Sharp Ajak Siswa di Empat Kota Kunjungi Museum
A
A
A
JAKARTA - PT Sharp Electronics Indonesia melakukan kegiatan corporate sosial responsibility (CSR) yang berbeda dari lainnya. Sharp mengajak para siswa-siswi mengunjungi museum agar mereka mengingat sejarah bangsa Indonesia.
Dalam rangkaian kegiatan ini, Sharp salah satunya menggandeng SMKN 29 Jakarta “Penerbangan”. Para siswa di sekolah yang beralamat di Jalan Prof Joko Sutono SH No 1, RT 15/RW 6, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini diajak mengunjungi Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat dan rasa cinta generasi muda terhadap museum. Dengan mengunjungi museum diharapkan generasi muda merasa memiliki museum dan mengerti akan sejarah bangsa Indonesia. Sehingga mereka akan menjaga dan melestarikan museum," ujar PR, CSR&Promotion Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Pandu Setio.
Kunjungan ke museum merupakan program CSR terbaru pabrikan elektronik asal Jepang tersebut, yakni Sharp Care & Share Project. Kegiatan ini diluncurkan sebagai salah satu rangkaian Sharp Infinity Road Show, Live Your Life yang dilakukan di empat kota besar di Indonesia yaitu, Kota Yogyakarta, Palembang, Medan, dan Jakarta.
Di masing-masing kota, selain kunjungan ke museum, Sharp juga menyerahkan donasi alat-alat kebersihan, membuat taman mini, menanam pohon, dan menggelar diskusi bertema apa yang bisa dilakukan anak muda guna menjaga dan melestarikan museum sebagai aset bangsa.
“Kami menggelar CSR ini bertujuan agar bisa ikut menyebarluaskan mengenai museum, sehingga orang tertarik untuk mendatangi museum,” kata General Manager Brand Strategy Group PT Sharp Electronics Indonesia, Haruhiko Sano.
Program ini disambut baik oleh pengelola Museum Satria Mandala. Letkol Laut (KH) Hengki ismail, Kepala Museum Satria Mandala berharap, melalui kegiatan ini akan menumbuhkan minat anak-anak muda untuk mengunjungi museum. “Di sini (Museum Satria Mandala) anak-anak bisa belajar betapa dan mengetahui betapa sulitnya bangsa kita merebut dan mempertahankan kemerdekaan,” kata Hengki.
Sementara, guru SMKN 29 Jakarta, M Syafei yang mendampingi para siswanya mengunjungi Museum Satria Mandala menilai, kegiatan ini harus didukung. Karena mengajak generasi muda lebih mengenal sejarah berdirinya bangsa. “Kami ingin mengadakan kegiatan seperti ini, tapi terhambat dengan pendanaan. Karena itu, ajakan dari swasta untuk menjembatani kunjungan ini sangat kami apresiasi,”ucapnya.
Para siswa pun terlihat antusias saat mengikuti diskusi tentang Museum Satria Mandala. Bahkan mereka meminta pengelola lebih berinovasi agar anak-anak muda mau mengunjungi museum.
Dalam rangkaian kegiatan ini, Sharp salah satunya menggandeng SMKN 29 Jakarta “Penerbangan”. Para siswa di sekolah yang beralamat di Jalan Prof Joko Sutono SH No 1, RT 15/RW 6, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini diajak mengunjungi Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat dan rasa cinta generasi muda terhadap museum. Dengan mengunjungi museum diharapkan generasi muda merasa memiliki museum dan mengerti akan sejarah bangsa Indonesia. Sehingga mereka akan menjaga dan melestarikan museum," ujar PR, CSR&Promotion Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Pandu Setio.
Kunjungan ke museum merupakan program CSR terbaru pabrikan elektronik asal Jepang tersebut, yakni Sharp Care & Share Project. Kegiatan ini diluncurkan sebagai salah satu rangkaian Sharp Infinity Road Show, Live Your Life yang dilakukan di empat kota besar di Indonesia yaitu, Kota Yogyakarta, Palembang, Medan, dan Jakarta.
Di masing-masing kota, selain kunjungan ke museum, Sharp juga menyerahkan donasi alat-alat kebersihan, membuat taman mini, menanam pohon, dan menggelar diskusi bertema apa yang bisa dilakukan anak muda guna menjaga dan melestarikan museum sebagai aset bangsa.
“Kami menggelar CSR ini bertujuan agar bisa ikut menyebarluaskan mengenai museum, sehingga orang tertarik untuk mendatangi museum,” kata General Manager Brand Strategy Group PT Sharp Electronics Indonesia, Haruhiko Sano.
Program ini disambut baik oleh pengelola Museum Satria Mandala. Letkol Laut (KH) Hengki ismail, Kepala Museum Satria Mandala berharap, melalui kegiatan ini akan menumbuhkan minat anak-anak muda untuk mengunjungi museum. “Di sini (Museum Satria Mandala) anak-anak bisa belajar betapa dan mengetahui betapa sulitnya bangsa kita merebut dan mempertahankan kemerdekaan,” kata Hengki.
Sementara, guru SMKN 29 Jakarta, M Syafei yang mendampingi para siswanya mengunjungi Museum Satria Mandala menilai, kegiatan ini harus didukung. Karena mengajak generasi muda lebih mengenal sejarah berdirinya bangsa. “Kami ingin mengadakan kegiatan seperti ini, tapi terhambat dengan pendanaan. Karena itu, ajakan dari swasta untuk menjembatani kunjungan ini sangat kami apresiasi,”ucapnya.
Para siswa pun terlihat antusias saat mengikuti diskusi tentang Museum Satria Mandala. Bahkan mereka meminta pengelola lebih berinovasi agar anak-anak muda mau mengunjungi museum.
(dmd)