Begini 6 Tips Mempromosikan Film ala Sutradara Ernest Prakasa!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah produksi film dilakukan, tahap terpenting selanjutnya adalah mempromosikannya ke masyarakat. Ternyata, bagian akhir yang terkesan sepele ini justru menjadi salah satu penentu apakah sebuah film laku atau tidak. BACA JUGA: Mazda Tribute, Miata Versi SUV yang Bisa Diservis di Bengkel Ford
Hal tersebut disampaikan oleh sutradara Ernest Prakasa dalam rangkaian kegiatan Cerita Sinema Workshop, bagian dari acara Samsung Galaxy Movie Studio 2020 (GMS 2020) yang berkolaborasi dengan Festival Film Indonesia (FFI).
Ernest menyebut bahwa mempromosikan film ternyata harus sejalan dengan pembuatan film. ”Dimulai dari tahap pra-produksi hingga pasca-produksi,” ujarnya.
Sutradara film Cek Toko Sebelah, Ngenest The Movie, dan Susah Sinyal itu mengatakan, strategi promosi film harus terencana sedemikian rupa. ”Sehingga mendapatkan target pasar yang tepat dan baik juga,” ia menambahkan.
Promosi media sosial, Ernest mengatakan, bisa di eksplor kontennya dan dengan cara sekreatif mungkin. ”Berkomunikasi secara digital bisa terjadi lebih cepat dan live. Yang penting konsepnya harus direncanakan dengan baik sejak awal,” bebernya.
Setelah mengikuti rangkaian workshop, kesepuluh finalis GMS 2020 memang akan membuat video layaknya sebuah film menggunakan Samsung Galaxy Note20 Ultra.
Sepuluh karya tersebut akan diunggah di akun media sosial Samsung Indonesia. 4 pemenang terbaik dipilih kelompok juri Yandy Laurens, Nia Dinata dan Dian Sastrowardoyo.
Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronic Indonesia Taufiq Furqan menyebut bahwa nantinya peserta bisa memanfaatkan beragam fitur Samsung Galaxy Note20 series sebagai tool pembuatan materi promosi.
”Misalnya Single-Take yang bisa menghasilkan video, gif, hingga gambar dengan dan tanpa filter sekaligus,” bebernya.
Nah, berikut beberapa tips Ernest yang ia pelajari saat mempromosikan film-filmnya.
1. Film komersil maupun independent (indie) memiliki tantangannya masing-masing pada tahap promosi. Namun pada dasarnya konsepnya serupa. Jadi, kreator film indie pun tetap menganggap film mereka penting dan dipromosikan dengan optimal.
2. Bedakan Marketing vs Sales. Bagaimana membuat calon penonton berminat dulu baru mengubah minat tadi menjadi aksi nyata.
”Kalau kita berpikir jauh, sudah paham elemen apa yang mau ditonjolkan sebagai unique selling point, bahkan sejak proses produksinya, baik film mainstream maupun indie,” ungkap Ernest.
3. Walau berada di era digital, offline activation sama pentingnya dengan promosi online, karena kedua hal ini bisa saling berkaitan dan pengalaman yang dirasakan lebih ‘kaya’.
4. Di kondisi pandemi, media sosial menjadi sarana paling efektif dalam melakukan promosi terhadap film. Tapi tantangannya adalah, bagaimana dapat mengemas materi promosi film tersebut semenarik mungkin dalam waktu yang cukup singkat dan terbatas.
5. Bagaimanapun cara promosinya, hal yang paling esensial adalah kontennya itu sendiri.
6. Cara marketing paling jitu dan akan secara otomatis berjalan sendiri adalah word of mouth atau cerita dari mulut ke mulut, dan ini dapat tercipta dari konten yang bagus.
Hal tersebut disampaikan oleh sutradara Ernest Prakasa dalam rangkaian kegiatan Cerita Sinema Workshop, bagian dari acara Samsung Galaxy Movie Studio 2020 (GMS 2020) yang berkolaborasi dengan Festival Film Indonesia (FFI).
Ernest menyebut bahwa mempromosikan film ternyata harus sejalan dengan pembuatan film. ”Dimulai dari tahap pra-produksi hingga pasca-produksi,” ujarnya.
Sutradara film Cek Toko Sebelah, Ngenest The Movie, dan Susah Sinyal itu mengatakan, strategi promosi film harus terencana sedemikian rupa. ”Sehingga mendapatkan target pasar yang tepat dan baik juga,” ia menambahkan.
Promosi media sosial, Ernest mengatakan, bisa di eksplor kontennya dan dengan cara sekreatif mungkin. ”Berkomunikasi secara digital bisa terjadi lebih cepat dan live. Yang penting konsepnya harus direncanakan dengan baik sejak awal,” bebernya.
Setelah mengikuti rangkaian workshop, kesepuluh finalis GMS 2020 memang akan membuat video layaknya sebuah film menggunakan Samsung Galaxy Note20 Ultra.
Sepuluh karya tersebut akan diunggah di akun media sosial Samsung Indonesia. 4 pemenang terbaik dipilih kelompok juri Yandy Laurens, Nia Dinata dan Dian Sastrowardoyo.
Product Marketing Manager Samsung Mobile, Samsung Electronic Indonesia Taufiq Furqan menyebut bahwa nantinya peserta bisa memanfaatkan beragam fitur Samsung Galaxy Note20 series sebagai tool pembuatan materi promosi.
”Misalnya Single-Take yang bisa menghasilkan video, gif, hingga gambar dengan dan tanpa filter sekaligus,” bebernya.
Nah, berikut beberapa tips Ernest yang ia pelajari saat mempromosikan film-filmnya.
1. Film komersil maupun independent (indie) memiliki tantangannya masing-masing pada tahap promosi. Namun pada dasarnya konsepnya serupa. Jadi, kreator film indie pun tetap menganggap film mereka penting dan dipromosikan dengan optimal.
2. Bedakan Marketing vs Sales. Bagaimana membuat calon penonton berminat dulu baru mengubah minat tadi menjadi aksi nyata.
”Kalau kita berpikir jauh, sudah paham elemen apa yang mau ditonjolkan sebagai unique selling point, bahkan sejak proses produksinya, baik film mainstream maupun indie,” ungkap Ernest.
3. Walau berada di era digital, offline activation sama pentingnya dengan promosi online, karena kedua hal ini bisa saling berkaitan dan pengalaman yang dirasakan lebih ‘kaya’.
4. Di kondisi pandemi, media sosial menjadi sarana paling efektif dalam melakukan promosi terhadap film. Tapi tantangannya adalah, bagaimana dapat mengemas materi promosi film tersebut semenarik mungkin dalam waktu yang cukup singkat dan terbatas.
5. Bagaimanapun cara promosinya, hal yang paling esensial adalah kontennya itu sendiri.
6. Cara marketing paling jitu dan akan secara otomatis berjalan sendiri adalah word of mouth atau cerita dari mulut ke mulut, dan ini dapat tercipta dari konten yang bagus.
(dan)