Pasar Automotif Masih Bergairah
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) mencatat kenaikan penjualan pada periode Oktober 2017 lalu. Hasil tersebut mendorong optimisme untuk memasuki pasar tahun depan.
Sejumlah faktor pendorong membaiknya penjualan adalah meluncurnya produk mobil baru dari APM, membaiknya perekonomian nasional, suku bunga acuan yang cenderung turun, serta nilai tukar rupiah yang relatif stabil.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pada periode Januari- Oktober 2017 penjualan domestik mencapai 898.585 unit. Angka tersebut lebih baik dibanding periode yang sama di 2016 di mana penjualan domestik hanya 875.382 unit. Khusus Oktober 2017, penjualan mencapai 94.443 unit atau naik tipis 2,5% dari bulan yang sama tahun lalu 92.106 unit.
"Seperti yang sering saya sampaikan, ada perbaikan kondisi perekonomian nasional yang dampaknya tentu berimbas pada pasar (mobil)," tutur Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra di Jakarta baru-baru ini.
Dia menegaskan, Suzuki optimistis terhadap pasar automotif tahun depan. Menurutnya, pasar mobil nasional ke depan akan membaik dibandingkan tahun ini. Hal ini sejalan dengan proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang meyakini penjualan mobil nasional bisa menembus angka 1,1 juta unit sepanjang tahun ini. Sebagai perbandingan, pada 2016 lalu penjualam mobil di Tanah Air mencapai 1.061.859 unit.
“Pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar diyakini terus stabil sehingga bisa menjadi pemicu bagi pasar mobil nasional untuk berkembang tahun depan,” tambah Donny.
Optimisme juga disuarakan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Mitsubihsi meyakini, tahun depan pasar automotif bisa dikatakan sedikit bergairah ketimbang tahun lalu. Hal ini dipicu hadirnya berbagai mobil baru di pengujung tahun.
Diketahui Mitsubishi telah merilis mobil jenis Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) Mitsubishi Xpander pada akhir Agustus lalu. Selain itu, beberapa produsen lain juga melakukan pembaruan pada sejumlah produk seperti Toyota Rush dan Daihatsu Terios.
“Total pemesanan mobil (Mitsubishi) sudah mencapai lebih dari 30.000 unit. Kami rasa dengan kehadiran Mitsubishi Xpander di jalan akan membuat orang terus tertarik dengan mobil kami,” ucap Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI Osamu Iwaba.
Mitsubishi, ujar dia, punya pekerjaan besar di tahun depan mulai dari pendistribusian Mitsubishi Xpander ke seluruh konsumen di Indonesia dan penambahan dealer Mitsubishi di beberapa lokasi baru. “Hingga tahun fiskal 2017 kami akan menambah jumlah dealer sampai 114 unit,” tegasnya.
Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy berharap, tahun depan ada peningkatan penjualan kendati dia melihat belum ada pemulihan yang signifikan. “Kami terus memantau mudah-mudahan semester dua tahun depan ada kabar gembira,” ujar Jonfis.
Terkait penjualan tahun ini, ujar Jonfis, pasar mendapat sedikit insentif karena program penjualan dari masing-masing APM. “Tapi secara umum belum ada kenaikan untuk roda empat,” ujarnya.
Sepanjang tahun ini, Honda masih mencatat penjualan positif dengan membukukan peningkatan penjualan dari 15.112 unit di bulan September menjadi 17.023 unit di bulan Oktober 2017.
Untuk terus mempertahankan laju penjualan yang positif tersebut, Honda menawarkan promo bebas biaya perawatan berkala hingga tiga tahun atau per 50.000 km untuk pembelian mobil di dua bulan terakhir tahun ini.
Sepanjang Januari-Oktober 2017, Honda mencatat penjualan 155.763 unit di seluruh Indonesia, dengan pangsa pasar 17,3%. Secara keseluruhan, kontribusi terbesar penjualan Honda datang dari beberapa model unggulan seperti Honda Brio Satya, Honda Mobilio, Honda HR-V 1.5L dan Honda BR-V.
Brio Satya mencetak angka penjualan tahunan sebesar 34.754 unit dengan pangsa pasar 17%, diikuti Honda Mobilio yang membukukan penjualan 31.211 unit dengan pangsa pasar 15%.
”Antusiasme konsumen terhadap produk-produk Honda di tahun ini masih tinggi sehingga memberikan kontribusi yang positif terhadap penjualan Honda," ujar Jonfis.
