Toyota dan General Motors Minta Aturan Soal Prototipe Direvisi
A
A
A
NEW YORK - General Motors dan Toyota menyerukan undang-undang tentang penyebaran prototipe atau kendaraan self-driving untuk tes sebelum diperkenalkan di publik dAmerika Serikat dibuat lebih leluasa.
Toyota dan General Motors akan membahas masalah tersebut ke badan terkait di AS dan mereka percaya bahwa semakin sedikit mobil yang akan dites akan mengakibatkan banyak kematian
Wakil presiden strategi global di GM, Mike Abelson mengatakan "Tanpa perubahan peraturan tersebut, mungkin janji teknologi terbaru dapat terwujud tahun ini akan sulit dan ribuan kematian sulit dicegah. Ini sangat penting bahwa produsen memiliki kemampuan untuk menguji kendaraan dalam jumlah yang lebih besar," katanya seperti dilansir Carscoops, Selasa (14/2/2017).
Sementara itu, chief executive Toyota Research Institute, Gill Pratt mengatakan "Adalah penting bahwa pemerintah federal mulai mencari di luar pengujian untuk penyebaran sistem ini."
Sementara itu, Sebanyak 18 orang CEO dari berbagai perusahaan produsen kendaraan bersama unit produksi automotif di Amerika Serikat (AS) desak Presiden Donald Trump, untuk meninjau keputusan pemerintahan Barack Obama soal kendaran hemat energi dan ramah lingkungan ( EV) hingga 2025.
Dalam satu surat resmi yang dikirim ke Trump, terdapat beberapa daftar nama yakni General Motors Co, Ford Motor Co, Fiat Chrysler Automobiles NV, bersama-sama eksekutif tertinggi Amerika Utara merek Toyota Motor Corp, Volkswagen AG, Honda Motor Co, Hyundai Motor Co , Nissan Motor Co dan beberapa nama besar meminta Trump untuk menarik keputusan itu serta memperingatkan ribuan tenaga kerja kini menghadapi risikonya.
Pasalnya Pada 13 Januari lalu, Kepala Badan Lingkungan Hidup AS memutuskan keputusan soal efisien energi yang usulkan Presiden Barack Obama untuk dipertahankan dalam pemerintahan Trump.
Dan AS menetapkan April 2018 sebagai waktu untuk menetapkan apakah model EV akan digunakan pada tahun 2022 sampai 2025.
Toyota dan General Motors akan membahas masalah tersebut ke badan terkait di AS dan mereka percaya bahwa semakin sedikit mobil yang akan dites akan mengakibatkan banyak kematian
Wakil presiden strategi global di GM, Mike Abelson mengatakan "Tanpa perubahan peraturan tersebut, mungkin janji teknologi terbaru dapat terwujud tahun ini akan sulit dan ribuan kematian sulit dicegah. Ini sangat penting bahwa produsen memiliki kemampuan untuk menguji kendaraan dalam jumlah yang lebih besar," katanya seperti dilansir Carscoops, Selasa (14/2/2017).
Sementara itu, chief executive Toyota Research Institute, Gill Pratt mengatakan "Adalah penting bahwa pemerintah federal mulai mencari di luar pengujian untuk penyebaran sistem ini."
Sementara itu, Sebanyak 18 orang CEO dari berbagai perusahaan produsen kendaraan bersama unit produksi automotif di Amerika Serikat (AS) desak Presiden Donald Trump, untuk meninjau keputusan pemerintahan Barack Obama soal kendaran hemat energi dan ramah lingkungan ( EV) hingga 2025.
Dalam satu surat resmi yang dikirim ke Trump, terdapat beberapa daftar nama yakni General Motors Co, Ford Motor Co, Fiat Chrysler Automobiles NV, bersama-sama eksekutif tertinggi Amerika Utara merek Toyota Motor Corp, Volkswagen AG, Honda Motor Co, Hyundai Motor Co , Nissan Motor Co dan beberapa nama besar meminta Trump untuk menarik keputusan itu serta memperingatkan ribuan tenaga kerja kini menghadapi risikonya.
Pasalnya Pada 13 Januari lalu, Kepala Badan Lingkungan Hidup AS memutuskan keputusan soal efisien energi yang usulkan Presiden Barack Obama untuk dipertahankan dalam pemerintahan Trump.
Dan AS menetapkan April 2018 sebagai waktu untuk menetapkan apakah model EV akan digunakan pada tahun 2022 sampai 2025.
(wbs)