Menristek dan GIPA Ajak Anak-Anak Indonesia Berkarir di Artificial Intelligence

Rabu, 14 Oktober 2020 - 19:43 WIB
loading...
Menristek dan GIPA Ajak...
Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) mengadakan forum dengan tiga narasumber yang bekerja di Microsoft, Citigroup, dan Google di AS dan Singapura. FOTO/DOK SINDOnews
A A A
NEW YORK - Kemajuan teknologi kini melanda setiap negara, bahkan Penerapan Artificial Intelligence dan Machine Learning (AI/ML) di berbagai industri diprediksi akan meningkatkan produktivitas global sebesar USD13 Triliun. BACA JUGA - Sama seperti RX King, Stigma Jahat Melekat di Land Cruiser

Sayangnya menurut McKinsey & Company lebih dari 40% perusahaan menilai kurangnya SDM yang memiliki keahlian di bidang ini menjadi kendala terbesar dalam investasi maupun implementasi AI/ML. (Baca juga: Paling Murah, tapi iPhone 12 Mini Hadir dengan 5G dan Kamera Mumpuni )

Sehingga Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) mengadakan forum Going Global Series: Predicting Your Roles in Artificial Intelligence and Machine Learning dengan tiga narasumber inspiratif yang bekerja di Microsoft, Citigroup, dan Google di Amerika Serikat dan Singapura.

“GIPA mengadakan forum Going Global ini untuk memberikan inspirasi bagi anak bangsa di luar negeri dan di Indonesia untuk berani berkarir secara global terutama di bidang AI/ML sebagai program kami untuk pembangunan SDM Indonesia” ujar Steven Marcelino, Chairman dari GIPA, yang merupakan sebuah asosiasi non-profit untuk kalangan profesional dan eksekutif bekerja di mancanegara dalam keterangan persnya Rabu 14/10/2020
Menristek dan GIPA Ajak Anak-Anak Indonesia Berkarir di Artificial Intelligence


“Kami berharap bisa membangun semangat baru dan membantu mahasiswa maupun profesional muda untuk bisa masuk ke bidang AI/ML yang seringkali dianggap rumit”, tukas Arcky Meraxa, Ph.D., kepala Professional Development yang merangkap kepala kawasan Amerika di GIPA.

Tercatat acara ini disaksikan langsung oleh lebih dari 1.100 mahasiswa dan profesional muda yang berdomisili di 120 kota dan 24 negara. “GIPA kali ini menggandeng Kemenristek/BRIN, KBRI Washington DC, serta didukung oleh PPI Dunia, Indonesian Professionals Association (IPA) di A.S. dan Singapura dalam pelaksanaan forum ini” ujar Hilmi Kartasasmita, Head of Indonesia di GIPA selaku MC dalam forum ini.

Going Global Series ini kemudian dibuka oleh Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, Ph.D., Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, yang mengapresiasi adanya forum ini yang sejalan dengan Strategi Nasional AI yang baru dipublikasikan. Menristek menegaskan krusialnya inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan mensukseskan visi Indonesia maju dalam mencapai negara berpenghasilan tinggi sebelum tahun 2045.

Dengan meningkatnya perkembangan teknologi AI di Indonesia, Prof. Bambang menekankan bahwa lebih dari sebelumnya, kehadiran para profesional dan eksekutif yang mahir di bidang teknologi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan transformasi digital di berbagai industri di Indonesia. Mantan Kepala Bappenas ini berharap kontribusi komunitas profesional mancanegara dalam 5 bidang prioritias yakni; (i) kesehatan; (ii) reformasi birokrasi; (iii) pendidikan dan riset; (iv) ketahanan pangan; dan (v) mobilitas dan kota cerdas.

Menristek dan GIPA Ajak Anak-Anak Indonesia Berkarir di Artificial Intelligence

Nurvirta Monarizqa (Mona) menuturkan kisah perjalanannya sebelum menjadi Data Scientist di Microsoft, Seattle. Mona yang mendapat gelar pascasarjananya dari New York University bercerita bahwa dalam mencari kerja, kegigihan sangat penting karena dia pun dulunya mengirim lamaran ke ratusan pekerjaan.

Bahkan seiring dia melamar dan melakukan interview, dia menyadari bahwa kesulitan utamanya bukanlah di kemampuan teknis, namun di rasa percaya diri. Oleh sebab itu, Mona memutuskan untuk bekerja selama 3 tahun di perusahaan yang lebih kecil dahulu di mana dia mengasah soft-skills dan tingkat percaya dirinya dengan berinteraksi langsung dengan berbagai klien, sebelum kemudian berpindah ke Microsoft.

''Mencari pekerjaan itu tentu tidak mudah, namun disinilah pentingnya kita bersikap ulet dan terus mempersiapkan diri sebaik mungkin, tanpa melupakan resume maupun proses interview yang ada.'' ujar Mona.

Sementara itu, Kartina Saifuddin (Wina), seorang Senior Vice President di Citi, New York memberi kilas balik kepada pengalamannya bekerja dan berkembang secara profesional. “Satu hal yang terus konsisten selama saya bekerja adalah pentingnya pikiran yang terbuka dan kemauan belajar,” tukas Wina yang sekarang memimpin tim manajemen data di salah satu bank terbesar di Amerika Serikat tersebut.
Menristek dan GIPA Ajak Anak-Anak Indonesia Berkarir di Artificial Intelligence

Dia pun bercerita bahwa perkembangan karirnya, dari mendapat gelar matematika dan ekonomi, bekerja di manajemen resiko, hingga sekarang hanya bisa terjadi karena dia memiliki rasa ingin tahu yang kuat. ‘Saya ingin tantangan yang baru dan keterampilan yang akan masih relevan 20 tahun kedepan nanti’, ujar Wina. Selain itu, membuat hubungan dan mencari mentor yang baik sedini mungkin juga penting untuk mendapat masukan dari orang-orang yang telah sebelumnya melewati proses yang ingin kita lalui.