Karena itu, ujar Jonfis, pihaknya ingin semakin mempermudah konsumen untuk memiliki Honda dengan menawarkan berbagai program penjualan, mulai dari skema pembiayaan ringan hingga membebaskan biaya perawatan berkala untuk pembelian mobil di akhir tahun ini.
Toyota Pesimistis
Pandangan berbeda datang dari Toyota dan Daihatsu. Kedua APM ini memperkirakan pasar mobil tahun depan tidak lebih baik dibandingkan tahun lalu.
"Ada beberapa faktor yang masih memberikan pengaruh. Salah satunya yakni masalah pembiayaan dan kemauan masyarakat untuk belanja," ujar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto saat dihubungi kemarin.
Dia menyebutkan, lembaga pembiayaan baik bank maupun nonbank masih berfokus pada perbaikan tingkat Non Performing Loan (NPL) dan Non Performing Financing (NPF) atau kredit macet.
"Selain itu meski suku bunga sudah diturunkan 25 basis poin (0,25%), namun belum mampu mendorong minat masyarakat untuk membelanjakan uangnya," katanya. Masyarakat, lanjut Soerjopranoto, masih memilih instrumen investasi dalam bentuk deposito dan tabungan.
Dia menambahkan, kendati beberapa produk baru diluncurkan akhir 2017, namun hal itu hanya akan mempengaruhi pasar sesaat.
Menurutnya, produk baru tersebut sedianya untuk menciptakan ceruk pasar baru, namun yang terjadi justru malah mengambil porsi segmen lain.
Dia menilai, kondisi tahun depan tak akan jauh berbeda dengan tahun ini. Selain perhelatan Pilkada serentak, kondisi makro ekonomi juga diperkirakan stagnan.
"Jadi belum ada sesuatu yang istimewa (kondisi ekonomi nasional) tahun depan yang bisa mendongkrak pasar," paparnya.
Bahkan, Soerjopranoto memprediksi penjualan mobil nasional semua merek tahun depan akan turun 5%.
Pada Oktober lalu, Toyota membukukan total penjualan wholesales sebanyak 29.979 unit. Pencapaian ini tumbuh 10% dibandingkan dengan September 2017 yang tercatat sebanyak 27.251 unit.
Pencapaian pada bulan lalu didorong oleh hampir semua segmen Toyota di kelas passanger car yang mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan, seperti MPV, SUV, maupun hatchback.
Segmen MPV membukukan pertumbuhan terbesar, yaitu 11,8% dari 20.291 unit pada September naik menjadi 22.677 unit pada Oktober 2017 berkat kontributor utama seperti Avanza yang mencatatkan total wholesales 9.449 unit atau tumbuh 16,9%, Innova sebanyak 6.014 unit atau tumbuh 20,8%, dan Calya yaitu 5.212 unit atau tumbuh 0,7%.
Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra juga berpendapat, pasar mobil nasional tahun depan akan cenderung stagnan.
Kendati demikian, dia meyakini, Daihatsu masih akan menjadi pilihan masyarakat seiring dengan pencapaian pada Oktober 2017 di mana mereka berhasil membukukan penjualan wholesales sebanyak 156.993 unit. Adapun total penjualan retailnya mencapai 149.852 unit.
"Kami berharap, pencapaian ini dapat terus tumbuh sejalan dengan peningkatan pelayanan purnajual Daihatsu," imbuh Amelia.
Pada sisi wholesales, Daihatsu Sigra menjadi primadona dengan raihan total 36.722 unit atau 23%, disusul Gran Max (Pick Up) yang berkontribusi 34.667 unit (22%) , dan ketiga adalah Xenia sebany ak 31.743 unit (20%). Sisanya berasal dari kontribusi penjualan Ayla, Terios , Luxio, Sirion, Hi-Max dan Copen.
Sementara itu, Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, pihaknya berharap pasar mobil akan terdampak dari adanya kenaikan harga komoditas. Namun, ujar dia, hal itu belum bisa dirasakan dalam jangka pendek.
Menurut Kukuh, proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun depan dan nilai tukar yang masih fluktuatif diyakini akan membuat pasar menunggu sesuatu yang bisa menjadi stimulan. Tahun depan, Gaikindo memprediksi pasar masih tetap berada di angka 1 juta unit.
