Sederet Fakta Komodo, Hewan Pulau Rinca yang Disulap Jadi Jurassic Park
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabar mengenai isu pengembangan Jurassic Park di Pulau Rinca Nusa Tenggara Timur (NTT) kini sedang ramai dibicarakan. Padahal pulau tersebut dikenal sebagai salah satu habitat Komodo. (Baca juga: Mengenal Sejarah Taman Nasional Komodo yang Lagi Viral )
Nama Komodo langsung menjadi hewan yang banyak dicari setelah viral di media sosial karena dia 'menghadang' sebuah truk proyek. Komodo sendiri adalah pemangsa tingkat atas dalam lingkungannya, dan semua binatang yang terdapat di Taman Nasional Komodo dapat menjadi mangsa bagi mereka.
Hewan ini hanya ditemukan di Pulau Komodo , Pulau Rinca, Gili Motang, dan sebagian kecil di utara dan barat Flores. Tapi saat ini mereka sudah mulai punah di Padar.
Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di dunia. Hewan ini harus dilindungi karena mereka dianggap terancam akibat sangat terbatasnya rentang penyebaran populasinya.
Komodo kali pertama dieksplorasi Belanda pada 1910. Ketika itu, Letnan Steyn van Hensbroek, pegawai administrasi kolonial Hindia Belanda, mendengar cerita tentang “hewan seperti naga” dari seorang pilot yang diselamatkan ketika pesawatnya jatuh di sebuah pulau.
Pada 1912, Letnan Steyn mengirimkan tim ekspedisi ilmiah ke pulau tersebut. Sebuah foto dan sampel kulit hasil ekspedisi dikirimkan kepada Peter A Ouwens, Direktur Museum Zoologi dan Kebun Raya Bogor.
Dalam sebuah karya ilmiah yang dipublikasikan Peter A Ouwens 1912, komodo diperkenalkan ke dunia. Dan pada 1915, di bawah perencanaan pemerintah kolonial Hindia Belanda, komodo menjadi salah satu hewan pertama di dunia yang mendapat perlindungan, demikian tulis Pamela Nagami dalam Bitten: True Medical Stories of Bites and Stings, dikutip dari laman Historia, Senin (26/10/2020).
Komodo besar biasanya memiliki berat vadan sampai 90 kilogram (kg). Komodo yang terbesar yang pernah ditimbang memiliki berat badan 165,9 kg. Sementara, Komodo terbesar yang pernah dicatat memiliki panjang 3,13 meter.
Menurut Arnaz Mehta Erdman dalam bukunya yang berjudul A Natural History Guide to Komodo National Park, sulit untuk membedakan antara komodo jantan dan betina tanpa memeriksa pola sisik pada komodo jantan yang terdapat di bagian bawah pangkal ekornya.
Namun, satu cara untuk membedakannya adalah bahwa komodo dengan ukuran besar biasanya berkelamin jantan. Para ilmuwan percaya bahwa komodo dapat hidup sampai 50 tahun dan mungkin lebih lama.
Komodo yang masih muda, menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon. Tetapi komodo yang berukuran lebih panjang dari 1,5 meter tidak dapat memanjat dengan baik.
Karena Komodo adalah hewan berdarah dingin, maka mereka selalu berusaha terus menerus untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Di pagi hari, komodo harus memanaskan tubuhnya di sinar Matahari.
Jika suhu tubuhnya terlalu rendah, makanan di dalam perutnya dapat membusuk dan dapat menyebabkan muntah bahkan kematian.
Dalam keadaan takut, komodo dapat berlari hingga kecepatan 18 km/jam dalam jarak pendek. Biasanya komodo berlari dengan kecepatan yang lebih lambat sekitar 8-10 km/jam.
Fakta unik terkait komodo, air liur komodo dikenal mematikan karena mengandung banyak bakteri jahat. Setidaknya, ada 60 jenis bakteri pada air liur komodo.
