Ilusi Sempurna Suara 3 Dimensi dengan Sennheiser HE 1
A
A
A
SINGAPURA - Raksasa industri perangkat audio dari Jerman, Sennheiser, baru saja meluncurkan sistem headphone tercanggih, terbaik, dan termahal di dunia, Sennheiser HE 1.
Koran SINDO beruntung mendapatkan undangan ekslusif untuk menjadi orang pertama di Indonesia yang menjajal kesempurnaan kualitas suara dari mahakarya seharga 50.000 Euro atau Rp730 juta per set tersebut. Karena beberapa detail dikerjakan secara hand made, HE 1 hanya diproduksi satu unit per hari.
Artinya, jumlah headphone high-end dengan kombinasi segala kelebihan amplifier tabung dan amplifier transistor ini terbatas di dunia. Sebagian desain maupun materialnya bahkan dikerjakan sesuai keinginan si pemesan tanpa memengaruhi kualitas suara. Dengan begitu, menjajal kehebatan Sennheiser HE 1 merupakan kesempatan langka yang didambakan para audiophile di seantreo dunia sejak headphone ini dirilis di Eropa pada pengujung tahun lalu.
Sesi khusus menguji keandalan HE 1 dilaksanakan setelah acara peluncuran dan jumpa pers untuk media dari berbagai negara digelar di salah satu restoran di Marina Bay Sands, Singapura. KORAN SINDO diajak ke salah satu suite di hotel tersebut. Di meja tamu telah disiapkan satu set Sennheiser HE 1 yang terdiri atas headphone dan amplifiernya plus perangkat pemutar cakram padat dan layar monitor.
Desain HE 1 begitu elega, dan klasik. Berbentuk kotak padat berbahan marmer seukuran pemutar kaset video pada 90-an. Setelah kita menekan tombol on/off pada volume control, elemen kontrol yang terbuat dari bahan kuningan berlapis krom perlahan keluar dari "rumah" amplifier.
Marmer bahan rumah amplifier ini diambil khusus dari daerah Carrara, Italia. Bahan batu alam mewah yang sama dengan yang dipakai oleh pematung Renaissance, Michaelangelo, untuk membuat karya-karya pahatannya yang bernilai seni tinggi.
Menurut Vice President Sales and Marketing, Sennheiser Electronic Asia, Martin Low, bahan marmer optimal melindungi inti amplifier dan optiknya. Setelah semua tombol elemen kontrol keluar, tabung vakum yang dikelilingi lampu kuarsa kaca di bagian atas amplifier muncul ke permukaan dengan sinar menyala.
Kemudian penutup kaca tempat headphone disimpan pun terbuka otomatis. Itu tandanya headphone dengan ear cups berbahan aluminium kokoh dan ear pads dari bahan kulit asli ini siap digunakan. Selama sekitar 10 menit, KORAN SINDO disuguhi komposisi musik dengan genre berbeda. Yang pertama adalah Strive dari Amber Rubarth, dilanjutkan Somewhere, Somebody yang dilantunkan secara duet oleh Jennifer Warnes dan Max Carl, kemudian yang terakhir Money for Nothing dari Dire Straits.
Benar apa yang dikatakan Martin Low dan CEO Sennheiser, Andreas Sennheiser saat acara peluncuran. Sistem headphone HE 1 menciptakan ilusi sempurna seolah kita tenggelam dalam suara. Tenggelam secara emosional. Kehalusan sekaligus power Sennheiser HE 1 terasa jelas saat mendengarkan Strive.
Semuanya begitu nyata seolah kita sedang berdiri berhadapan langsung dengan panggung konser di sebuah titik yang mendapatkan akustik terbaik. Suara semua instrumen musik dan vokal berbaur apik dengan ambiance lain di sekitar panggung. Sebuah theatre of mind!
Pada track kedua, kita merasakan Jennifer seperti sedang bernyanyi tepat di depan kita dengan suaranya yang indah disahuti suara Max yang seolah berdiri di sebelah kanannya atau di kiri depan kita. Mendengarnya, kita seolah sedang menjelajahi kesempurnaan suara ke tempat yang belum pernah dikunjungi dalam musik.
Ketika intro track ketiga mulai diputar, kita seperti berada di tengah drum set yang sedang dimainkan. Merasakan langsung harmoni yang muncul dari mantapnya kekuatan pukulan snare drum, bass drum, hentakan tom-tom, hingga suara cymbal dan hi-hat di sekeliling kita.
Permainan gitar listrik dalam lagu ini membawa kita seperti ikut berlari dengan jemari sang gitaris. Sensasi suara dari segala arah namun tetap terfokus membawa kita melampaui ekspektasi kepuasan mendengarkan musik.
Ya, inilah teknologi tercanggih 3 Dimensi (atau bahkan 4 Dimensi) versi audio! Menggunakan HE 1 adalah "surga" bagi audiophile.
Sebelumnya, kualitas HE 1 sudah dijajal oleh musisi jazz peraih Grammy Award, Gregory Porter bersama produser ternama, Steve Levine. Beberapa penyanyi di Indonesia yang juga menggunakan produk-produk Sennheiser untuk mengawal performa mereka baik di panggung maupun di studio rekaman adalah Raisa, Agnez Mo, Kris Dayanti, Rossa, Titi Dwijayati, Afgan, Syahrini, dan lainnya. Raisa saat ini menjadi brand ambassador Sennheiser Asia setelah Agnez Mo.
