Rentetan Jawaban Yan yang Bikin WH0 dan China Tak Bisa Ngeles Lagi
Minggu, 12 Juli 2020 - 21:14 WIB
NEW YORK - Dr Limeng Yan saksi persekongkolan jahat China dan WHO membuat pengakuan mengejutkan terkait virus Corona. Dalam wawancara dengan Fox New Yan mengaku mengantongi s emua bukti terkait kejahatan China.
Dr. LiMeng Yan spesialisasi dalam virologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Hong Kong, menuduh China menutup-nutupi virus corona yang mengatakan Beijing tahu tentang virus yang mematikan dan juga menuduh penasihat WHO Profesor Malik Peiris tidak melakukan sesuatu tentang itu. BACA JUGA - Konsultan WHO asal China Bersaksi COVID-19 Hasil Persekongkolan Jahat
Bukti meyakinkan yang diberikan oleh para ilmuwan China adalah alasan utama di balik tindakan tegas yang diambil terhadap rezim China oleh negara-negara demokratis. BACA JUGA - Saksi Persekongkolan Jahat WHO dan China, Tahu Kelemahan COVID-19
Bekerja sebagai ahli virologi di Universitas Hong Kong, Yan ngeri dengan kekejaman PKC tetapi dirinya mengaku terinspirasi oleh keberanian para warga Hongkong.
Diminta oleh pengawasnya untuk tetap diam tentang penyebaran virus, dia mempertaruhkan nyawanya untuk memperingatkan dunia tentang patogen mematikan melalui Lude Show. BACA JUGA- Nih! Bukti-Bukti Milik Yan Terkait China dan WHO di Balik COVID-19
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox News Yan mengatakan: "Saya percaya pemerintah China tahu tentang virus corona jauh sebelum dinyatakan pandemi. dan Aku tahu bagaimana mereka memperlakukan pelapor. Beberapa ahli top, juga mengabaikan penelitian yang saya lakukan pada awal pandemi yang saya percaya bisa menyelamatkan banyak nyawa, kata Yan.
Yan, yang sekarang berada di Amerika Serikat, menuduh China berusaha mengancam dirinya mdan hidupnya dalam keadaan bahaya.
Yan mengaku sebagai salah satu ilmuwan pertama di dunia yang mempelajari virus corona baru, diminta oleh pembimbingnya di laboratorium rujukan Universitas dan WHO pada tahun 2019 untuk melihat gugus aneh kasus mirip SARS yang keluar dari daratan China pada akhir Desember 2019.
Dia juga diberitahu oleh seorang teman, seorang ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China, tentang kemungkinan penularan dari manusia ke manusia pada 31 Desember jauh sebelum China atau WHO mengakui tentang penyebaran semacam itu.
Kemudian pada 9 Januari, WHO mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “Menurut pihak berwenang China, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa pasien dan tidak mudah menular di antara orang-orang ... Ada informasi terbatas untuk menentukan risiko keseluruhan cluster yang dilaporkan ini. "
Tiba-tiba, semua dokter mengadakan diskusi rutin tentang virus tersebut. Bahkan WHO baru-baru ini mengubah timeline virus corona di situs webnya dengan mengatakan menerima informasi tentang COVID-19 dari para ilmuwan WHO dan bukan pihak berwenang China.
Enam bulan lalu, kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengklaim bahwa organisasi tersebut mendapatkan informasi tentang COVID-19 dari China.
Dr. LiMeng Yan spesialisasi dalam virologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Hong Kong, menuduh China menutup-nutupi virus corona yang mengatakan Beijing tahu tentang virus yang mematikan dan juga menuduh penasihat WHO Profesor Malik Peiris tidak melakukan sesuatu tentang itu. BACA JUGA - Konsultan WHO asal China Bersaksi COVID-19 Hasil Persekongkolan Jahat
Bukti meyakinkan yang diberikan oleh para ilmuwan China adalah alasan utama di balik tindakan tegas yang diambil terhadap rezim China oleh negara-negara demokratis. BACA JUGA - Saksi Persekongkolan Jahat WHO dan China, Tahu Kelemahan COVID-19
Bekerja sebagai ahli virologi di Universitas Hong Kong, Yan ngeri dengan kekejaman PKC tetapi dirinya mengaku terinspirasi oleh keberanian para warga Hongkong.
Diminta oleh pengawasnya untuk tetap diam tentang penyebaran virus, dia mempertaruhkan nyawanya untuk memperingatkan dunia tentang patogen mematikan melalui Lude Show. BACA JUGA- Nih! Bukti-Bukti Milik Yan Terkait China dan WHO di Balik COVID-19
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox News Yan mengatakan: "Saya percaya pemerintah China tahu tentang virus corona jauh sebelum dinyatakan pandemi. dan Aku tahu bagaimana mereka memperlakukan pelapor. Beberapa ahli top, juga mengabaikan penelitian yang saya lakukan pada awal pandemi yang saya percaya bisa menyelamatkan banyak nyawa, kata Yan.
Yan, yang sekarang berada di Amerika Serikat, menuduh China berusaha mengancam dirinya mdan hidupnya dalam keadaan bahaya.
Yan mengaku sebagai salah satu ilmuwan pertama di dunia yang mempelajari virus corona baru, diminta oleh pembimbingnya di laboratorium rujukan Universitas dan WHO pada tahun 2019 untuk melihat gugus aneh kasus mirip SARS yang keluar dari daratan China pada akhir Desember 2019.
Dia juga diberitahu oleh seorang teman, seorang ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China, tentang kemungkinan penularan dari manusia ke manusia pada 31 Desember jauh sebelum China atau WHO mengakui tentang penyebaran semacam itu.
Kemudian pada 9 Januari, WHO mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “Menurut pihak berwenang China, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit parah pada beberapa pasien dan tidak mudah menular di antara orang-orang ... Ada informasi terbatas untuk menentukan risiko keseluruhan cluster yang dilaporkan ini. "
Tiba-tiba, semua dokter mengadakan diskusi rutin tentang virus tersebut. Bahkan WHO baru-baru ini mengubah timeline virus corona di situs webnya dengan mengatakan menerima informasi tentang COVID-19 dari para ilmuwan WHO dan bukan pihak berwenang China.
Enam bulan lalu, kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengklaim bahwa organisasi tersebut mendapatkan informasi tentang COVID-19 dari China.
(wbs)
tulis komentar anda