Royal Enfield Menghidupkan Kembali Legenda Lama
A
A
A
TEROBOSAN Royal Enfield dengan meluncurkan Interceptor 650 Twin dan Continental GT 650 Twin secara global di Amerika Serikat akhir September lalu tak urung membuat pencinta automotif penasaran.
Jika merunut pada sejarah pabrikan yang pada awalnya tidak hanya memproduksi sepeda motor, tetapi juga senjata, mesin dua silinder bukan barang baru.
Produsen dengan gambar meriam pada logonya ini sudah pernah memproduksi mesin serupa pada masa awal pendirian, tepatnya 1921 atau sebelum Perang Dunia (PD) II meletus.
Historian Royal Enfield Gordon May memaparkan, ada sejarah panjang dibalik kelahiran dua motor kembar, Interceptor 650 Twin dan Continental GT 650 Twin, yang diluncurkan di Amerika Serikat.
Menurut dia, kedua varian tersebut bisa dikatakan merupakan reinkarnasi produk serupa lebih dari satu abad lalu. May menjelaskan, Royal Enfield pertama kali memproduksi mesin dua silinder VTwin pada lini sepeda motornya pada 1921.
Sebelumnya pabrikan ini terlebih dulu mengejutkan dunia dengan memperkenalkan sepeda motor bermesin V-Twin bertenaga 2 hp (horse power ). “Sejak itu Royal Enfield sudah punya mesin dua silinder, bukan paralel, melainkan V-Twin.
Sepeda motor ini pula yang membuat Royal Enfield dikenal dunia,” paparnya. Namun, pecahnya PD II membuat Royal Enfield menghentikan lini produksi sepeda motor sipil. Sebaliknya, pabrikan berbasis di Redditch ini beralih membangun kendaraan khusus perang untuk tentara Inggris yang disebut Flying Flea.
Setelah PD II berakhir, produksi sepeda motor sipil Royal Enfield kembali berlanjut dengan membuat mesin dua silinder segaris yang disebut 500 Twin. Tidak lama kemudian, tepatnya pada 1953, mesin 500 cc ditingkatkan menjadi 700 cc dan disebut Royal Enfield Meteor.
Pada masanya, ini merupakan sepeda motor dua silinder dengan tenaga terbesar di Inggris. Tidak puas dengan pencapaian tersebut, pabrikan ini kemudian meluncurkan versi upgrade dengan nama Super Meteor yang mampu menembus kecepatan 160 km/jam.
Gordon May melanjutkan, pencapaian tersebut tidak lantas membuat Royal Enfield puas. Mereka kembali membuat mesin bertenaga lebih besar dengan nama Constellation yang mampu mencapai kecepatan 180 km/jam.
Belakangan, produksi sepeda motor dua silinder meredup. Serbuan sepeda motor Jepang di Inggris pada 1970 yang jauh lebih murah tidak dapat diantisipasi pabrikan asal Inggris.
Minimnya permintaan dan tingginya biaya produksi kemudian membuat Royal Enfield kembali pada sepeda motor satu silinder. Kini Royal Enfield kembali menghidupkan sang legenda dengan menghadirkan Intercep tor 650 Twin dan Continental GT 650 Twin.
Dua sepeda motor kembar ini merupakan jelmaan penda hulunya sejak era PD hingga Revolusi Industri. Keduanya diperkirakan sudah akan mengaspal di Indonesia paling lambat tahun depan.
Jika merunut pada sejarah pabrikan yang pada awalnya tidak hanya memproduksi sepeda motor, tetapi juga senjata, mesin dua silinder bukan barang baru.
Produsen dengan gambar meriam pada logonya ini sudah pernah memproduksi mesin serupa pada masa awal pendirian, tepatnya 1921 atau sebelum Perang Dunia (PD) II meletus.
Historian Royal Enfield Gordon May memaparkan, ada sejarah panjang dibalik kelahiran dua motor kembar, Interceptor 650 Twin dan Continental GT 650 Twin, yang diluncurkan di Amerika Serikat.
Menurut dia, kedua varian tersebut bisa dikatakan merupakan reinkarnasi produk serupa lebih dari satu abad lalu. May menjelaskan, Royal Enfield pertama kali memproduksi mesin dua silinder VTwin pada lini sepeda motornya pada 1921.
Sebelumnya pabrikan ini terlebih dulu mengejutkan dunia dengan memperkenalkan sepeda motor bermesin V-Twin bertenaga 2 hp (horse power ). “Sejak itu Royal Enfield sudah punya mesin dua silinder, bukan paralel, melainkan V-Twin.
Sepeda motor ini pula yang membuat Royal Enfield dikenal dunia,” paparnya. Namun, pecahnya PD II membuat Royal Enfield menghentikan lini produksi sepeda motor sipil. Sebaliknya, pabrikan berbasis di Redditch ini beralih membangun kendaraan khusus perang untuk tentara Inggris yang disebut Flying Flea.
Setelah PD II berakhir, produksi sepeda motor sipil Royal Enfield kembali berlanjut dengan membuat mesin dua silinder segaris yang disebut 500 Twin. Tidak lama kemudian, tepatnya pada 1953, mesin 500 cc ditingkatkan menjadi 700 cc dan disebut Royal Enfield Meteor.
Pada masanya, ini merupakan sepeda motor dua silinder dengan tenaga terbesar di Inggris. Tidak puas dengan pencapaian tersebut, pabrikan ini kemudian meluncurkan versi upgrade dengan nama Super Meteor yang mampu menembus kecepatan 160 km/jam.
Gordon May melanjutkan, pencapaian tersebut tidak lantas membuat Royal Enfield puas. Mereka kembali membuat mesin bertenaga lebih besar dengan nama Constellation yang mampu mencapai kecepatan 180 km/jam.
Belakangan, produksi sepeda motor dua silinder meredup. Serbuan sepeda motor Jepang di Inggris pada 1970 yang jauh lebih murah tidak dapat diantisipasi pabrikan asal Inggris.
Minimnya permintaan dan tingginya biaya produksi kemudian membuat Royal Enfield kembali pada sepeda motor satu silinder. Kini Royal Enfield kembali menghidupkan sang legenda dengan menghadirkan Intercep tor 650 Twin dan Continental GT 650 Twin.
Dua sepeda motor kembar ini merupakan jelmaan penda hulunya sejak era PD hingga Revolusi Industri. Keduanya diperkirakan sudah akan mengaspal di Indonesia paling lambat tahun depan.
(don)