Kalah Bersaing, Mitsubishi Akhirnya Angkat Kaki dari China
loading...
A
A
A
BEIJING - Persaingan yang kuat dari merek lokal, serta semakin populernya kendaraan listrik memaksa Mitsubishi Motors mengambil keputusan sulit . Mitsubishi menghentikan semua produksi kendaraan di China.
Menurut laporan dari Nikkei Asia Kamis (28/9/2023), perusahaan tersebut saat ini sedang dalam pembicaraan akhir dengan GAC untuk keluar dari usaha patungan GAC, Mitsubishi Motors.
Selain Mitsubishi, pabrikan asal Jepang seperti Nissan juga akan mengkaji ulang strategi bisnisnya.
GAC Mitsubishi Motors memiliki satu-satunya pabrik produksi yang berlokasi di Provinsi Hunan, dimana produksi kendaraan telah dihentikan pada bulan Maret dan operasi tidak akan dilanjutkan.
GAC, yang memiliki 50 persen saham di GAC Mitsubishi, diperkirakan akan menggunakan fasilitas pabrik yang ada untuk produksi kendaraan listrik.
Sepanjang tahun 2022, Mitsubishi hanya menjual 38.550 unit kendaraan atau turun 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Langkah meluncurkan model SUV listrik Airtrek EV (yang menggunakan basis Aion V) pada tahun 2021 sebagai jawaban atas tren peningkatan kepemilikan EV di China tampaknya belum membuahkan hasil yang memuaskan.
Dengan penarikan diri dari pasar Tiongkok, seluruh sumber daya akan difokuskan pada wilayah Asia Tenggara dan Oseania yang menyumbang sepertiga dari total penjualan global Mitsubishi.
Berdasarkan data Asosiasi Produsen Mobil China, penjualan kendaraan listrik pada tahun 2022 akan melonjak 80 persen menjadi 5,36 juta unit, menyumbang 20 persen dari total penjualan kendaraan di sana.
Firma riset MarkLines menemukan, dari total penjualan mobil penumpang sebanyak 23,56 juta unit pada tahun yang sama, lebih dari separuhnya didominasi merek China (50,7 persen) dengan peningkatan sebesar 5,2 persen.
Sedangkan merek Jepang hanya menguasai 18,3 persen, turun 2,8 persen dibandingkan tahun 2021.
Menurut laporan dari Nikkei Asia Kamis (28/9/2023), perusahaan tersebut saat ini sedang dalam pembicaraan akhir dengan GAC untuk keluar dari usaha patungan GAC, Mitsubishi Motors.
Selain Mitsubishi, pabrikan asal Jepang seperti Nissan juga akan mengkaji ulang strategi bisnisnya.
GAC Mitsubishi Motors memiliki satu-satunya pabrik produksi yang berlokasi di Provinsi Hunan, dimana produksi kendaraan telah dihentikan pada bulan Maret dan operasi tidak akan dilanjutkan.
GAC, yang memiliki 50 persen saham di GAC Mitsubishi, diperkirakan akan menggunakan fasilitas pabrik yang ada untuk produksi kendaraan listrik.
Sepanjang tahun 2022, Mitsubishi hanya menjual 38.550 unit kendaraan atau turun 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Langkah meluncurkan model SUV listrik Airtrek EV (yang menggunakan basis Aion V) pada tahun 2021 sebagai jawaban atas tren peningkatan kepemilikan EV di China tampaknya belum membuahkan hasil yang memuaskan.
Dengan penarikan diri dari pasar Tiongkok, seluruh sumber daya akan difokuskan pada wilayah Asia Tenggara dan Oseania yang menyumbang sepertiga dari total penjualan global Mitsubishi.
Berdasarkan data Asosiasi Produsen Mobil China, penjualan kendaraan listrik pada tahun 2022 akan melonjak 80 persen menjadi 5,36 juta unit, menyumbang 20 persen dari total penjualan kendaraan di sana.
Firma riset MarkLines menemukan, dari total penjualan mobil penumpang sebanyak 23,56 juta unit pada tahun yang sama, lebih dari separuhnya didominasi merek China (50,7 persen) dengan peningkatan sebesar 5,2 persen.
Sedangkan merek Jepang hanya menguasai 18,3 persen, turun 2,8 persen dibandingkan tahun 2021.
(wbs)