Penyebab Utama Mobil Sering Mati Mendadak
A
A
A
JAKARTA - Kerusakan mesin mobil tergolong dalam tiga bagian, mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat. Nah, untuk kerusakan berat, ada empat penyebab utama.
Namun bila Anda cukup cermat, mengetahui ciri dan fungsi komponen vital, serta menjaga dan merawatnya, niscaya kerusakan bisa dicegah. Untuk itu, tindakan preventif diperlukan.
1. Overheat
Untuk mesin modern yang sudah dilengkapi komputer, bila beroperasi melebihi batas suhu kerja, maka komputer otomatis akan melindungi dengan cara menonaktifkan mesin secara bertahap. Misalnya, komputer akan menghentikan kerja kompresor AC, berlanjut ke mode aman (safe mode), hingga saatnya mesin dihentikan secara total.
Namun, mesin era 1990-an belum dilengkapi komputer. Gejala overheat bisa dideteksi dengan munculnya gejala knocking saat berakselerasi. Untuk mengatasi hal tersebut coba periksa cooling system dan jumlah oli mesin secara berkala. Perhatikan indikator suhu mesin saat timbul knocking, dan segera tepikan mobil.
2. Kebocoran oli
Berkurangnya jumlah oli mesin secara drastis akan menyebabkan friksi pada komponen yang bergerak. Dampaknya,suhu mesin tinggi (overheat) dan keausan luar biasa. Penyebabnya adalah kerusakan pada baut penutup lubang pembuangan oli akibat terkena hantaman benda keras, atau kondisi sil-sil di mesin kurang bagus. Perlu juga cermati indikator oli di dasbor yang akan menyala bila kekurangan pelumas.
Pastikan periksa oli secara berkala. Jangan menganggap remeh indikator oli yang menyala. Itu menandakan bahwa pompa oli kehilangan tekanan.
3. Timing belt
Fungsinya sebagai penyelaras putaran kruk as dan katup sehingga keduanya tidak berbenturan. Namun, fatal akibatnya bila belt yang menghubungkan kedua mekanisme ini putus secara tiba-tiba. Kerusakan tak terelakkan lantaran piston akan menumbuk katup yang berada dalam posisi membuka.
Bila hal tersebut terjadi dalam putaran mesin tinggi, maka blok mesin bisa pecah. Kondisi ini bisa diminimalkan bila Anda tahu kerusakan yang terjadi. Mesin dengan perbandingan kompresi rendah atau yang dilengkapi turbocharger atau supercharger cenderung memiliki peluang lebih kecil terhadap kerusakan.
Untuk mengatasinya, ganti timing belt secara berkala sesuai rekomendasi. Percepat penggantian timing belt bila frekuensi mobil melewati jalan macet tinggi. Demikian dhimpun dari berbagai sumber.
Namun bila Anda cukup cermat, mengetahui ciri dan fungsi komponen vital, serta menjaga dan merawatnya, niscaya kerusakan bisa dicegah. Untuk itu, tindakan preventif diperlukan.
1. Overheat
Untuk mesin modern yang sudah dilengkapi komputer, bila beroperasi melebihi batas suhu kerja, maka komputer otomatis akan melindungi dengan cara menonaktifkan mesin secara bertahap. Misalnya, komputer akan menghentikan kerja kompresor AC, berlanjut ke mode aman (safe mode), hingga saatnya mesin dihentikan secara total.
Namun, mesin era 1990-an belum dilengkapi komputer. Gejala overheat bisa dideteksi dengan munculnya gejala knocking saat berakselerasi. Untuk mengatasi hal tersebut coba periksa cooling system dan jumlah oli mesin secara berkala. Perhatikan indikator suhu mesin saat timbul knocking, dan segera tepikan mobil.
2. Kebocoran oli
Berkurangnya jumlah oli mesin secara drastis akan menyebabkan friksi pada komponen yang bergerak. Dampaknya,suhu mesin tinggi (overheat) dan keausan luar biasa. Penyebabnya adalah kerusakan pada baut penutup lubang pembuangan oli akibat terkena hantaman benda keras, atau kondisi sil-sil di mesin kurang bagus. Perlu juga cermati indikator oli di dasbor yang akan menyala bila kekurangan pelumas.
Pastikan periksa oli secara berkala. Jangan menganggap remeh indikator oli yang menyala. Itu menandakan bahwa pompa oli kehilangan tekanan.
3. Timing belt
Fungsinya sebagai penyelaras putaran kruk as dan katup sehingga keduanya tidak berbenturan. Namun, fatal akibatnya bila belt yang menghubungkan kedua mekanisme ini putus secara tiba-tiba. Kerusakan tak terelakkan lantaran piston akan menumbuk katup yang berada dalam posisi membuka.
Bila hal tersebut terjadi dalam putaran mesin tinggi, maka blok mesin bisa pecah. Kondisi ini bisa diminimalkan bila Anda tahu kerusakan yang terjadi. Mesin dengan perbandingan kompresi rendah atau yang dilengkapi turbocharger atau supercharger cenderung memiliki peluang lebih kecil terhadap kerusakan.
Untuk mengatasinya, ganti timing belt secara berkala sesuai rekomendasi. Percepat penggantian timing belt bila frekuensi mobil melewati jalan macet tinggi. Demikian dhimpun dari berbagai sumber.
(wbs)