Inilah yang membuat komodo hanya butuh satu gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah digigit dia akan pasif dan menunggu dalam hitungan jam mangsanya mati mengenaskan akibat bakteri-bakteri tersebut. (Baca juga: Munarman FPI Pastikan Beri Bantuan Pengacara untuk Gus Nur )
Nama Komodo langsung menjadi hewan yang banyak dicari setelah viral di media sosial karena dia 'menghadang' sebuah truk proyek. Komodo sendiri adalah pemangsa tingkat atas dalam lingkungannya, dan semua binatang yang terdapat di Taman Nasional Komodo dapat menjadi mangsa bagi mereka.
Hewan ini hanya ditemukan di Pulau Komodo , Pulau Rinca, Gili Motang, dan sebagian kecil di utara dan barat Flores. Tapi saat ini mereka sudah mulai punah di Padar.
Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di dunia. Hewan ini harus dilindungi karena mereka dianggap terancam akibat sangat terbatasnya rentang penyebaran populasinya.
Komodo kali pertama dieksplorasi Belanda pada 1910. Ketika itu, Letnan Steyn van Hensbroek, pegawai administrasi kolonial Hindia Belanda, mendengar cerita tentang “hewan seperti naga” dari seorang pilot yang diselamatkan ketika pesawatnya jatuh di sebuah pulau.
Pada 1912, Letnan Steyn mengirimkan tim ekspedisi ilmiah ke pulau tersebut. Sebuah foto dan sampel kulit hasil ekspedisi dikirimkan kepada Peter A Ouwens, Direktur Museum Zoologi dan Kebun Raya Bogor.
Dalam sebuah karya ilmiah yang dipublikasikan Peter A Ouwens 1912, komodo diperkenalkan ke dunia. Dan pada 1915, di bawah perencanaan pemerintah kolonial Hindia Belanda, komodo menjadi salah satu hewan pertama di dunia yang mendapat perlindungan, demikian tulis Pamela Nagami dalam Bitten: True Medical Stories of Bites and Stings, dikutip dari laman Historia, Senin (26/10/2020).
Komodo besar biasanya memiliki berat vadan sampai 90 kilogram (kg). Komodo yang terbesar yang pernah ditimbang memiliki berat badan 165,9 kg. Sementara, Komodo terbesar yang pernah dicatat memiliki panjang 3,13 meter.
Menurut Arnaz Mehta Erdman dalam bukunya yang berjudul A Natural History Guide to Komodo National Park, sulit untuk membedakan antara komodo jantan dan betina tanpa memeriksa pola sisik pada komodo jantan yang terdapat di bagian bawah pangkal ekornya.
Namun, satu cara untuk membedakannya adalah bahwa komodo dengan ukuran besar biasanya berkelamin jantan. Para ilmuwan percaya bahwa komodo dapat hidup sampai 50 tahun dan mungkin lebih lama.
Komodo yang masih muda, menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon. Tetapi komodo yang berukuran lebih panjang dari 1,5 meter tidak dapat memanjat dengan baik.
Karena Komodo adalah hewan berdarah dingin, maka mereka selalu berusaha terus menerus untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Di pagi hari, komodo harus memanaskan tubuhnya di sinar Matahari.
Jika suhu tubuhnya terlalu rendah, makanan di dalam perutnya dapat membusuk dan dapat menyebabkan muntah bahkan kematian.
Dalam keadaan takut, komodo dapat berlari hingga kecepatan 18 km/jam dalam jarak pendek. Biasanya komodo berlari dengan kecepatan yang lebih lambat sekitar 8-10 km/jam.
Fakta unik terkait komodo, air liur komodo dikenal mematikan karena mengandung banyak bakteri jahat. Setidaknya, ada 60 jenis bakteri pada air liur komodo.
Inilah yang membuat komodo hanya butuh satu gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah digigit dia akan pasif dan menunggu dalam hitungan jam mangsanya mati mengenaskan akibat bakteri-bakteri tersebut. (Baca juga: Munarman FPI Pastikan Beri Bantuan Pengacara untuk Gus Nur )
(iqb)