Kijang dan Fortuner Uji Coba Penggunaan Biodiesel 20

Senin, 13 Agustus 2018 - 15:30 WIB
Kijang dan Fortuner...
Kijang dan Fortuner Uji Coba Penggunaan Biodiesel 20
A A A
UJI coba penggunaan biodiesel 20 (B20) yang dilakukan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) terhadap dua line-up mobil penumpang sejak 2015, yaitu Toyota Kijang Innova Diesel dan Toyota Fortuner Diesel, membuktikan bahwa bahan bakar ini aman dan tidak berdampak pada penurunan kinerja mesin.

Uji coba tersebut dilakukan bersama PT Pertamina melalui serangkaian test drive sepanjang 100.000 km. Dengan demikian, data yang diperoleh bisa menjadi acuan untuk mengetahui dampak penggunaan B20 terhadap kinerja mesin dan kenyamanan penumpang.

“Hasil uji coba yang kami lakukan sejak 2015 tidak menemukan masalah pada penggunaan bahan bakar B20,” kata Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di GIIAS 2018, kemarin.

Dengan begitu, pelanggan atau konsumen Toyota tidak akan mengalami hambatan dengan rencana kebijakan pemerintah memperluas penggunaan B20 mulai September 2018. Kinerja seluruh mobil bermesin diesel yang diproduksi di TMMIN Plant tetap andal dan aman saat mengonsumsi B20 sebagai bahan bakarnya. Bahkan, perawatan mesin juga tidak ada masalah.

Perawatannya tetap sama dengan mesin diesel yang menggunakan bahan bakar konvensional atau solar. Begitu juga dengan tingkat efisiensi konsumsi bahan bakar. “Kinerja mesin tidak terganggu, begitu juga dengan perawatan, tidak ada yang perlu ditambah,” ucap Bob Azam.

TMMIN saat ini memproduksi kendaraan medium MPV (multipurpose vehicle ) Toyota Innova dan medium SUV (sport utility vehicle ) Toyota Fortuner yang tidak hanya untuk varian bensin, tetapi juga diesel, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Terdapat empat varian Toyota Innova Diesel yang dipasarkan di Indonesia dengan mengusung mesin 2.400 cc, yaitu tipe G Manual, G A/T, V Manual, dan V A/T.

Selain itu, dengan platform mesin yang sama, ada Fortuner 4 x 2 dan 4 x 4 tipe VRZ dan G. Untuk mengurangi impor solar, pemerintah akan memperluas penggunaan B20 sebagai bahan bakar bagi kendaraan penumpang maupun komersial yang non- PSO (public service obligation ).

Langkah ini akan menghemat devisa karena kebutuhan impor BBM berkurang. Implementasi perluasan penggunaan B20 secara penuh diyakini juga mengurangi tekanan terhadap neraca perdagangan Indonesia. Dalam mendukung implementasi kebijakan tersebut, pemerintah menjanjikan insentif bagi produsen yang mau menjual biodiesel ke sektor non-PSO. Perluasan insentif dan penggunaan B20 akan tertuang dalam peraturan presiden (perpres).
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9983 seconds (0.1#10.140)