Subsidi Gagal? AISI Sebut Penjualan Motor Listrik di Indonesia Masih Jauh dari Harapan

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 13:33 WIB
loading...
Subsidi Gagal? AISI...
Meskipun pemerintah telah memberikan berbagai insentif, penjualan motor listrik di Indonesia masih mandek karena sejumlah tantangan yang dihadapi. Foto: Electrum
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia gencar mempromosikan motor listrik sebagai solusi transportasi ramah lingkungan. Subsidi dan berbagai insentif digelontorkan untuk mendorong masyarakat beralih dari motor konvensional ke motor listrik.

Namun, kenyataannya, penjualan motor listrik masih jauh dari ekspektasi. Apa yang sebenarnya terjadi?

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengungkap sejumlah tantangan yang membuat motor listrik sulit menembus pasar Indonesia.

Data Penjualan Motor Listrik

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dari 2017 sampai 2023, penjualan motor listrik hanya berjumlah 54 ribu unit. Artinya, angka tersebut masih jauh dari yang diharapkan.

Tahun Penjualan (Unit)

2023 11.532
2024 (hingga Q1) 11.563

(Sumber: Sisapira)

Tantangan Terbesar Motor Listrik di Indonesia

1. Keterbatasan Jarak Tempuh dan Waktu Pengisian Daya

Jarak tempuh motor listrik yang terbatas dan waktu pengisian daya yang lama menjadi kendala utama bagi masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan motor konvensional yang praktis.
“Di dalam industrinya, penerimaan konsumen, ternyata tidak secepat roda empat. Alasannya keterbatasan jarak dan waktu charging lama, padahal pengendara motor butuh kecepatan dan range yang jauh,” ungkap Johannes Loman, Ketua Umum AISI.

2. Harga Masih Tinggi

Harga motor listrik saat ini masih relatif mahal dibandingkan motor konvensional. Hal ini menjadi pertimbangan utama bagi konsumen Indonesia yang sensitif terhadap harga.
"Yang tidak kalah penting harga dan peace of mind. Penerimaan konsumen itu yang penting, kalau konsumen kebutuhannya tercukupi, konsumen akan segera beralih," ungkap Loman.

3. Keterbatasan Infrastruktur Pendukung

Ketersediaan stasiun pengisian daya umum (SPLU) yang masih terbatas juga menjadi kendala dalam adopsi motor listrik. Konsumen khawatir akan kesulitan mengisi daya motor listrik mereka saat berpergian jauh.

4. Kurangnya Kesadaran dan Edukasi

Masyarakat masih kurang mendapatkan informasi dan edukasi yang cukup tentang keunggulan dan manfaat motor listrik. Hal ini menyebabkan banyak konsumen yang masih ragu untuk beralih ke motor listrik.


5. Nilai Jual Kembali

Konsumen Indonesia juga mempertimbangkan nilai jual kembali saat membeli kendaraan. Saat ini, pasar motor listrik bekas masih belum berkembang dengan baik, sehingga konsumen khawatir akan kesulitan menjual kembali motor listrik mereka dikemudianhari.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1374 seconds (0.1#10.140)