Narasumber terakhir dari forum ini, Cipta Herwana (Cipta), kemudian mengingat balik asal muasal passion-nya di bidang komputer. “Aku ingat ketika masih SMP, aku melihat buku Visual Basic di rak buku ayahku; sejak saat itu aku jadi suka komputer dan bagaimana kita bisa menjelaskan hal-hal kompleks dengan sangat logis,” ujarnya.

Seiring waktu, pemuda yang sekarang berkarir sebagai Machine Learning Engineer di Google Pay ini semakin melihat potensi dari implementasi teknologi di berbagai sektor. “Kalau kita lihat sekarang AI/ML ini sudah mentransformasi berbagai hal: mulai metode penanganan COVID yang diberlakukan di Singapura hingga pengembangan mobil tanpa pengemudi, aku tidak sabar hingga AI/ML bisa membantu manusia dalam mengerjakan hal-hal yang bersifat repetitif,” ujar Cipta dengan matanya yang berbinar-binar.

Forum ini ditutup oleh Muhammad Lutfi, Dubes LBBP Indonesia untuk AS, yang kembali menekankan pentingnya inovasi terutama dalam mempersiapkan Indonesia agar dapat menjadi negara maju sebelum habisnya dividen demografi di tahun 2038. Contoh inovasi yang dibutuhkan adalah dalam bidang sustainable infrastructure: Saat ini produksi listrik di Indonesia yang berasal dari green power plant hanya sebesar kurang dari 5% - angka ini harus bisa naik hingga 25% di tahun mendatang.

“Indonesia akan dapat melakukan ini dengan orang-orang dan profesional seperti kalian. Semoga dengan teknologi digital ini kita bisa memulai banyak diskusi dan menjadi solusi [terhadap isu ini]. Saya mengharapkan bahwa melalui diskusi-diskusi seperti yang diadakan GIPA kali ini, kita dapat mempersiapkan lebih banyak orang untuk mengambil peran utama di pembentukan solusi tersebut” ujar Muhammad Lutfi, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM juga.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Honda Berniat Memperluas...
Honda Berniat Memperluas Bisnisnya hingga ke Luar Angkasa
Honda Bocorkan Interior...
Honda Bocorkan Interior Prototipe Prelude, Ini Isi Dalamannya
China Siap Aliri Energi...
China Siap Aliri Energi dari Luar Angkasa ke Mobil Listrik
Cara Nyetir Mobil di...
Cara Nyetir Mobil di Jalan Beton saat Mudik Lebaran
Mobil Luar Angkasa NASA...
Mobil Luar Angkasa NASA Rekam Penampakan Alien Tic Tac
Toyota Bakal Luncurkan...
Toyota Bakal Luncurkan Sembilan Model Baru Mobil Listrik pada 2026
Ini Tanda-tanda Mobil...
Ini Tanda-tanda Mobil Diisi Bensin Tak Sesuai RON
Mobil Terbang Listrik...
Mobil Terbang Listrik Mulai Melesat di Jalan California
Jualan Mobil Listri...
Jualan Mobil Listri di Indonesia, Geely Dituntut Bangun Pabrik
Rekomendasi
Ini Daftar Jadwal Konser...
Ini Daftar Jadwal Konser K-Pop dan Fan Meeting di Indonesia Sepanjang 2025
3 Artis Mualaf yang...
3 Artis Mualaf yang Tumbuh di Keluarga Pendeta, Penuh Toleransi
Elon Musk ingin Trump...
Elon Musk ingin Trump Batalkan Tarif, Apa Alasannya?
PWNU DKI Ingatkan Peran...
PWNU DKI Ingatkan Peran BPH dalam Mengelola Haji 2025
Mufti Besar Mesir Menolak...
Mufti Besar Mesir Menolak Fatwa Jihad Melawan Israel, Apa Alasannya?
China Mengutuk Tarif...
China Mengutuk Tarif Baru Trump 54%, Sebut Bentuk Intimidasi Ekonomi
Berita Terkini
Jangan Kedip! Promo...
Jangan Kedip! Promo Vespa April 2025: Diskon hingga Aksesori Gratis
8 jam yang lalu
Arus Balik Lebaran 2025:...
Arus Balik Lebaran 2025: 70 Persen Pemudik Berpacu dengan Waktu, Jabodetabek Kembali Berdenyut!
10 jam yang lalu
Geger Bos Besar Honda...
Geger Bos Besar Honda Shinji Aoyama Tiba-tiba Mundur, Ada Apa?
11 jam yang lalu
Murah dan Kuat Taktik...
Murah dan Kuat Taktik Suzuki yang Kini Dipakai Harley Davidson
12 jam yang lalu
Produsen Suku Cadang...
Produsen Suku Cadang Mobil Taiwan Berniat Angkat Kaki dari AS
14 jam yang lalu
Audi Ancam Keluar dari...
Audi Ancam Keluar dari AS Jika Kebijakan Tarif Impor Tidak Dihentikan
15 jam yang lalu
Infografis
Indonesia di Puncak...
Indonesia di Puncak Klasemen, Lolos ke Piala Dunia!
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved