Corona Lumpuhkan Thailand, Nissan Hentikan Produksi Teana, X-Trail dan Sylphy
Jum'at, 11 September 2020 - 11:14 WIB
BANGKOK - Dipukul bertubi-tubi pandemik corona Thailand, membuat Nissan Thailand mengambil langkah cepat untuk mengatasi situasi ekonomi yang dihadapi negara gajah putih tersebut saat ini.
BACA JUGA - Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona
Seperti dilansir dari Autopro, Itu karena ekspor otomotifnya anjlok selama 12 bulan terakhir, dengan 43 persen di bulan Juni saja. Para pemimpin industri terlihat berusaha untuk mendorong pertumbuhan mobil listrik, tetapi masih belum jelas bagaimana hal itu dapat menyelamatkan pekerja dari kehilangan pekerjaan.(Baca juga: Huawei Mate 40 Pro Gunakan Lensa Depan Sony IMX 588 + IMX 516 )
Kekhawatiran itu tidak berhenti di situ ketika Nissan Thailand berhenti menjual dan memproduksi tiga model populer, yakni Teana, X-Trail, dan Sylphy di sana.
Sumber yang dapat dipercaya menyatakan bahwa Nissan telah menghentikan produksi ketiga model tersebut untuk pasar domestik dan internasional. Seorang juru bicara Nissan menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal berita tersebut. Dia mengatakan Nissan akan memasarkan produk lain di Thailand, terutama kendaraan listrik.
Jadi, keputusan dibuat untuk memungkinkan Nissan fokus pada EV dan mobil yang lebih kecil. Selain model multi guna dan komersial. Nissan juga sedang mengejar rencana menjadikan Thailand sebagai pusat produksi dan pemasaran kendaraan listrik.
Langkah mengejutkan tersebut dilihat oleh Kementerian Perindustrian sebagai tanda masa depan Nissan yang lebih baik.
Namun, hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran seperti yang terjadi pada 1 Agustus tahun lalu ketika General Motors mengumumkan penghentian penjualan kendaraan merek Chevrolet, sebelum meninggalkan pasar Thailand pada Februari 2020.
Awal tahun ini, Nissan menyatakan komitmennya untuk menginvestasikan 11 miliar baht di Samut Prakan dalam upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik dan teknologi mobil otonom .
BACA JUGA - Baru Disuntik Vaksin Buatan China, Pulang dari Semarang Relawan Ini Positif Corona
Seperti dilansir dari Autopro, Itu karena ekspor otomotifnya anjlok selama 12 bulan terakhir, dengan 43 persen di bulan Juni saja. Para pemimpin industri terlihat berusaha untuk mendorong pertumbuhan mobil listrik, tetapi masih belum jelas bagaimana hal itu dapat menyelamatkan pekerja dari kehilangan pekerjaan.(Baca juga: Huawei Mate 40 Pro Gunakan Lensa Depan Sony IMX 588 + IMX 516 )
Kekhawatiran itu tidak berhenti di situ ketika Nissan Thailand berhenti menjual dan memproduksi tiga model populer, yakni Teana, X-Trail, dan Sylphy di sana.
Sumber yang dapat dipercaya menyatakan bahwa Nissan telah menghentikan produksi ketiga model tersebut untuk pasar domestik dan internasional. Seorang juru bicara Nissan menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal berita tersebut. Dia mengatakan Nissan akan memasarkan produk lain di Thailand, terutama kendaraan listrik.
Jadi, keputusan dibuat untuk memungkinkan Nissan fokus pada EV dan mobil yang lebih kecil. Selain model multi guna dan komersial. Nissan juga sedang mengejar rencana menjadikan Thailand sebagai pusat produksi dan pemasaran kendaraan listrik.
Langkah mengejutkan tersebut dilihat oleh Kementerian Perindustrian sebagai tanda masa depan Nissan yang lebih baik.
Namun, hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran seperti yang terjadi pada 1 Agustus tahun lalu ketika General Motors mengumumkan penghentian penjualan kendaraan merek Chevrolet, sebelum meninggalkan pasar Thailand pada Februari 2020.
Awal tahun ini, Nissan menyatakan komitmennya untuk menginvestasikan 11 miliar baht di Samut Prakan dalam upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik dan teknologi mobil otonom .
(wbs)
tulis komentar anda