Saran Cerdas Para Pakar untuk Perusahaan yang Menjalankan WFH

Kamis, 23 April 2020 - 16:19 WIB
loading...
Saran Cerdas Para Pakar...
Talkshow Kartini Day yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI), Rabu, 22 April 2020, dengan format seminar menggunakan aplikasi Zoom. FOTO/ Ist
A A A
JAKARTA - Perusahaan dapat mengurangi tunjangan transportasi karyawan saat diberlakukannya bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang disebabkan pandemic COVID-19.

"WFH ini tidak dikehendaki pengusaha maupun pekerja, tetapi situasi ini terpaksa karena pandemic COVID-19," kata pakar perburuhan dari Universitas Indonesia Prof Dr Aloysius Uwiyono SH MH di Jakarta, Kamis, saat menjadi pembicara dalam Talkshow Kartini Day yang diselenggarakan Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI), Rabu, 22 April 2020, dengan format seminar menggunakan aplikasi Zoom.

Meski bekerja dari rumah, baik pekerja maupun pengusaha, harus tetap melaksanakan hak dan kewajibannya. Namun pengusaha dapat mengurangi tunjangan transportasi karyawan jika kondisi keuangan perusahaan kurang begitu baik.
Uwiyono menambahkan perusahaan tidak bisa memecat atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya jika tidak mengalami kerugian terus-menerus yang mengakibatkan perusahaan tutup.

Namun, kata dia, baik pengusaha maupun pekerja dapat melakukan negosiasi dengan memiliki Pasal 93 Ayat 3 UU 13/2003. Pengusaha dapat melakukan PHK pada karyawannya, setelah jangka waktu satu tahun dengan kewajiban membayar upah sebesar 100 persen gaji untuk empat bulan pertama, 75 persen gaji untuk empat bulan kedua, dan 50 persen gaji untuk empat bulan ketiga.

Meski berada dalam situasi pandemi COVID-19, kata dia, pengusaha tetap memiliki kewajiban untuk membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) dan kewajiban lainnya.

Sementara praktisi hukum A Kemalsjah Siregar, sebagai salah satu pembicara talkshow, menambahkan pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia merupakan peristiwa yang berada di luar kemampuan normal manusia dan digolongkan sebagai keadaan memaksa.

Pandemi itu juga mengakibatkan pengusaha di seluruh dunia terpaksa dan harus mengurangi kegiatannya secara drastis atau bahkan menghentikan kegiatan usahanya, berdampak pada pendapatan perusahaan.

"Pengusaha sebaiknya mencapai kesepakatan dengan pekerja apabila tidak membayarkan upah atau membayar kurang upah. Tidak tepat untuk menggunakan istilah cuti di luar tanggungan," kata Kemal.

Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Iluni FHUI) Ashoya Ratam mengatakan sejak akhir Maret dampak WFH sudah dirasakan masyarakat. Meskipun yang merasakan paling berat adalah mereka yang memiliki pendapatan harian, seperti buruh, sopir, pengemudi ojek daring, pedagang kaki lima, dan lainnya.

"Kita tidak boleh terhalangi oleh kendala yang ada di depan mata, teknologi dapat kita manfaatkan pada saat WFH," kata Ashoya saat membuka talkshow.

“Semangat Kartini harus tetap tertanam di jiwa kita. Dalam kumpulan surat Kartini kepada sahabat penanya, J.H. Abendanon, yang dibukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kita harus yakin setelah masa sulit yang kita hadapi ini akan muncul sejuta titik terang baru,” kata Ashoya lagi.

Ashoya mengajak alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia untuk turut serta memberikan kontribusi bagi penanganan COVID-19 dan meringankan beban masyarakat yang terdampak COVID-19.

Kewajiban kita sebagai alumni yang harus turut serta memberikan kontribusi bagi bangsa dan membawa nama almamater FHUI. Kontribusi para peserta akan kita donasikan untuk kegiatan #PerangiCOVID-19 #BantuYangTerdampak.

“Semangat Kartini harus tetap tertanam di jiwa kita. Dalam kumpulan surat Kartini kepada sahabat penanya, J.H. Abendanon, yang dibukukan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kita harus yakin setelah masa sulit yang kita hadapi ini akan muncul sejuta titik terang baru,” kata Ashoya lagi.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Wanita Ini Tidur di...
Wanita Ini Tidur di Toilet Kantornya karena Tak Mampu Sewa Rumah, Itu Pun Bayar Rp116.000 Per Bulan
Manajer Perempuan di...
Manajer Perempuan di Nestle Meningkat, Ciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif
Presiden Prabowo Restui...
Presiden Prabowo Restui Moratorium Kirim Pekerja ke Arab Saudi Dicabut
Rekomendasi
Wamen P2MI Tegaskan...
Wamen P2MI Tegaskan Pemerintah Serius Urus Pekerja Migran Indonesia
5 Miliarder AS Ikut...
5 Miliarder AS Ikut Mendukung Trump, Kini Terpaksa Rugi hingga Rp30.272 Triliun
IHSG Hari Ini Berakhir...
IHSG Hari Ini Berakhir Melompat 4,79 Persen ke Level 6.254
Terima Uang Rp5 Juta...
Terima Uang Rp5 Juta dari Pengacara Ronald Tannur, Juru Sita PN Surabaya: Untuk Jajan dan Bagi-bagi
Hanif Dhakiri: Reformasi...
Hanif Dhakiri: Reformasi Impor Positif, harus Beri Ruang Produsen Dalam Negeri
Malam Ini di INTERUPSI...
Malam Ini di INTERUPSI Pertemuan Prabowo-Mega: Silaturahmi Bukan Koalisi? Bersama Ariyo Ardi, Anisha Dasuki, Ruhut Sitompul, Adi Prayitno, dan Narasumber Lainnya, Live di iNews
Berita Terkini
Harley Davidson Cari...
Harley Davidson Cari CEO Baru untuk Hadapi Tarif Impor Baru AS
2 jam yang lalu
Pengamat: Korban Terparah...
Pengamat: Korban Terparah dari Tarif Trump adalah Produsen Mobil AS
4 jam yang lalu
Stellantis Yakin Tarif...
Stellantis Yakin Tarif Impor AS Berimbas ke Alfa Romeo dan Maserati
7 jam yang lalu
Ducati Panigale V4 Lamborghini...
Ducati Panigale V4 Lamborghini Diperkenalkan, Diproduksi hanya 630 Unit
9 jam yang lalu
China, Jepang, dan Korsel...
China, Jepang, dan Korsel Bersatu Melawan Tarif Impor Kendaraan AS
17 jam yang lalu
200+ Mobil Listrik dan...
200+ Mobil Listrik dan Hybrid MG Ludes Terbakar di Filipina, Mitos Baterai EV Meledak Terbantahkan?
20 jam yang lalu
Infografis
Prabowo: Yang Tidak...
Prabowo: Yang Tidak Mau Bekerja untuk Rakyat, Saya akan Singkirkan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved