Mobil China Mulai Serbu Eropa, Bos Renault: Biarkan Saja!
loading...
A
A
A
MUNICH - Luca de Meo , bos Renault Group, tidak ingin mobil China dihambat dengan berbagai cara agar tidak bisa menyerbu Eropa. Mengapa?
Luca de Meo, CEO Renault Group , tidak ingin mobil-mobil China dihambat dengan berbagai cara agar tidak bisa menyerbu atau masuk ke kawasan Eropa.
Berbicara di pameran otomotif IAA Mobilty Munich 2023 , Senin (4/9/2023) kemarin, Luca de Meo mengatakan Eropa tidak perlu mengikuti jejak Amerika Serikat yang membuat aturan ketat agar mobil-mobil China tidak leluasa berjualan.
"Yang bisa kita lakukan adalah menerimanya, mempelajari mereka, dan tidak menyalahkan keadaan," ujar Luca de Meo.
Di ajang IAA Mobility Munich 2023, Renault bahkan harus berbagai panggung dengan mobil-mobil China lainnya seperti Nio, SERES, BYD, dan lain-lainnya. Diketahui di IAA Mobility Munich 2023, sebanyak 41 persen pesertanya adalah mobil-mobil China.
Luca de Meo menambahkan datangnya pemain-pemain baru yang berkembang dengan cepat bukan berarti mereka akan mendominasi pasar. Jadi, tindakan Amerika Serikat yang mengeluarkan peraturan Inflation Reduction Act (IRA) guna menekan perkembangan mobil China dianggap tidak perlu.
Dia bahkan mencontohkan kondisi yang pernah terjadi dimana mobil-mobil Jepang dan Korea Selatan membanjiri Eropa. Hingga kini mobil-mobil yang datang dari kedua negara tersebut belum juga berhasil mendominasi wilayah Benua Biru.
Renault Scenic bertenaga listrik di pameranIAA Mobilty Munich 2023.
"Jika dilihat dari keadaanya sekarang mobil-mobil non Eropa di Eropa itu hanya 25 persen. Tidak sampai 95 persen. Jadi kita tidak punya alasan melarang mereka yang ingin masuk dan ingin memberikan pilihan baru buat masyarakat Eropa," jelas Luca de Meo.
Dia justru melihat serbuan mobil-mobil China justru terjadi karena adanya dukungan yang kuat dari pemerintah China kepada mereka. Dari situ dia berharap agar Eropa juga melakukan hal yang sama pada mobil-mobil Eropa.
Luca de Meo, CEO Renault Group , tidak ingin mobil-mobil China dihambat dengan berbagai cara agar tidak bisa menyerbu atau masuk ke kawasan Eropa.
Berbicara di pameran otomotif IAA Mobilty Munich 2023 , Senin (4/9/2023) kemarin, Luca de Meo mengatakan Eropa tidak perlu mengikuti jejak Amerika Serikat yang membuat aturan ketat agar mobil-mobil China tidak leluasa berjualan.
"Yang bisa kita lakukan adalah menerimanya, mempelajari mereka, dan tidak menyalahkan keadaan," ujar Luca de Meo.
Di ajang IAA Mobility Munich 2023, Renault bahkan harus berbagai panggung dengan mobil-mobil China lainnya seperti Nio, SERES, BYD, dan lain-lainnya. Diketahui di IAA Mobility Munich 2023, sebanyak 41 persen pesertanya adalah mobil-mobil China.
Luca de Meo menambahkan datangnya pemain-pemain baru yang berkembang dengan cepat bukan berarti mereka akan mendominasi pasar. Jadi, tindakan Amerika Serikat yang mengeluarkan peraturan Inflation Reduction Act (IRA) guna menekan perkembangan mobil China dianggap tidak perlu.
Dia bahkan mencontohkan kondisi yang pernah terjadi dimana mobil-mobil Jepang dan Korea Selatan membanjiri Eropa. Hingga kini mobil-mobil yang datang dari kedua negara tersebut belum juga berhasil mendominasi wilayah Benua Biru.
Renault Scenic bertenaga listrik di pameranIAA Mobilty Munich 2023.
"Jika dilihat dari keadaanya sekarang mobil-mobil non Eropa di Eropa itu hanya 25 persen. Tidak sampai 95 persen. Jadi kita tidak punya alasan melarang mereka yang ingin masuk dan ingin memberikan pilihan baru buat masyarakat Eropa," jelas Luca de Meo.
Dia justru melihat serbuan mobil-mobil China justru terjadi karena adanya dukungan yang kuat dari pemerintah China kepada mereka. Dari situ dia berharap agar Eropa juga melakukan hal yang sama pada mobil-mobil Eropa.