Bukan karena Covid-19, Ford akan Pecat Seribu Karyawan
Rabu, 02 September 2020 - 10:13 WIB
MENLO PARK - Sejak dua tahun lalu, Ford Motor telah menyusun rencana restrukturisasi perusahaan secara global, dengan nilai USD11 miliar atau Rp160 triliun.(Baca juga; Imbas Proyek Integrasi HSR–LRT, Jasa Marga Tutup Bahu Jalan di Tol Cikampek )
Buntut dari rencana tersebut, Ford akan memecat seribu pekerja tetapnya di Amerika Utara. Pengumumannya paling cepat akan muncul pada pekan ini.(Baca juga; Imbas Proyek Kereta Cepat, Bekasi Tutup Jalan Cikunir Raya Selama 9 Bulan )
Namun, perusahan menegaskan, rencana restrukturisasi itu tidak berkaitan dengan keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Informasi pemecatan karyawan Ford mencuat setelah CEO Ford, Jim Hackett, berencana pensiun. Kursi kepemimpinan akan diambil alih oleh Jim Farley mulai 1 Oktober 2020.
Sepanjang dinahkodai Hackett, sebanyak 2.300 karyawan Ford merasakan pemangkasan gaji. Kini, pemecatan di Amerika Utara diharapkan lebih kondusif.
Sebelumnya, sepanjang tahun lalu, Ford telah menghilangkan ribuan pekerjaan di Eropa. Ford juga telah memberhentikan 7.000 karyawan bergaji tetap di seluruh dunia.
Melalui program ini, perusahaan berharap dapat berhemat USD600 juta atau sekitar Rp8.74 triliun.
Buntut dari rencana tersebut, Ford akan memecat seribu pekerja tetapnya di Amerika Utara. Pengumumannya paling cepat akan muncul pada pekan ini.(Baca juga; Imbas Proyek Kereta Cepat, Bekasi Tutup Jalan Cikunir Raya Selama 9 Bulan )
Namun, perusahan menegaskan, rencana restrukturisasi itu tidak berkaitan dengan keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Informasi pemecatan karyawan Ford mencuat setelah CEO Ford, Jim Hackett, berencana pensiun. Kursi kepemimpinan akan diambil alih oleh Jim Farley mulai 1 Oktober 2020.
Sepanjang dinahkodai Hackett, sebanyak 2.300 karyawan Ford merasakan pemangkasan gaji. Kini, pemecatan di Amerika Utara diharapkan lebih kondusif.
Sebelumnya, sepanjang tahun lalu, Ford telah menghilangkan ribuan pekerjaan di Eropa. Ford juga telah memberhentikan 7.000 karyawan bergaji tetap di seluruh dunia.
Melalui program ini, perusahaan berharap dapat berhemat USD600 juta atau sekitar Rp8.74 triliun.
(wbs)
tulis komentar anda