Keuntungan BMW Naik 17,4% Meski Pendapatannya Turun 1,4% di Q3 2020,
Jum'at, 06 November 2020 - 18:33 WIB
MUNICH - Meski pandemi Covid -19 belum juga usai, tetapi sektor otomotif sepertinya sudah mulai membaik. Penjualan perlahan meningkat, meski tak sebesar tahun sebelumnya.
Peningkatan serupa juga dicatat oleh BMW. Raksasa otomotif asal Jerman itu mengumumkan bahwa laba bersihnya naik 17,4% dari tahun ke tahun, pada kuartal ketiga 2020.
Dengan begitu, BMW mengantongi EUR1,28 miliar atau setara Rp30,3 triliun. Namun, BMW mengakui bahwa total pendapatannya hingga paruh ketiga kemarin turun 1,4% menjadi EUR26,3 miliar atau Rp443,7 triliun.
Ketua Dewan Manajemen BMW AG, Oliver Zipse, menjelaskan, perusahaan patungan BMW Brilliance Automotive di China, menjadi penyumbang besar dalam meningkatkan keuangan perusahaan.
"Kinerja hingga Q3 2020 menunjukkan kekuatan operasional BMW Group mampu bekerja dengan baik meski dalam kondisi menantang," jelas Zipse, melansir dari Xinhua, Jumat (6/11/2020).
Di sisi lain, BMW juga menyadari bahwa pandemi Covid-19 akan mengurangi jumlah permintaan di pasar secara signifikan. Berlandaskan hal itu, memprediksi laba grup sebelum pajak jauh lebih rendah dibandingkan 2019.
Pada paruh ketiga tahun ini, penjualan BMW Group mengalami peningkatan 8,6%. Grup tersebut telah mengirim 675.592 merek premium BMW, MINI, dan Rolls-Royce ke seluruh dunia.
Meski begitu, dari Januari - September 2020 penjulan BMW Group di Eropa mengalami penurunan 19,7% menjadi 648.494 kendaraan. Bahkan, volume penjualan di markasnya sendiri di Jerman juga turun 14,6%.
Sementara itu, penjualan BMW di China hingga September meningkat sebesar 6,4% atai sebanyak 560.367 unit. Sedangkan penjualan di Amerika Serikat turun 24,6% menjadi total 200.286 unit pada periode yang sama.
Peningkatan serupa juga dicatat oleh BMW. Raksasa otomotif asal Jerman itu mengumumkan bahwa laba bersihnya naik 17,4% dari tahun ke tahun, pada kuartal ketiga 2020.
Dengan begitu, BMW mengantongi EUR1,28 miliar atau setara Rp30,3 triliun. Namun, BMW mengakui bahwa total pendapatannya hingga paruh ketiga kemarin turun 1,4% menjadi EUR26,3 miliar atau Rp443,7 triliun.
Ketua Dewan Manajemen BMW AG, Oliver Zipse, menjelaskan, perusahaan patungan BMW Brilliance Automotive di China, menjadi penyumbang besar dalam meningkatkan keuangan perusahaan.
"Kinerja hingga Q3 2020 menunjukkan kekuatan operasional BMW Group mampu bekerja dengan baik meski dalam kondisi menantang," jelas Zipse, melansir dari Xinhua, Jumat (6/11/2020).
Di sisi lain, BMW juga menyadari bahwa pandemi Covid-19 akan mengurangi jumlah permintaan di pasar secara signifikan. Berlandaskan hal itu, memprediksi laba grup sebelum pajak jauh lebih rendah dibandingkan 2019.
Pada paruh ketiga tahun ini, penjualan BMW Group mengalami peningkatan 8,6%. Grup tersebut telah mengirim 675.592 merek premium BMW, MINI, dan Rolls-Royce ke seluruh dunia.
Meski begitu, dari Januari - September 2020 penjulan BMW Group di Eropa mengalami penurunan 19,7% menjadi 648.494 kendaraan. Bahkan, volume penjualan di markasnya sendiri di Jerman juga turun 14,6%.
Sementara itu, penjualan BMW di China hingga September meningkat sebesar 6,4% atai sebanyak 560.367 unit. Sedangkan penjualan di Amerika Serikat turun 24,6% menjadi total 200.286 unit pada periode yang sama.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda