Sambut Hari Kemerdekaan, Mandiri Tunas Finance Gelar Program Spesial
A
A
A
JAKARTA - Dalam rangka memeriahkan bulan kemerdekaan Republik Indonesia dan sebagai wujud apresiasi kepada para konsumen, Carmudi.co.id bekerjasama dengan Mandiri Tunas Finance (MTF) mengadakan program spesial berupa pemberian voucher kepada konsumen untuk transaksi yang memanfaatkan pembiayaan dari MTF selama bulan Agustus 2017.
Program ini berlaku untuk unit kendaraan yang bertanda khusus “Voucher 2,5jt” di situs Carmudi Indonesia dan berada di area Jabodetabek. Konsumen dapat melihat unit kendaraan yang ikut serta dalam program ini di Carmudi.
Selanjutnya, jika konsumen tertarik membeli dengan memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari MTF, dapat menghubungi Carmudi Indonesia untuk difasilitasi. Jika pengajuan kredit di-approve oleh MTF, maka konsumen berhak mendapatkan Voucher senilai Rp2,5 juta.
Program menarik dari MTF itu seakan senada dengan optimisme Carmudi.co.id terhadap trend mobil bekas yang akan naik di semester kedua 2017. Khusus untuk segmen mobil bekas, sebagai CEO baru Carmudi Rafael Jeffry Anwar Sani memperkirakan angka penjualan mobil bekas di semester kedua 2017, bakal mengalami pertumbuhan di atas 10%.
Pria yang akrab disapa Jeffry ini, mengatakan, mobil bekas masih menjadi pilihan konsumen karena harganya terjangkau. Selain itu, uang muka (down payment) yang harus dibayarkan konsumen juga cukup rendah. "Mobil bekas selalu dijadikan opsi (pilihan) kedua. Jika mobil baru terlalu mahal, maka banyak konsumen yang lari ke mobkas," ujar Jeffry.
Pasar mobkas di Indonesia, lanjutnya, tetap tumbuh positif karena sudah memiliki target konsumen. "Sejatinya, ada dua karakter konsumen mobkas di Indonesia, yaitu konsumen yang memang hobi dengan otomotif, dan keluarga baru yang ingin mempunyai kendaraan," papar dia.
Sementara itu, perihal kehadiran kendaraan MPV di kelas middle low end seperti Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero, kata Jeffry, tidak akan menganggu pasar mobil bekas karena harganya jauh berbeda.
“Wuling sebelum masuk ke Indonesia sudah menyiapkan jaringan purnajualnya di seluruh Indonesia. Mereka belajar dari pengalaman dari pabrikan negeri Jiran. Butuh waktu setahun ke depan, untuk merek itu berkembang. Sekarang mungkin orang yang sudah memiliki Avanza, akan coba Wuling, lambat laun dia akan jual Avanzanya atau bisa pada orang yang belum punya mobil,” kata Jeffry.
Berdasarkan data divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) Carmudi, hingga saat ini pasar mobil bekas Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia belum terkalahkan, masih nomor satu. Untuk penjualan mobil bekas, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia masih di atas 65%. Disusul merek lain, masih di kelas MPV seperti Suzuki Ertiga, Nissan Grand Livina bekas.
“Kami pikir Avanza dan Xenia masih akan tetap bertahan, mungkin mereka akan beralih ke Mitsubishi atau Wuling setelah mereka benar-benar yakin dengan durabilitas kedua produk tersebut yang menurut mereka akan sama dengan Avanza atau Xenia,” jelas Jeffry.
Lebih lanjut menurut pria yang hobi koleksi Vespa dan mobil klasik ini, saat ini tengah ada online transformation, dimana orang membeli mobil untuk usaha. Dan dari usaha online tersebut bisa membayar cicilannya.
Program ini berlaku untuk unit kendaraan yang bertanda khusus “Voucher 2,5jt” di situs Carmudi Indonesia dan berada di area Jabodetabek. Konsumen dapat melihat unit kendaraan yang ikut serta dalam program ini di Carmudi.
Selanjutnya, jika konsumen tertarik membeli dengan memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari MTF, dapat menghubungi Carmudi Indonesia untuk difasilitasi. Jika pengajuan kredit di-approve oleh MTF, maka konsumen berhak mendapatkan Voucher senilai Rp2,5 juta.
Program menarik dari MTF itu seakan senada dengan optimisme Carmudi.co.id terhadap trend mobil bekas yang akan naik di semester kedua 2017. Khusus untuk segmen mobil bekas, sebagai CEO baru Carmudi Rafael Jeffry Anwar Sani memperkirakan angka penjualan mobil bekas di semester kedua 2017, bakal mengalami pertumbuhan di atas 10%.
Pria yang akrab disapa Jeffry ini, mengatakan, mobil bekas masih menjadi pilihan konsumen karena harganya terjangkau. Selain itu, uang muka (down payment) yang harus dibayarkan konsumen juga cukup rendah. "Mobil bekas selalu dijadikan opsi (pilihan) kedua. Jika mobil baru terlalu mahal, maka banyak konsumen yang lari ke mobkas," ujar Jeffry.
Pasar mobkas di Indonesia, lanjutnya, tetap tumbuh positif karena sudah memiliki target konsumen. "Sejatinya, ada dua karakter konsumen mobkas di Indonesia, yaitu konsumen yang memang hobi dengan otomotif, dan keluarga baru yang ingin mempunyai kendaraan," papar dia.
Sementara itu, perihal kehadiran kendaraan MPV di kelas middle low end seperti Mitsubishi Xpander dan Wuling Confero, kata Jeffry, tidak akan menganggu pasar mobil bekas karena harganya jauh berbeda.
“Wuling sebelum masuk ke Indonesia sudah menyiapkan jaringan purnajualnya di seluruh Indonesia. Mereka belajar dari pengalaman dari pabrikan negeri Jiran. Butuh waktu setahun ke depan, untuk merek itu berkembang. Sekarang mungkin orang yang sudah memiliki Avanza, akan coba Wuling, lambat laun dia akan jual Avanzanya atau bisa pada orang yang belum punya mobil,” kata Jeffry.
Berdasarkan data divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) Carmudi, hingga saat ini pasar mobil bekas Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia belum terkalahkan, masih nomor satu. Untuk penjualan mobil bekas, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia masih di atas 65%. Disusul merek lain, masih di kelas MPV seperti Suzuki Ertiga, Nissan Grand Livina bekas.
“Kami pikir Avanza dan Xenia masih akan tetap bertahan, mungkin mereka akan beralih ke Mitsubishi atau Wuling setelah mereka benar-benar yakin dengan durabilitas kedua produk tersebut yang menurut mereka akan sama dengan Avanza atau Xenia,” jelas Jeffry.
Lebih lanjut menurut pria yang hobi koleksi Vespa dan mobil klasik ini, saat ini tengah ada online transformation, dimana orang membeli mobil untuk usaha. Dan dari usaha online tersebut bisa membayar cicilannya.
(wbs)