Jual SUV Listrik Rp800 Jutaan, Mazda Ogah Ikutan Tren Perang Harga
Rabu, 13 November 2024 - 09:00 WIB
JAKARTA - Mazda MX-30 resmi mengaspal di Indonesia dengan banderol yang cukup tinggi: Rp860 juta. Ini merupakan mobil listrik pertama Mazda di Tanah Air.
Meski banyak merek yang menawarkan model serupa dengan harga lebih rendah, Mazda menegaskan bahwa pihaknya tidak ikut-ikutan tren perang harga.
Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (Mazda Indonesia) mengatakan bahwa MX-30 bukan menyasar segmen mobil listrik crossover kebanyakan di Indonesia.
Seperti brand asal China yang menawarkan harga lebih kompetitif dan jarak tempuh lebih panjang.
“Kami melihat bahwa memang sekarang kan EV itu rata-rata range harganya di level itu [mobil China]. Tetapi kami tetap berpegang pada idealisme kami dan tidak terburu-buru mengikuti tren EV. Kami memprioritaskan strategi yang mencakup berbagai jenis kendaraan, dari EV, hybrid, hingga ICE," kata Ricky di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Ricky menjelaskan bahwa tren kendaraan listrik saat ini memang berkembang pesat di seluruh dunia karena dinilai dapat memperbaiki lingkungan.
Tapi, ia tak menutup kemungkinan akan ada teknologi lainnya yang hadir di masa mendatang.
"Jadi kami tetap mengikuti idealisme kami, dibanding hanya mengikuti tren sesaat. Kami nggak tahu apakah EV ini akan mampu bertahan sampai 10 tahun lagi? Mungkin ke depannya bukan EV, mungkin ada lagi teknologi baru," ujarnya.
Meski banyak merek yang menawarkan model serupa dengan harga lebih rendah, Mazda menegaskan bahwa pihaknya tidak ikut-ikutan tren perang harga.
Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (Mazda Indonesia) mengatakan bahwa MX-30 bukan menyasar segmen mobil listrik crossover kebanyakan di Indonesia.
Seperti brand asal China yang menawarkan harga lebih kompetitif dan jarak tempuh lebih panjang.
“Kami melihat bahwa memang sekarang kan EV itu rata-rata range harganya di level itu [mobil China]. Tetapi kami tetap berpegang pada idealisme kami dan tidak terburu-buru mengikuti tren EV. Kami memprioritaskan strategi yang mencakup berbagai jenis kendaraan, dari EV, hybrid, hingga ICE," kata Ricky di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Ricky menjelaskan bahwa tren kendaraan listrik saat ini memang berkembang pesat di seluruh dunia karena dinilai dapat memperbaiki lingkungan.
Tapi, ia tak menutup kemungkinan akan ada teknologi lainnya yang hadir di masa mendatang.
"Jadi kami tetap mengikuti idealisme kami, dibanding hanya mengikuti tren sesaat. Kami nggak tahu apakah EV ini akan mampu bertahan sampai 10 tahun lagi? Mungkin ke depannya bukan EV, mungkin ada lagi teknologi baru," ujarnya.
tulis komentar anda