Volvo Uji Coba 100 Mobil Otonom di Jalan Umum
A
A
A
BEIJING - Volvo Cars mengumumkan akan menguji 100 mobil otonom di jalan umum dalam kondisi lalu lintas normal di sejumlah kota. Hal tersebut disampaikan dalam keterangan persnya di Beijing, China, baru-baru ini.
Dilansir dari Mashable Asia, rencana serupa dalam program yang disebut "Drive Me" di mana 100 mobil self-driving akan disewakan kepada konsumen di Gothenburg, Swedia, pada 2017.
Volvo percaya pengenalan teknologi mengemudi otonom dapat mengurangi tabrakan mobil. Selain itu, mobil self-driving yang dapat berkomunikasi satu sama lain memiliki kemampuan saling memberikan informasi sehingga terhindar dari jalanan macet dan mengurangi polusi. Dua isu ini dibutuhkan banyak kota di China.
Lebih cukup dari life-saver, mobil otonom memungkinkan penghuni menghabiskan perjalanan mereka dengan santai, membaca atau menonton acara favorit.
Atas alasan itu, pemerintah China ingin menjadi pelopor dalam teknologi mobil otonom dan telah bermitra dengan Volvo. Selain itu, program tersebut bertujuan memperjuangkan mobil self-driving yang pada dasarnya memiliki itu.
Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh produsen mobil Swedia membantu China mencapai tujuannya dalam dominasi mobil self-driving. Namun, ada banyak faktor yang memengaruhi pengumuman Volvo.
Pertama, Volvo telah berkomitmen tidak akan ada yang terluka parah atau tewas dalam mobil Volvo baru pada 2020. Mobil otonom adalah cara ampuh untuk mencapai itu.
Kedua, Volvo Cars dimiliki produsen mobil China Geely. Jadi salah satu usaha negara untuk mewujudkan itu melalui perusahaan induk Volvo. Jika sukses diuji coba, mobil-mobil cepat self-driving siap peluncuran secara luas.
Dilansir dari Mashable Asia, rencana serupa dalam program yang disebut "Drive Me" di mana 100 mobil self-driving akan disewakan kepada konsumen di Gothenburg, Swedia, pada 2017.
Volvo percaya pengenalan teknologi mengemudi otonom dapat mengurangi tabrakan mobil. Selain itu, mobil self-driving yang dapat berkomunikasi satu sama lain memiliki kemampuan saling memberikan informasi sehingga terhindar dari jalanan macet dan mengurangi polusi. Dua isu ini dibutuhkan banyak kota di China.
Lebih cukup dari life-saver, mobil otonom memungkinkan penghuni menghabiskan perjalanan mereka dengan santai, membaca atau menonton acara favorit.
Atas alasan itu, pemerintah China ingin menjadi pelopor dalam teknologi mobil otonom dan telah bermitra dengan Volvo. Selain itu, program tersebut bertujuan memperjuangkan mobil self-driving yang pada dasarnya memiliki itu.
Pada pandangan pertama, mungkin tampak aneh produsen mobil Swedia membantu China mencapai tujuannya dalam dominasi mobil self-driving. Namun, ada banyak faktor yang memengaruhi pengumuman Volvo.
Pertama, Volvo telah berkomitmen tidak akan ada yang terluka parah atau tewas dalam mobil Volvo baru pada 2020. Mobil otonom adalah cara ampuh untuk mencapai itu.
Kedua, Volvo Cars dimiliki produsen mobil China Geely. Jadi salah satu usaha negara untuk mewujudkan itu melalui perusahaan induk Volvo. Jika sukses diuji coba, mobil-mobil cepat self-driving siap peluncuran secara luas.
(dmd)