10 Years Challenge Kota Jakarta

Sabtu, 09 Februari 2019 - 08:33 WIB
10 Years Challenge Kota...
10 Years Challenge Kota Jakarta
A A A
BARU-baru ini keseruan warganet pada 2019 ini diwarnai dengan tantangan di dunia maya, yaitu "10 years challenge".

Tantangan tersebut mengajak mereka mengunggah foto mereka 10 tahun lalu. Foto tersebut kemudian dibandingkan dengan foto mereka pada tahun ini. Aksi ini dimulai di Instagram,baik melalui Instastories maupun feeds. Bahkan, 10 years challenge sampai merebak sampai di ranah Twitter loh.

Jakarta juga tak mau kalah dengan warganet yang mengikuti challenge tersebut. 10 tahun sudah terlewati, banyak yang berubah dari "wajah" Ibu Kota ini. Berbagai infrastruktur dibangun dengan tujuan menjadikan Jakarta lebih baik. Revitalisasi infrastruktur mulai dari jembatan penyebrangan orang (JPO), trotoar hingga peremajaan pada bangunan di Jakarta.

Salah satu perubahan yang mencolok pada "wajah" Jakarta adalah JPO yang terletak di beberapa pusat kota. Dulu, JPO dibangun hanya mementingkan fungsinya, yaitu untuk jalur penyebrangan yang lebih aman untuk orang. Kini, JPO dibangun dengan mempertimbangkan estetika keindahannya.

Contohnya JPO di kawasan Sudirman. Revitalisasi JPO di Sudirman yang dilakukan sejak 1 November 2018 ini sedang dalam tahap finishing. JPO ini memiliki konsep modern dan sangat artistik. Tak heran bentuknya seperti lekukan cincin, membuat JPO di Sudirman ini berbeda dengan JPO di tempat lain.

Beberapa fasilitas akan diterapkan di JPO ini, seperti lift untuk masyarakat dengan kebutuhan khusus atau ibu hamil. Hal ini semata-mata untuk memudahkan masyarakat saat hendak menyebrang. JPO ini juga memiliki fungsi lain, seperti pemasangan iklan.

"JPO juga bisa sebagai sarana untuk memasang iklan atau prestasi negara," beber Alia Noorayu Laksono, Wakil II None Jakarta Timur. "Contohnya untuk meningkatkan hype Asian Games Agustus lalu, banyak JPO yang dihiasi atlet, maskot, beserta slogan Asian Games 2018," imbuh cewek yang akrab dipanggil Alia ini.

None Juara 1 Jakarta Pusat 2014 Vania Mariska Putri menuturkan kebiasaannya melewati JPO dan Trotoar, lalu membandingkannya bahwa kondisi trotoar tidak selebar dan seteratur kondisi sekarang. Begitu juga dengan JPO yang sebelumnya terlihat kurang bersih dan kurang terawat.

"Tampaknya, JPO di Sudirman sudah bagus dan lebar. Baru-baru ini aku lihat kebetulan pas car free day," tuturnya saat diwawancarai via DM Instagram. Vania juga mengatakan, untuk menyosialisasikan wajah baru itu, hal termudah dari medsos baik Twitter, Instagram, YouTube maupun media yang cepat memberikan informasi.

"Karena wajah baru yang estetis juga bisa jadi peluang buat masyarakat untuk berswafoto dan mengunggahnya ke medsos, untuk meningkatkan awareness dari masyarakat akan adanya JPO dan trotoar itu," ucap mahasiswi Kedokteran Gigi ini. Selain JPO dan trotoar, ada juga peremajaan bangunan di Jakarta, tepatnya di Museum Bank Indonesia.

Museum Bank Indonesia merupakan museum yang menyajikan informasi peran bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa. Terletak di Jakarta Barat, sekitaran wisata Kota Tua. Sekitar November 2018 lalu museum tersebut mengalami peremajaan bangunan.

Terutama dalam tata ruang yang menggunakan sarana teknologi untuk berkomunikasi. Reza Firmansyah, pengusaha muda yang bergelut dalam dunia bisnis pakaian, melakukan flashback ketika berkunjung ke Museum Bank Indonesia pada 2016 lalu, saat dirinya masih bersekolah di MAN 1 Kota Tangerang Selatan.

"Dulu pas ke museum ini kelas 10, kondisinya masih tampak orisinal sih. Tapi pas itu dulu tuh harus banget kita ‘baca’ di flyernya kalau pengin tahu ini dan itu," beber Reza yang hobinya ngemil ini. Lain halnya dengan penuturan Michael Alexander Hadjoh yang akrab disapa Alex, baru-baru saja berkunjung ke Museum Bank Indonesia sekitar November 2018.

"Museum BI sudah semakin digital saja, dibuktikan dengan tampilan led di setiap objek," ujar cowok yang bekerja sehari-harinya sebagai lawyer. Alex menjelaskan bahwa dengan adanya cuplikan di layar led itu semakin mempermudah memahami peristiwaperistiwa sejarah, misalnya saat segmen krisis moneter 1998, dan saat penjarahan ATM pada waktu itu.

Museum BI sekarang ini tampil lebih modern dengan visualisasi yang memanjakan mata, misalnya dengan adanya layar interaktif yang memperkenalkan kegiatan dalam perekonomian. Begitu layarnya disentuh, akan muncul visualisasi yang memberi penjelasan tentang kegiatan tersebut.

Alex juga mengingat ketika berkunjung ke Museum ini sekitar 2012, ada salah satu ruangan kluis (ruang simpan berharga) tidak seterbuka sekarang. Menurut Alex juga, segala pembaruan yang ada pada museum itu, harapannya bukan hanya menjaga, tetapi terus mengembangkan perubahan lagi dan tidak terpaku pada satu perubahan saja.

INDRIYANI
GEN SINDO-UIN Jakarta
(nfl)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.24)