Honda-Nissan Merger Jadi Produsen Mobil Terbesar Nomor 3 Dunia, Siap Hadapi China?
loading...
A
A
A
CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan Foxconn tidak secara langsung mendekati perusahaannya. Dia juga mengakui bahwa situasi Nissan "parah."
Bahkan setelah merger, Toyota, yang meluncurkan 11,5 juta kendaraan pada 2023, akan tetap menjadi produsen mobil Jepang terbesar.
Jika mereka bergabung, tiga perusahaan yang lebih kecil akan membuat sekitar 8 juta kendaraan. Pada 2023, Honda membuat 4 juta dan Nissan memproduksi 3,4 juta. Mitsubishi Motors membuat lebih dari 1 juta.
"Kami telah menyadari bahwa agar kedua belah pihak menjadi pemimpin dalam transformasi mobilitas ini, perlu untuk membuat perubahan yang lebih berani," kata Mibe.
Nissan, Honda, dan Mitsubishi sebelumnya sepakat untuk berbagi komponen untuk kendaraan listrik seperti baterai dan untuk bersama-sama meneliti perangkat lunak untuk mengemudi otonom agar beradaptasi lebih baik dengan elektrifikasi.
Nissan telah berjuang setelah skandal yang dimulai dengan penangkapan mantan CEO Carlos Ghosn pada akhir 2018 atas tuduhan penipuan dan penyalahgunaan aset perusahaan. Tuduhan tersebut dia bantah. Ghosn akhirnya dibebaskan dengan jaminan dan melarikan diri ke Lebanon.
Berbicara pada hari Senin kepada wartawan di Tokyo melalui tautan video, Ghosn menyebut rencana merger itu sebagai "langkah putus asa."
Sam Fiorani, wakil presiden AutoForecast Solutions, mengatakan kepada The Associated Press, bahwa Honda bisa mengutilisasi model-model truk offroad besar milik Nissan seperti Armada dan Infiniti QX80.
Nissan juga memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam membangun baterai dan kendaraan listrik, dan powertrain hybrid gas-listrik yang dapat membantu Honda dalam mengembangkan EV dan hibrida generasi berikutnya.
Nissan mengatakan bahwa pada November mereka telah memangkas 9.000 pekerjaan, atau sekitar 6% dari tenaga kerja globalnya, dan mengurangi kapasitas produksi globalnya sebesar 20% setelah melaporkan kerugian kuartalan sebesar 9,3 miliar yen (Rp1,02 triliun).
Bahkan setelah merger, Toyota, yang meluncurkan 11,5 juta kendaraan pada 2023, akan tetap menjadi produsen mobil Jepang terbesar.
Jika mereka bergabung, tiga perusahaan yang lebih kecil akan membuat sekitar 8 juta kendaraan. Pada 2023, Honda membuat 4 juta dan Nissan memproduksi 3,4 juta. Mitsubishi Motors membuat lebih dari 1 juta.
"Kami telah menyadari bahwa agar kedua belah pihak menjadi pemimpin dalam transformasi mobilitas ini, perlu untuk membuat perubahan yang lebih berani," kata Mibe.
Nissan, Honda, dan Mitsubishi sebelumnya sepakat untuk berbagi komponen untuk kendaraan listrik seperti baterai dan untuk bersama-sama meneliti perangkat lunak untuk mengemudi otonom agar beradaptasi lebih baik dengan elektrifikasi.
Nissan telah berjuang setelah skandal yang dimulai dengan penangkapan mantan CEO Carlos Ghosn pada akhir 2018 atas tuduhan penipuan dan penyalahgunaan aset perusahaan. Tuduhan tersebut dia bantah. Ghosn akhirnya dibebaskan dengan jaminan dan melarikan diri ke Lebanon.
Berbicara pada hari Senin kepada wartawan di Tokyo melalui tautan video, Ghosn menyebut rencana merger itu sebagai "langkah putus asa."
Sam Fiorani, wakil presiden AutoForecast Solutions, mengatakan kepada The Associated Press, bahwa Honda bisa mengutilisasi model-model truk offroad besar milik Nissan seperti Armada dan Infiniti QX80.
Nissan juga memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam membangun baterai dan kendaraan listrik, dan powertrain hybrid gas-listrik yang dapat membantu Honda dalam mengembangkan EV dan hibrida generasi berikutnya.
Nissan mengatakan bahwa pada November mereka telah memangkas 9.000 pekerjaan, atau sekitar 6% dari tenaga kerja globalnya, dan mengurangi kapasitas produksi globalnya sebesar 20% setelah melaporkan kerugian kuartalan sebesar 9,3 miliar yen (Rp1,02 triliun).
Lihat Juga :