Motor Listrik Karya Anak Bangsa Resmi Dirilis, Diklaim Anti Banjir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Motor listrik kolaborasi antara PT Electron dan PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) yang menaungi motor listrik Gesits resmi dikenalkan pada Rabu (6/4) di kawasan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Klaimnya, anti banjir!
”Ini 100 persen murni karya anak bangsa, jadi nggak ada dari luar,” kata Direktur PT Elektron Aristo Labare.
Dia menyebutkan, kehadiran motor listrik ini bisa menjadi solusi di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
”Solusi banget, terasa banget karena kalau misalkan kita ngecharge , artinya kita nggak butuh lagi beli bahan bakar keluar ya, dan tidak tergantung dari harga minyak,” terangnya.
Aristo merincikan sejumlah kelebihan dari motor listrik tersebut dibandingkan motor konvensional yang menggunakan BBM. Selain memiliki keunggulan dari sisi ekonomis karena tidak membutuhkan BBM, motor listrik ini diklaim anti banjir.
”Pertama, untuk motor Gesits ini pasti lebih hemat dibandingkan motor konvensional. Kedua, kita ada gigi mundur, kemudian di banjir nggak akan mati, yang pasti hematnya terasa banget,” tutur Aristo.
Motor listrik tersebut dibekali baterai yang bisa menempuh jarak 50 Kilometer. Sedangkan pengisian baterai membutuhkan waktu 5 jam.
”Tapi, di-charge 30 menit bisa jalan 10 kilometer, jadi aman. Banyak orang khawatir kalau mati di jalan gimana? Ya sudah tinggal cari colokan aja. Dicolok 30 menit bisa langsung jalan lagi,” kata dia.
Aristo menuturkan, motor listrik karya anak bangsa itu mulai dijual dengan harga Rp28,6 juta per unit.
Motor listrik tersebut rencananya baru dipasarkan di wilayah Jabodetabek, meski tidak menutup kemungkinan penjualannya bakal diperluas dalam 3 bulan ke depan.
Sementara itu, Direktur PT WIMA M Samiarto mengapresiasi dukungan dari PT Elektron atas hadirnya motor listrik ini. Ia mengatakan, kehadiran motor listrik tersebut juga berkaitan dengan isu lingkungan di Indonesia.
Baca Juga: Kolaborasi Pengembangan Infrastruktur Kendaraan Listrik
”Jadi fokus kita bagaimana kendaraan listrik ini untuk lingkungan harus kita jaga, terutama di Indonesia. Penggunaan roda dua cukup banyak ya. Saya rasa dengan kendaraan listrik akan lebih baik,” ujar Samiarto.
”Ini 100 persen murni karya anak bangsa, jadi nggak ada dari luar,” kata Direktur PT Elektron Aristo Labare.
Dia menyebutkan, kehadiran motor listrik ini bisa menjadi solusi di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
”Solusi banget, terasa banget karena kalau misalkan kita ngecharge , artinya kita nggak butuh lagi beli bahan bakar keluar ya, dan tidak tergantung dari harga minyak,” terangnya.
Aristo merincikan sejumlah kelebihan dari motor listrik tersebut dibandingkan motor konvensional yang menggunakan BBM. Selain memiliki keunggulan dari sisi ekonomis karena tidak membutuhkan BBM, motor listrik ini diklaim anti banjir.
”Pertama, untuk motor Gesits ini pasti lebih hemat dibandingkan motor konvensional. Kedua, kita ada gigi mundur, kemudian di banjir nggak akan mati, yang pasti hematnya terasa banget,” tutur Aristo.
Motor listrik tersebut dibekali baterai yang bisa menempuh jarak 50 Kilometer. Sedangkan pengisian baterai membutuhkan waktu 5 jam.
”Tapi, di-charge 30 menit bisa jalan 10 kilometer, jadi aman. Banyak orang khawatir kalau mati di jalan gimana? Ya sudah tinggal cari colokan aja. Dicolok 30 menit bisa langsung jalan lagi,” kata dia.
Aristo menuturkan, motor listrik karya anak bangsa itu mulai dijual dengan harga Rp28,6 juta per unit.
Motor listrik tersebut rencananya baru dipasarkan di wilayah Jabodetabek, meski tidak menutup kemungkinan penjualannya bakal diperluas dalam 3 bulan ke depan.
Sementara itu, Direktur PT WIMA M Samiarto mengapresiasi dukungan dari PT Elektron atas hadirnya motor listrik ini. Ia mengatakan, kehadiran motor listrik tersebut juga berkaitan dengan isu lingkungan di Indonesia.
Baca Juga: Kolaborasi Pengembangan Infrastruktur Kendaraan Listrik
”Jadi fokus kita bagaimana kendaraan listrik ini untuk lingkungan harus kita jaga, terutama di Indonesia. Penggunaan roda dua cukup banyak ya. Saya rasa dengan kendaraan listrik akan lebih baik,” ujar Samiarto.
(dan)