Ahli IT Ungkap Data COVID-19 Institut Virologi Wuhan Dihapus

Senin, 24 Agustus 2020 - 19:37 WIB
loading...
Ahli IT Ungkap Data...
Robert Potter, pakar keamanan siber .FOTO/ IST
A A A
WUHAN - Institut Virologi Wuhan sebuah lembaga di China yang dicurigai menyimpan semua rahasia alias data-data virus SARS-CoV-2 atau COVID-19. Parahnya diketahui data-data soal corona telah dihapus oleh pemerintah China diganti dengan data palsu.



Robert Potter, pakar keamanan siber bersama Christopher Balding, profesor asal Vietnam dari Universitas Fulbright menerima wawancara media Australia ‘Sky News‘ pada 16 Agustus 2020, Robert Potter mengungkapkan bahwa ada peretas yang menyusup ke database Institut Virologi Wuhan, dan mengirimkan sejumlah data kepada dirinya dan Profesor Balding.(Baca juga: Dibujuk Soetrisno Bachir, Amien Rais Diyakini Ogah Balik ke PAN )

Setelah melakukan analisis, mereka menemukan bahwa data tersebut sangat berbeda dengan data yang dirilis secara publik oleh pemerintah China kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Laporan itu dikutip oleh media Taiwan ‘Liberty Times’.

Potter juga mengungkapkan bahwa dalam penelitian mereka, mereka juga menemukan bahwa Institut Virologi Wuhan telah membersihkan sejumlah besar data dan menghasilkan data baru setelah mengubahnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah China melakukan pemalsuan datanya.

Ini berarti bahwa ketika Komunis Tiongkok menyadari bahwa virus Corona atau virus Komunis Tiongkok, akan menjadi pandemi global, sehingga mereka mulai menghapus data.

Sebelumnya Dr Li Meng Yan, seorang spesialis virologi di Hong Kong's School of Public Health sempat membuat heboh ketika dia tiba di Amerika dan menuduh pemerintahnya menutup-nutupi pandemi Covid-19.

Dia mengatakan bahwa dia sudah "dengan jelas menilai" bahwa virus corona baru diciptakan di laboratorium yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Namun, Beijing telah membantah tuduhan itu.

Berbicara dalam wawancara langsung dengan Taiwan News Agency Lude Press, Yan mengatakan; "Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1749 seconds (0.1#10.140)