Samsung Bikin Terobosan Baterai Lithium
A
A
A
SEOUL - Perusahaan raksasa teknologi, Samsung, berhasil membuat terobosan dalam pengembangan teknologi untuk baterai lithium. Perusahaan asal Korea Selatan itu, melipatgandakan kapasitas baterai secara efektif.
Dikutip dari Raopidnewsnetwork, Senin (29/6/2015). secara khusus bagian penelitian di perusahaan telah mengembangkan teknologi untuk membuat bahan baru dari silikon katoda, untuk melapisi graphene dari permukaan silikon baterai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepadatan energi, hingga dua kali lipat dari yang ada sekarang.
Samsung menggunakan anoda silikon untuk meningkatkan kapasitas, agar lebih dari baterai biasa. Tetapi lapisan graphene akan tumbuh untuk meningkatkan kepadatan.
Baterai lithium yang saat ini dikembangkan dan dikomersialisasikan merupakan buatan Sony di tahun 90-an. Meskipun sudah lama, setiap tahunnya menjadi semakin baik, tetapi dari sisi materi memiliki keterbatasan sendiri.
Langakah meningkatkan kapasitas baterai ini diambil Samsung sebagai upaya untuk membedakan dirinya dari pesaing smartphone global lainnya. Perusahaan asal negeri Gingseng itu mengharapkan, bahwa bisa membawa perubahan yang signifikan untuk perangkat mobile dan industri automotif elektronik.
Sebagian besar pengembangan bahan baterai berkapasitas tinggi telah dilakukan di Amerika Serikat. Tapi masalah yang kerap muncul adalah teknologi utama kehidupan baterai lithium yang lebih pendek dari pengisian dan pemakaian secara konstan. Tanpa harus bergantung pada pembentukan silikon karbida, bahan graphene langsung ditanam ke permukaan lapisan silikon.
Pengamat industri mengatakan, teknologi ini mungkin masih memerlukan dua atau tiga tahun untuk komersialisasi. Artinya, baterai berkapasitas 2300 mAh dan 3000 mAh, kapasitas akan menjadi dua kali lipat pada 2018.
Tidak hanya kapasitasnya yang bertambah dua kali lipat, tapi juga proses pengisian pun akan lebih mudah. Secara ukuran akan sekitar 1,8 dan 1,5 kali lebih besar dari baterai lithium ion yang telah dikomersialkan.
Dikutip dari Raopidnewsnetwork, Senin (29/6/2015). secara khusus bagian penelitian di perusahaan telah mengembangkan teknologi untuk membuat bahan baru dari silikon katoda, untuk melapisi graphene dari permukaan silikon baterai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepadatan energi, hingga dua kali lipat dari yang ada sekarang.
Samsung menggunakan anoda silikon untuk meningkatkan kapasitas, agar lebih dari baterai biasa. Tetapi lapisan graphene akan tumbuh untuk meningkatkan kepadatan.
Baterai lithium yang saat ini dikembangkan dan dikomersialisasikan merupakan buatan Sony di tahun 90-an. Meskipun sudah lama, setiap tahunnya menjadi semakin baik, tetapi dari sisi materi memiliki keterbatasan sendiri.
Langakah meningkatkan kapasitas baterai ini diambil Samsung sebagai upaya untuk membedakan dirinya dari pesaing smartphone global lainnya. Perusahaan asal negeri Gingseng itu mengharapkan, bahwa bisa membawa perubahan yang signifikan untuk perangkat mobile dan industri automotif elektronik.
Sebagian besar pengembangan bahan baterai berkapasitas tinggi telah dilakukan di Amerika Serikat. Tapi masalah yang kerap muncul adalah teknologi utama kehidupan baterai lithium yang lebih pendek dari pengisian dan pemakaian secara konstan. Tanpa harus bergantung pada pembentukan silikon karbida, bahan graphene langsung ditanam ke permukaan lapisan silikon.
Pengamat industri mengatakan, teknologi ini mungkin masih memerlukan dua atau tiga tahun untuk komersialisasi. Artinya, baterai berkapasitas 2300 mAh dan 3000 mAh, kapasitas akan menjadi dua kali lipat pada 2018.
Tidak hanya kapasitasnya yang bertambah dua kali lipat, tapi juga proses pengisian pun akan lebih mudah. Secara ukuran akan sekitar 1,8 dan 1,5 kali lebih besar dari baterai lithium ion yang telah dikomersialkan.
(dyt)