"Tentunya dengan tetap berharap bahwa kondisi politik nasional aman," cetusnya. (Anton C/Wahyu Sibarani/Danang Arradian)
Sejumlah faktor pendorong membaiknya penjualan adalah meluncurnya produk mobil baru dari APM, membaiknya perekonomian nasional, suku bunga acuan yang cenderung turun, serta nilai tukar rupiah yang relatif stabil.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pada periode Januari- Oktober 2017 penjualan domestik mencapai 898.585 unit. Angka tersebut lebih baik dibanding periode yang sama di 2016 di mana penjualan domestik hanya 875.382 unit. Khusus Oktober 2017, penjualan mencapai 94.443 unit atau naik tipis 2,5% dari bulan yang sama tahun lalu 92.106 unit.
"Seperti yang sering saya sampaikan, ada perbaikan kondisi perekonomian nasional yang dampaknya tentu berimbas pada pasar (mobil)," tutur Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra di Jakarta baru-baru ini.
Dia menegaskan, Suzuki optimistis terhadap pasar automotif tahun depan. Menurutnya, pasar mobil nasional ke depan akan membaik dibandingkan tahun ini. Hal ini sejalan dengan proyeksi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang meyakini penjualan mobil nasional bisa menembus angka 1,1 juta unit sepanjang tahun ini. Sebagai perbandingan, pada 2016 lalu penjualam mobil di Tanah Air mencapai 1.061.859 unit.
“Pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar diyakini terus stabil sehingga bisa menjadi pemicu bagi pasar mobil nasional untuk berkembang tahun depan,” tambah Donny.
Optimisme juga disuarakan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Mitsubihsi meyakini, tahun depan pasar automotif bisa dikatakan sedikit bergairah ketimbang tahun lalu. Hal ini dipicu hadirnya berbagai mobil baru di pengujung tahun.
Diketahui Mitsubishi telah merilis mobil jenis Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) Mitsubishi Xpander pada akhir Agustus lalu. Selain itu, beberapa produsen lain juga melakukan pembaruan pada sejumlah produk seperti Toyota Rush dan Daihatsu Terios.
“Total pemesanan mobil (Mitsubishi) sudah mencapai lebih dari 30.000 unit. Kami rasa dengan kehadiran Mitsubishi Xpander di jalan akan membuat orang terus tertarik dengan mobil kami,” ucap Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI Osamu Iwaba.
Mitsubishi, ujar dia, punya pekerjaan besar di tahun depan mulai dari pendistribusian Mitsubishi Xpander ke seluruh konsumen di Indonesia dan penambahan dealer Mitsubishi di beberapa lokasi baru. “Hingga tahun fiskal 2017 kami akan menambah jumlah dealer sampai 114 unit,” tegasnya.
Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy berharap, tahun depan ada peningkatan penjualan kendati dia melihat belum ada pemulihan yang signifikan. “Kami terus memantau mudah-mudahan semester dua tahun depan ada kabar gembira,” ujar Jonfis.
Terkait penjualan tahun ini, ujar Jonfis, pasar mendapat sedikit insentif karena program penjualan dari masing-masing APM. “Tapi secara umum belum ada kenaikan untuk roda empat,” ujarnya.
Sepanjang tahun ini, Honda masih mencatat penjualan positif dengan membukukan peningkatan penjualan dari 15.112 unit di bulan September menjadi 17.023 unit di bulan Oktober 2017.
Untuk terus mempertahankan laju penjualan yang positif tersebut, Honda menawarkan promo bebas biaya perawatan berkala hingga tiga tahun atau per 50.000 km untuk pembelian mobil di dua bulan terakhir tahun ini.
Sepanjang Januari-Oktober 2017, Honda mencatat penjualan 155.763 unit di seluruh Indonesia, dengan pangsa pasar 17,3%. Secara keseluruhan, kontribusi terbesar penjualan Honda datang dari beberapa model unggulan seperti Honda Brio Satya, Honda Mobilio, Honda HR-V 1.5L dan Honda BR-V.
Brio Satya mencetak angka penjualan tahunan sebesar 34.754 unit dengan pangsa pasar 17%, diikuti Honda Mobilio yang membukukan penjualan 31.211 unit dengan pangsa pasar 15%.
”Antusiasme konsumen terhadap produk-produk Honda di tahun ini masih tinggi sehingga memberikan kontribusi yang positif terhadap penjualan Honda," ujar Jonfis.
Karena itu, ujar Jonfis, pihaknya ingin semakin mempermudah konsumen untuk memiliki Honda dengan menawarkan berbagai program penjualan, mulai dari skema pembiayaan ringan hingga membebaskan biaya perawatan berkala untuk pembelian mobil di akhir tahun ini.
Toyota Pesimistis
Pandangan berbeda datang dari Toyota dan Daihatsu. Kedua APM ini memperkirakan pasar mobil tahun depan tidak lebih baik dibandingkan tahun lalu.
"Ada beberapa faktor yang masih memberikan pengaruh. Salah satunya yakni masalah pembiayaan dan kemauan masyarakat untuk belanja," ujar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto saat dihubungi kemarin.
Dia menyebutkan, lembaga pembiayaan baik bank maupun nonbank masih berfokus pada perbaikan tingkat Non Performing Loan (NPL) dan Non Performing Financing (NPF) atau kredit macet.
"Selain itu meski suku bunga sudah diturunkan 25 basis poin (0,25%), namun belum mampu mendorong minat masyarakat untuk membelanjakan uangnya," katanya. Masyarakat, lanjut Soerjopranoto, masih memilih instrumen investasi dalam bentuk deposito dan tabungan.
Dia menambahkan, kendati beberapa produk baru diluncurkan akhir 2017, namun hal itu hanya akan mempengaruhi pasar sesaat.
Menurutnya, produk baru tersebut sedianya untuk menciptakan ceruk pasar baru, namun yang terjadi justru malah mengambil porsi segmen lain.
Dia menilai, kondisi tahun depan tak akan jauh berbeda dengan tahun ini. Selain perhelatan Pilkada serentak, kondisi makro ekonomi juga diperkirakan stagnan.
"Jadi belum ada sesuatu yang istimewa (kondisi ekonomi nasional) tahun depan yang bisa mendongkrak pasar," paparnya.
Bahkan, Soerjopranoto memprediksi penjualan mobil nasional semua merek tahun depan akan turun 5%.
Pada Oktober lalu, Toyota membukukan total penjualan wholesales sebanyak 29.979 unit. Pencapaian ini tumbuh 10% dibandingkan dengan September 2017 yang tercatat sebanyak 27.251 unit.
Pencapaian pada bulan lalu didorong oleh hampir semua segmen Toyota di kelas passanger car yang mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan, seperti MPV, SUV, maupun hatchback.
Segmen MPV membukukan pertumbuhan terbesar, yaitu 11,8% dari 20.291 unit pada September naik menjadi 22.677 unit pada Oktober 2017 berkat kontributor utama seperti Avanza yang mencatatkan total wholesales 9.449 unit atau tumbuh 16,9%, Innova sebanyak 6.014 unit atau tumbuh 20,8%, dan Calya yaitu 5.212 unit atau tumbuh 0,7%.
Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra juga berpendapat, pasar mobil nasional tahun depan akan cenderung stagnan.
Kendati demikian, dia meyakini, Daihatsu masih akan menjadi pilihan masyarakat seiring dengan pencapaian pada Oktober 2017 di mana mereka berhasil membukukan penjualan wholesales sebanyak 156.993 unit. Adapun total penjualan retailnya mencapai 149.852 unit.
"Kami berharap, pencapaian ini dapat terus tumbuh sejalan dengan peningkatan pelayanan purnajual Daihatsu," imbuh Amelia.
Pada sisi wholesales, Daihatsu Sigra menjadi primadona dengan raihan total 36.722 unit atau 23%, disusul Gran Max (Pick Up) yang berkontribusi 34.667 unit (22%) , dan ketiga adalah Xenia sebany ak 31.743 unit (20%). Sisanya berasal dari kontribusi penjualan Ayla, Terios , Luxio, Sirion, Hi-Max dan Copen.
Sementara itu, Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, pihaknya berharap pasar mobil akan terdampak dari adanya kenaikan harga komoditas. Namun, ujar dia, hal itu belum bisa dirasakan dalam jangka pendek.
Menurut Kukuh, proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun depan dan nilai tukar yang masih fluktuatif diyakini akan membuat pasar menunggu sesuatu yang bisa menjadi stimulan. Tahun depan, Gaikindo memprediksi pasar masih tetap berada di angka 1 juta unit.
"Tentunya dengan tetap berharap bahwa kondisi politik nasional aman," cetusnya. (Anton C/Wahyu Sibarani/Danang Arradian)
(nfl)