Honda Tak Mau Terjebak dalam Kondisi Ekonomi yang Lesu
A
A
A
KARAWANG - Kondisi perekonomian Indonesia yang masih kurang stabil saat ini, turut memberikan dampak kurang baik terhadap industri automotif Tanah Air. Hal ini juga dirasakan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM), perusahaan mobil yang berpusat di Jepang ini terus melakuakan monitor terhadap kondisi perekonomian saat ini agar tidak terus terbawa arus kebawah sambil menunggu kebijakan jitu Pemerintah.
"Susah memang kalau melihat paket kebijakan secara satu persatu, karena memang kebijakan harus dilakukan secara serentak. Kita harapkan paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dapat berjalan dengan baik, secara otomatis industri automotif juga akan merasakan dampaknya," ujar Marketing & Aftersales Service Director PT HPM, Jonfis Fandy, Rabu (30/9/2015).
Jonfis menambahkan, saat ini memang yang paling utama adalah menstabilkan perekonomian tanah air dahulu, mungkin dengan menurunkan harga dolar. Sebab kondisi saat ini bukan lagi kondisi yang sedang menurun, tapi memang sudah berada pada posisi bawah dan mudah-mudahan tidak sampai buttom.
"Honda terus melakukan monitor dalam kondisi-kondisi transisi seperti saat ini. Kalau sampai turun terus ya berarti kita pasang ikat pinggang akan lebih kencang lagi dan kita pasti akan mengambil strategi lain untuk menghadapinya," ujarnya.
Menurutnya, sejauh ini program penjualan Honda dan melakukan penetrasi-penetrasi kecil untuk membangun jaringan memang cukup berhasil. Strategi ini juga di dukung dengan menghadirkan produk-produk baru yang ternyata sangat membantu pada saat keadaan genting seperti ini.
"Susah memang kalau melihat paket kebijakan secara satu persatu, karena memang kebijakan harus dilakukan secara serentak. Kita harapkan paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dapat berjalan dengan baik, secara otomatis industri automotif juga akan merasakan dampaknya," ujar Marketing & Aftersales Service Director PT HPM, Jonfis Fandy, Rabu (30/9/2015).
Jonfis menambahkan, saat ini memang yang paling utama adalah menstabilkan perekonomian tanah air dahulu, mungkin dengan menurunkan harga dolar. Sebab kondisi saat ini bukan lagi kondisi yang sedang menurun, tapi memang sudah berada pada posisi bawah dan mudah-mudahan tidak sampai buttom.
"Honda terus melakukan monitor dalam kondisi-kondisi transisi seperti saat ini. Kalau sampai turun terus ya berarti kita pasang ikat pinggang akan lebih kencang lagi dan kita pasti akan mengambil strategi lain untuk menghadapinya," ujarnya.
Menurutnya, sejauh ini program penjualan Honda dan melakukan penetrasi-penetrasi kecil untuk membangun jaringan memang cukup berhasil. Strategi ini juga di dukung dengan menghadirkan produk-produk baru yang ternyata sangat membantu pada saat keadaan genting seperti ini.
(dol)