Mobil Listrik Bisa Tekan Emisi Gas Rumah Kaca dan Impor BBM

Sabtu, 05 Agustus 2017 - 06:58 WIB
Mobil Listrik Bisa Tekan...
Mobil Listrik Bisa Tekan Emisi Gas Rumah Kaca dan Impor BBM
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan manfaat yang dihasilkan dari pengembangan mobil listrik sangatlah besar. Meskipun tidak secara langsung, pengembangan mobil listrik akan mampu menekan emisi gas rumah kaca dan impor bahan bakar minyak (BBM).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menjelaskan, jika masyarakat banyak menggunakan mobil listrik maka penggunaan BBM akan jauh berkurang.

"Kalau misalkan mobil listrik kan totally diganti. Tadinya menggunakan 100 liter BBM menjadi nol, kalau misalkan menggunakan mobil listrik," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/8/2017).

Dengan berkurangnya penggunaan BBM, kata dia, maka pemerintah akan jauh berhemat karena impor BBM pun berkurang. Bahkan, jika seluruh masyarakat tidak menggunakan BBM, maka kemungkinan tak ada lagi pengeboran minyak.

"Kita kan jadi menghemat. BBMnya jadi tidak digunakan, ujung-ujungnya enggak perlu lagi ngebor. Kalau pun ngebor juga enggak laku, wong enggak ada yang gunakan kok. Itu konservasi dari hulu," imbuh dia.

Masih menurut Rida, dengan adanya mobil listrik maka emisi gas rumah kaca juga akan menurun. Apalagi, jika listriknya dihasilkan (end to end) dari energi terbarukan (renewable energy), maka emisi gas rumah kaca akan turun jauh lebih besar lagi.

"Emisi gas rumah kacanya akan makin besar kalau end to end. Artinya listrik yang dihasilkan dari PLTA digunakan oleh mobil listrik. Wah itu top pengurangan gas rumah kacanya. Jadi, penurunan gas rumah kaca akan makin indah kalau sekiranya kita menggunakan listriknya itu end to end dari renewable energy," tuturnya.

Saat ini, tambah Rida, yang masih dikaji dari rencana pengembangan mobil listrik ini adalah mengenai tempat pengisian listriknya (charging station).

"Listriknya itu yang perlu kita bicarakan adalah charging stationnya, kemudian bagaimana kita menggunakan penggantian baterai kayak sekarang. Karena charging stationnya kan masih lama. Udara bersih itu sudah pasti plusnya," pungkas dia.
(ven)
Berita Terkait
Peluncuran Mobil Listrik...
Peluncuran Mobil Listrik ALETRA L8 EV pada GJAW 2024
Menhub Saksikan Teknologi...
Menhub Saksikan Teknologi DFSK Gelora E di Bekasi
The New Citroën E-C3...
The New Citroën E-C3 All Electric Hadir di Indonesia
Hadir di GIIAS, Sedan...
Hadir di GIIAS, Sedan Listrik AION ES Dibanderol Rp386 Juta
Fasilitas Riset dan...
Fasilitas Riset dan Pengembangan Mobil Listrik Pertama di Indonesia
AION Indonesia Hadirkan...
AION Indonesia Hadirkan Solusi Berkendara Cerdas yang Efisien dan Ramah Lingkungan
Berita Terkini
Dijegal AS, Industri...
Dijegal AS, Industri Otomotif China Akan Berfokus di Negara ASEAN termasuk Indonesia
7 jam yang lalu
Akibat Tarif Trump,...
Akibat Tarif Trump, Nissan Hentikan Produksi Infiniti untuk Pasar AS
7 jam yang lalu
Bukti Cinta Donald Trump...
Bukti Cinta Donald Trump terhadap Harley Davidson Tak Terbantahkan
9 jam yang lalu
Harley Davidson Cari...
Harley Davidson Cari CEO Baru untuk Hadapi Tarif Impor Baru AS
12 jam yang lalu
Pengamat: Korban Terparah...
Pengamat: Korban Terparah dari Tarif Trump adalah Produsen Mobil AS
14 jam yang lalu
Stellantis Yakin Tarif...
Stellantis Yakin Tarif Impor AS Berimbas ke Alfa Romeo dan Maserati
17 jam yang lalu
Infografis
AS Bisa Tarik Pasukannya...
AS Bisa Tarik Pasukannya dari Eropa Tengah dan Timur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved