Mudah Terbakar, Perusahaan Ekspedisi Laut Mulai Tolak Bawa Mobil Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Distribusi mobil listrik ke seluruh dunia terancam terhambat. Pasalnya perusahaan ekspedisi muatan kapa laut (EMKL) mulai ada yang menolak bawa mobil listrik karena mudah terbakar.
Penolakan itu dimulai oleh perusahaan ekspedisi dari Norwegia, Havila Kystruten. GoAutoNews Premium menyebutkan Havila Kystruten menolak karena kebakaran yang terjadi pada mobil listrik akan sangat parah dan sulit diatasi.
Mereka juga melihat overheating pada baterai mobil listrik saat proses pengiriman sulit dihindari. Apabila kebakaran terjadi maka akan ada efek berantai yang sulit dihentikan.
"Kebakaran mobil listrik menjadi sangat panas, dan mungkin ada risiko ledakan di mana gas beracun akan dilepaskan. Ini berarti Anda harus segera mengevakuasi kapal. Dalam kasus terburuk Anda dapat mengalami kerusakan total pada kapal, ” kata Lasse A Vangstein, Head of Communications Havila Kystruten.
Mike Phillips, analis dari firma hukum Watson Farley & Williams, mengatakan saat ini memang belum ada penelitian yang menyeluruh bahwa mobil listrik jauh lebih mudah terbakar dibanding mobil konvensional saat menjalani proses pengiriman. Hanya saja dia melihat bahwa sudah banyak kejadian bahwa penanganan mobil listrik yang terbakar jauh lebih rumit.
"Konsekuensinya berpotensi lebih buruk dan lebih sulit untuk ditangani. Teknik pemadam kebakaran tradisional belum tentu berhasil. Ini akan membedakan risiko mobil listrik dibanding mobil konvensional di atas kapal,” terangnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa baterai dengan SoC yang lebih tinggi memiliki risiko pengapian yang lebih tinggi saat terkena panas dan terbakar lebih parah saat dinyalakan. Dilihat dari sudut keamanan kebakaran, disarankan untuk mengangkut baterai lithium ion pada SoC rendah dan jauh dari sumber panas.
Penolakan itu dimulai oleh perusahaan ekspedisi dari Norwegia, Havila Kystruten. GoAutoNews Premium menyebutkan Havila Kystruten menolak karena kebakaran yang terjadi pada mobil listrik akan sangat parah dan sulit diatasi.
Mereka juga melihat overheating pada baterai mobil listrik saat proses pengiriman sulit dihindari. Apabila kebakaran terjadi maka akan ada efek berantai yang sulit dihentikan.
"Kebakaran mobil listrik menjadi sangat panas, dan mungkin ada risiko ledakan di mana gas beracun akan dilepaskan. Ini berarti Anda harus segera mengevakuasi kapal. Dalam kasus terburuk Anda dapat mengalami kerusakan total pada kapal, ” kata Lasse A Vangstein, Head of Communications Havila Kystruten.
Mike Phillips, analis dari firma hukum Watson Farley & Williams, mengatakan saat ini memang belum ada penelitian yang menyeluruh bahwa mobil listrik jauh lebih mudah terbakar dibanding mobil konvensional saat menjalani proses pengiriman. Hanya saja dia melihat bahwa sudah banyak kejadian bahwa penanganan mobil listrik yang terbakar jauh lebih rumit.
"Konsekuensinya berpotensi lebih buruk dan lebih sulit untuk ditangani. Teknik pemadam kebakaran tradisional belum tentu berhasil. Ini akan membedakan risiko mobil listrik dibanding mobil konvensional di atas kapal,” terangnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa baterai dengan SoC yang lebih tinggi memiliki risiko pengapian yang lebih tinggi saat terkena panas dan terbakar lebih parah saat dinyalakan. Dilihat dari sudut keamanan kebakaran, disarankan untuk mengangkut baterai lithium ion pada SoC rendah dan jauh dari sumber panas.