Koran SINDO beruntung mendapatkan undangan ekslusif untuk menjadi orang pertama di Indonesia yang menjajal kesempurnaan kualitas suara dari mahakarya seharga 50.000 Euro atau Rp730 juta per set tersebut. Karena beberapa detail dikerjakan secara hand made, HE 1 hanya diproduksi satu unit per hari.
Artinya, jumlah headphone high-end dengan kombinasi segala kelebihan amplifier tabung dan amplifier transistor ini terbatas di dunia. Sebagian desain maupun materialnya bahkan dikerjakan sesuai keinginan si pemesan tanpa memengaruhi kualitas suara. Dengan begitu, menjajal kehebatan Sennheiser HE 1 merupakan kesempatan langka yang didambakan para audiophile di seantreo dunia sejak headphone ini dirilis di Eropa pada pengujung tahun lalu.
Sesi khusus menguji keandalan HE 1 dilaksanakan setelah acara peluncuran dan jumpa pers untuk media dari berbagai negara digelar di salah satu restoran di Marina Bay Sands, Singapura. KORAN SINDO diajak ke salah satu suite di hotel tersebut. Di meja tamu telah disiapkan satu set Sennheiser HE 1 yang terdiri atas headphone dan amplifiernya plus perangkat pemutar cakram padat dan layar monitor.
Desain HE 1 begitu elega, dan klasik. Berbentuk kotak padat berbahan marmer seukuran pemutar kaset video pada 90-an. Setelah kita menekan tombol on/off pada volume control, elemen kontrol yang terbuat dari bahan kuningan berlapis krom perlahan keluar dari "rumah" amplifier.
Marmer bahan rumah amplifier ini diambil khusus dari daerah Carrara, Italia. Bahan batu alam mewah yang sama dengan yang dipakai oleh pematung Renaissance, Michaelangelo, untuk membuat karya-karya pahatannya yang bernilai seni tinggi.
Menurut Vice President Sales and Marketing, Sennheiser Electronic Asia, Martin Low, bahan marmer optimal melindungi inti amplifier dan optiknya. Setelah semua tombol elemen kontrol keluar, tabung vakum yang dikelilingi lampu kuarsa kaca di bagian atas amplifier muncul ke permukaan dengan sinar menyala.
Kemudian penutup kaca tempat headphone disimpan pun terbuka otomatis. Itu tandanya headphone dengan ear cups berbahan aluminium kokoh dan ear pads dari bahan kulit asli ini siap digunakan. Selama sekitar 10 menit, KORAN SINDO disuguhi komposisi musik dengan genre berbeda. Yang pertama adalah Strive dari Amber Rubarth, dilanjutkan Somewhere, Somebody yang dilantunkan secara duet oleh Jennifer Warnes dan Max Carl, kemudian yang terakhir Money for Nothing dari Dire Straits.
Benar apa yang dikatakan Martin Low dan CEO Sennheiser, Andreas Sennheiser saat acara peluncuran. Sistem headphone HE 1 menciptakan ilusi sempurna seolah kita tenggelam dalam suara. Tenggelam secara emosional. Kehalusan sekaligus power Sennheiser HE 1 terasa jelas saat mendengarkan Strive.
Semuanya begitu nyata seolah kita sedang berdiri berhadapan langsung dengan panggung konser di sebuah titik yang mendapatkan akustik terbaik. Suara semua instrumen musik dan vokal berbaur apik dengan ambiance lain di sekitar panggung. Sebuah theatre of mind!
Pada track kedua, kita merasakan Jennifer seperti sedang bernyanyi tepat di depan kita dengan suaranya yang indah disahuti suara Max yang seolah berdiri di sebelah kanannya atau di kiri depan kita. Mendengarnya, kita seolah sedang menjelajahi kesempurnaan suara ke tempat yang belum pernah dikunjungi dalam musik.
Ketika intro track ketiga mulai diputar, kita seperti berada di tengah drum set yang sedang dimainkan. Merasakan langsung harmoni yang muncul dari mantapnya kekuatan pukulan snare drum, bass drum, hentakan tom-tom, hingga suara cymbal dan hi-hat di sekeliling kita.
Permainan gitar listrik dalam lagu ini membawa kita seperti ikut berlari dengan jemari sang gitaris. Sensasi suara dari segala arah namun tetap terfokus membawa kita melampaui ekspektasi kepuasan mendengarkan musik.
Ya, inilah teknologi tercanggih 3 Dimensi (atau bahkan 4 Dimensi) versi audio! Menggunakan HE 1 adalah "surga" bagi audiophile.
Sebelumnya, kualitas HE 1 sudah dijajal oleh musisi jazz peraih Grammy Award, Gregory Porter bersama produser ternama, Steve Levine. Beberapa penyanyi di Indonesia yang juga menggunakan produk-produk Sennheiser untuk mengawal performa mereka baik di panggung maupun di studio rekaman adalah Raisa, Agnez Mo, Kris Dayanti, Rossa, Titi Dwijayati, Afgan, Syahrini, dan lainnya. Raisa saat ini menjadi brand ambassador Sennheiser Asia setelah Agnez Mo.
(izz)