah satu alasan pihaknya belum menjual motor listrik adalah pasar yang belum siap. Sehingga hal tersebut akan mengganggu mobilitas pengguna motor listrik.
"Jadi kami masih mengembangkan terus kendaraan listrik dan sembari akan melihat kesiapan pasar. Belum ada rencana apa pun terkait produksi massal, modelnya seperti apa. Kalau pasarnya sudah benar-benar siap pasti kami juga akan meluncurkannya," kata Takaaki Hirama di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/9/2024).
Seperti diketahui, Yamaha telah melakukan tes pasar terhadap E01 dan Neos di Indonesia. Itu merupakan dua motor listrik yang telah mereka jual di sejumlah negara Asia. Tapi, belum ada keputusan apakah kedua model tersebut akan dipasarkan di Indonesia.
"Di Vietnam kita memang menjual Neos, tapi itu bukan berarti penjualannya lancar-lancar saja karena memang pasarnya masih kecil. Jadi memang sampai saat ini belum ada keputusan apa pun (jual motor listrik), masih ada beberapa hal ini dan itu," ujar Hirama.
Menurutnya, alasan Yamaha menjual Neos di Eropa dan Vietnam karena model tersebut sangat bagus, sehingga masuk kategori premium. Sehingga, motor listrik tersebut bukan digunakan untuk mobilitas sehari-hari.
Tapi, Hirama menegaskan bahwa Yamaha terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Seperti diketahui, mereka mengembangkan kendaraan hidrogen bersama Kawasaki, Honda, dan Suzuki.
"Yamaha sudah menyatakan secara jelas untuk mencapai target netralitas karbon. Jadi bukan hanya kendaraan listrik, kita juga mengembangkan teknologi lainnya. Jadi Yamaha itu mengambil langkah serupa dengan Toyota (multi-pathway)," ungkapnya.
"Salah satunya pengembangan teknologi hidrogen. Anda tahu tidak, mobil prototipe hidrogen yang sedang diuji coba Lexus? Itu pengembangan mesinnya ada peran dan campur tangan dari Yamaha," lanjut Hirama.
Deputy Director PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Takaaki Hirama mengatakan salah satu alasan pihaknya belum menjual motor listrik adalah pasar yang belum siap. Sehingga hal tersebut akan mengganggu mobilitas pengguna motor listrik.
"Jadi kami masih mengembangkan terus kendaraan listrik dan sembari akan melihat kesiapan pasar. Belum ada rencana apa pun terkait produksi massal, modelnya seperti apa. Kalau pasarnya sudah benar-benar siap pasti kami juga akan meluncurkannya," kata Takaaki Hirama di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/9/2024).
Seperti diketahui, Yamaha telah melakukan tes pasar terhadap E01 dan Neos di Indonesia. Itu merupakan dua motor listrik yang telah mereka jual di sejumlah negara Asia. Tapi, belum ada keputusan apakah kedua model tersebut akan dipasarkan di Indonesia.
"Di Vietnam kita memang menjual Neos, tapi itu bukan berarti penjualannya lancar-lancar saja karena memang pasarnya masih kecil. Jadi memang sampai saat ini belum ada keputusan apa pun (jual motor listrik), masih ada beberapa hal ini dan itu," ujar Hirama.
Menurutnya, alasan Yamaha menjual Neos di Eropa dan Vietnam karena model tersebut sangat bagus, sehingga masuk kategori premium. Sehingga, motor listrik tersebut bukan digunakan untuk mobilitas sehari-hari.
Tapi, Hirama menegaskan bahwa Yamaha terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Seperti diketahui, mereka mengembangkan kendaraan hidrogen bersama Kawasaki, Honda, dan Suzuki.
"Yamaha sudah menyatakan secara jelas untuk mencapai target netralitas karbon. Jadi bukan hanya kendaraan listrik, kita juga mengembangkan teknologi lainnya. Jadi Yamaha itu mengambil langkah serupa dengan Toyota (multi-pathway)," ungkapnya.
"Salah satunya pengembangan teknologi hidrogen. Anda tahu tidak, mobil prototipe hidrogen yang sedang diuji coba Lexus? Itu pengembangan mesinnya ada peran dan campur tangan dari Yamaha," lanjut Hirama.
(wbs)
tulis komentar anda