Mobil Otonom e-Palette Kembali Beroperasi, Sempat Disetop karena Tabrak Atlet
Selasa, 31 Agustus 2021 - 12:04 WIB
TOKYO - Produsen otomotif asal Jepang, Toyota kembali mengoperasikan mobil otonom e-Pallet setelah meningkatkan sistem keamanannya. Sebelumnya e-Pallet sempat disetop operasionalnya setelah menabrak seorang atlet Paralimpiade Tokyo 2020.
Melansir halaman Carscoops, Selasa (31/8/2021), Toyota kali ini sudah melakukan sebanyak tiga penyempurnaan pada angkutan otonom serta beberapa perubahan infrastruktur lainnya yang diyakini akan membuatnya lebih aman.
Perusahaan pertama-tama akan membuat suara peringatan seperti klakson untuk membantu membuat lebih banyak orang menyadarinya. Selain itu terjadi ubahan pada kontrol akselerasi dan deselerasi manual, dan menambah jumlah anggota kru.
Mengingat pada saat itu hanya terdapat enam pemandu di persimpangan. Sekarang ini telah ditambah menjadi 20 kru untuk meningkatkan keamanan extra. Pemandu tersebut akan diatur menjadi dua kelompok, satu untuk mengarahkan kendaraan dan satu lagi untuk mengarahkan pejalan kaki.
Panitia juga akan menegaskan kembali kepada semua pejalan kaki terkait aturan lingkungan berjalan. Rencananya langkah-langkah ini akan diterapkan mulai pukul 15.00 WIB, pada hari ini Selasa (31/8/2021).
Pada 26 Agustus lalu, Toyota mengatakan bahwa salah satu kendaraan otonom e-Palette miliknya menabrak pejalan kaki, yaitu seorang atlet gangguan pengelihatan pada pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020.
Saat itu, e-Palette sedang melaju dengan kecepatan sekitar 1- 2km/ jam. Namun insiden itu tidak menyebabkan luka parah, atlet tersebut kembali bisa bertanding setelah mendapat pengiobatan dan beristirahat.
Kejadian tersebut sontak membuat layanan antar jemput diberhentikan sementara untuk di telusuri lebih lanjut penyebab terjadinya tabrakan tersebut.
Hasil investigasi yang dilakukan Toyota , diketahui ada tiga faktor menjadi penyebab kecalakaan itu, yakni kendaraan, pejalan kaki, dan infrastruktur. Karena e-Palette hanya mendeteksi pejalan kaki saat berbelok di pertigaan dan berhenti.
Lalu operator manusia kemudian mengkonfirmasi bahwa kondisi aman dan kendaraan bergerak lagi ke persimpangan. Ketika pada persimpangan terdapat pejalan kaki menyebrangi jalan maka sistem pengereman otomatis kendaraan mencoba menghentikan kendaraan tetapi gagal melakukannya dan menabrak pejalan kaki tersebut.
Melansir halaman Carscoops, Selasa (31/8/2021), Toyota kali ini sudah melakukan sebanyak tiga penyempurnaan pada angkutan otonom serta beberapa perubahan infrastruktur lainnya yang diyakini akan membuatnya lebih aman.
Perusahaan pertama-tama akan membuat suara peringatan seperti klakson untuk membantu membuat lebih banyak orang menyadarinya. Selain itu terjadi ubahan pada kontrol akselerasi dan deselerasi manual, dan menambah jumlah anggota kru.
Mengingat pada saat itu hanya terdapat enam pemandu di persimpangan. Sekarang ini telah ditambah menjadi 20 kru untuk meningkatkan keamanan extra. Pemandu tersebut akan diatur menjadi dua kelompok, satu untuk mengarahkan kendaraan dan satu lagi untuk mengarahkan pejalan kaki.
Panitia juga akan menegaskan kembali kepada semua pejalan kaki terkait aturan lingkungan berjalan. Rencananya langkah-langkah ini akan diterapkan mulai pukul 15.00 WIB, pada hari ini Selasa (31/8/2021).
Pada 26 Agustus lalu, Toyota mengatakan bahwa salah satu kendaraan otonom e-Palette miliknya menabrak pejalan kaki, yaitu seorang atlet gangguan pengelihatan pada pertandingan Paralimpiade Tokyo 2020.
Saat itu, e-Palette sedang melaju dengan kecepatan sekitar 1- 2km/ jam. Namun insiden itu tidak menyebabkan luka parah, atlet tersebut kembali bisa bertanding setelah mendapat pengiobatan dan beristirahat.
Kejadian tersebut sontak membuat layanan antar jemput diberhentikan sementara untuk di telusuri lebih lanjut penyebab terjadinya tabrakan tersebut.
Hasil investigasi yang dilakukan Toyota , diketahui ada tiga faktor menjadi penyebab kecalakaan itu, yakni kendaraan, pejalan kaki, dan infrastruktur. Karena e-Palette hanya mendeteksi pejalan kaki saat berbelok di pertigaan dan berhenti.
Lalu operator manusia kemudian mengkonfirmasi bahwa kondisi aman dan kendaraan bergerak lagi ke persimpangan. Ketika pada persimpangan terdapat pejalan kaki menyebrangi jalan maka sistem pengereman otomatis kendaraan mencoba menghentikan kendaraan tetapi gagal melakukannya dan menabrak pejalan kaki tersebut.
(ysw)
tulis komentar anda