Elon Musk Diharapkan Tidak Jual Tesla ke Luar Amerika Serikat

Senin, 27 Agustus 2018 - 22:02 WIB
Elon Musk Diharapkan...
Elon Musk Diharapkan Tidak Jual Tesla ke Luar Amerika Serikat
A A A
NEW YORK - CEO sekaligus Pendiri Tesla Inc Elon Musk mengakui Tesla terancam bangkrut. Kemudian muncul tambahan yang mengatakan perjanjian pendanaan itu, yang kabarnya akan datang dari pengusaha Arab Saudi belum tuntas, dan dua minggu kemudian dikabarkan rencana privatisasi Tesla, batal.

Menurut kantor berita Associated Press ini menunjukkan bahwa Elon Musk, jenius dan arsitek dibalik mobil yang tidak menggunakan bensin itu, pendiri perusahaan roket SpaceX dan perusahaan pembuat panel surya, tampaknya sedang mengalami kekacauan pikiran.

Ketika Musk mengumumkan ia telah mendapat pendanaan untuk menjadikan perusahaan tertutup, industri mobil terkejut dan sahamnya melonjak. Tapi kemudian timbul laporan bahwa Tesla bisa dituntut karena memberikan keterangan yang tidak benar dan bisa merugikan investor.

“Sebelum mengumumkan akan menswastanisasi perusahaannya, kredibilitas Elon Musk sudah dipertanyakan, walaupun investor pada umumnya masih punya kepercayaan pada Musk,” kata Erik Gordon, pakar bisnis dan hukum pada Universitas Michigan, Sabtu (25/8). “Pengumuman bahwa ia akan menswastanisasi perusahaannya telah membuat kredibilitasnya turun ke tingkat hampir nol,” kata Gordon.

Pada 1 April dalam tweetnya, Musk mengatakan bahwa terlepas dari upaya berkelanjutan merek untuk mengumpulkan uang, tidak ada yang dapat membantu perusahaan.

“Meskipun upaya intens untuk mengumpulkan uang, termasuk penjualan massal, kami sedih melaporkan bahwa Tesla telah benar-benar bangkrut. Jadi bangkrut, mungkin Anda tidak bisa percaya, ” tulis Musk dalam keterangan tertulisnya melalui twitter-nya.

Tesla mengalami kerugian sebesar USD 1,96 miliar atau sekitar Rp 26,1 triliun sepanjang tahun lalu. Kerugian ini meningkat hampir tiga kali lipat dibanding 2016 yang senilai USD 675 juta atau setara Rp 9 triliun. Tesla pun tercatat belum menghasilkan keuntungan secara tahunan, sejak 2010. Meski begitu, pendapatan Tesla sepanjang tahun lalu tercatat sebesar US$ 11,8 miliar atau setara Rp 156,94 triliun.

Perusahaan otomotif Tesla rugi USD 675,4 juta atau sekitar Rp 9 triliun pada Kuartal IV-2017. Pengumuman ini dilakukan sehari setelah Tesla meluncurkan roket Falcon Heavy yang berisi mobil sports elektrik Tesla, Roadster ke luar angkasa pada Selasa (6/2) lalu.

Kerugian tersebut meningkat hampir enam kali lipat dibanding periode sama 2016, yakni USD 121 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun. Kerugian yang membengkak ini terjadi akibat besarnya pengeluaran perusahaan saat mengembangkan sedan listrik produksi massal pertamanya, yakni Model 3.

Toh torehan negatif pada laporan keuangan itu tak menyurutkan tekad Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk. "Jika kami bisa meluncurkan Roadster ke sabuk asteroid, maka kami seharusnya bisa menyelesaikan masalah produksi Model 3," ujar Musk

Penetapan target yang tinggi ini lantaran produksi sedan Model 3 sangat minim di tahun lalu. Di Kuartal IV-2017, misalnya, Tesla hanya mampu memproduksi 2.425 unit saja. Padahal sudah ada 500 ribu konsumen dunia yang menanti kehadiran Model 3 ini.

Minimnya produksi Model 3 ini memang berbanding terbalik dengan dua tipe pendahulunya, yaitu Model S dan Model X. Jika digabungkan, pengiriman kedua model mobil listrik ini sudah mencapai 101.312 unit pada kuartal IV 2017, meningkat 33% dibanding Kuartal IV-2016.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6954 seconds (0.1#10.140)