Neta Auto Terancam Bangkrut: R&D Dibubarkan, Utang Menggunung, Protes Pemasok Memanas!
loading...

Neta Auto sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja di China. Foto; Reuters
A
A
A
JAKARTA - Badai finansial menerjang Neta Auto, produsen kendaraan listrik (EV) asal China. Kabar mengejutkan datang dari media Tiongkok, Leiphone, yang melaporkan bahwa Neta Auto terpaksa membubarkan seluruh tim riset dan pengembangan (R&D) mereka akibat masalah keuangan yang kian memburuk.
Langkah drastis ini diikuti dengan tawaran pesangon N+1 bagi karyawan yang bersedia menandatangani surat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sumber internal menyebutkan, sekitar 200 karyawan telah meninggalkan perusahaan dari total 1.700 tenaga kerja. Sementara itu, kantor pusat Neta Auto di Shanghai menjadi arena protes para pemasok yang menuntut pembayaran utang yang telah jatuh tempo. Beberapa pemasok dilaporkan bahkan terpaksa tidur di lantai gedung kantor pusat.
Untuk menekan kerugian, perusahaan terpaksa memangkas gaji karyawan yang tersisa hingga 75% dari tingkat gaji sebelum Oktober 2023. Ironisnya, beberapa karyawan yang telah mengundurkan diri sejak November 2023 dilaporkan belum menerima kompensasi yang dijanjikan.
Namun, kekhawatiran besar muncul terkait utang Neta Auto yang diperkirakan mencapai USD1,4 miliar atau Rp21,9 triliun rupiah. Meski Neta Auto sedang dalam pembicaraan pendanaan dengan investor diluar China, banyak pihak meragukan kemampuan perusahaan untuk bangkit dari keterpurukan.
Sejarah Neta Auto
Neta Auto, yang diluncurkan sebagai merek NEV (New Energy Vehicle) arus utama oleh Hozon Auto pada 2018, awalnya diharapkan dapat mengikuti kesuksesan film animasi Tiongkok populer "Nezha 2". Namun, kenyataan pahit harus dihadapi perusahaan ini.
Pada November 2024, rumor kebangkrutan telah beredar luas. Meskipun Neta Auto dikabarkan berhasil memperoleh investasi USD818,8 juta atau Rp12,8 triliun rupiah, dana tersebut tampaknya tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari jurang kehancuran.
Antara tahun 2021 dan 2023, Neta Auto dilaporkan mengalami kerugian kumulatif sebesar USD 2,4 miliar atau Rp37,6 triliun. Pada 2022, margin kotor perusahaan bahkan tercatat negatifsebesar14,9%.
Langkah drastis ini diikuti dengan tawaran pesangon N+1 bagi karyawan yang bersedia menandatangani surat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sumber internal menyebutkan, sekitar 200 karyawan telah meninggalkan perusahaan dari total 1.700 tenaga kerja. Sementara itu, kantor pusat Neta Auto di Shanghai menjadi arena protes para pemasok yang menuntut pembayaran utang yang telah jatuh tempo. Beberapa pemasok dilaporkan bahkan terpaksa tidur di lantai gedung kantor pusat.
Penjualan Anjlok, Gaji Dipangkas Drastis!
Dari sisi penjualan, Neta Auto mengalami penurunan yang sangat signifikan. Menurut data China EV DataTracker, penjualan Januari 2025 mereka anjlok 98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Februari 2025, penjualan bahkan tak mencapai 400 unit.Untuk menekan kerugian, perusahaan terpaksa memangkas gaji karyawan yang tersisa hingga 75% dari tingkat gaji sebelum Oktober 2023. Ironisnya, beberapa karyawan yang telah mengundurkan diri sejak November 2023 dilaporkan belum menerima kompensasi yang dijanjikan.
Strategi Gagal, Utang Menggunung!
Sumber internal mengungkapkan, krisis ini sebagian besar disebabkan oleh strategi mantan CEO yang terlalu fokus pada saluran B2B (business-to-business) dan mengabaikan area lain. Fang Yunzhou, pendiri Neta Auto yang kini kembali menjabat sebagai CEO, telah mengumumkan rencana reformasi yang berfokus pada pasar luar negeri dan produk yang menguntungkan.Namun, kekhawatiran besar muncul terkait utang Neta Auto yang diperkirakan mencapai USD1,4 miliar atau Rp21,9 triliun rupiah. Meski Neta Auto sedang dalam pembicaraan pendanaan dengan investor diluar China, banyak pihak meragukan kemampuan perusahaan untuk bangkit dari keterpurukan.
Sejarah Neta Auto
![Neta Auto Terancam Bangkrut: R&D Dibubarkan, Utang Menggunung, Protes Pemasok Memanas!]()
Neta Auto, yang diluncurkan sebagai merek NEV (New Energy Vehicle) arus utama oleh Hozon Auto pada 2018, awalnya diharapkan dapat mengikuti kesuksesan film animasi Tiongkok populer "Nezha 2". Namun, kenyataan pahit harus dihadapi perusahaan ini.
Pada November 2024, rumor kebangkrutan telah beredar luas. Meskipun Neta Auto dikabarkan berhasil memperoleh investasi USD818,8 juta atau Rp12,8 triliun rupiah, dana tersebut tampaknya tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari jurang kehancuran.
Gugatan Pemasok, Kerugian Menggunung!
Pemasok Efort bahkan mengajukan gugatan terhadap Neta Auto karena utang sebesar USD6,7 juta atau Rp105 miliar. Selain itu, laporan Caixin menyebutkan bahwa Neta Auto telah melakukan PHK massal sejak November 2024 karena kesulitan membayar gaji karyawan.Antara tahun 2021 dan 2023, Neta Auto dilaporkan mengalami kerugian kumulatif sebesar USD 2,4 miliar atau Rp37,6 triliun. Pada 2022, margin kotor perusahaan bahkan tercatat negatifsebesar14,9%.
(dan)
Lihat Juga :