Christian von Koenigsegg, Sosok Pemimpi Yang Ambisius

Kamis, 04 April 2019 - 10:41 WIB
Christian von Koenigsegg, Sosok Pemimpi Yang Ambisius
Christian von Koenigsegg, Sosok Pemimpi Yang Ambisius
A A A
CHRISTIAN von Koenigsegg merupakan sosok yang tidak pernah lupa akan mimpinya sejak kecil. Dia selalu bermimpi menjadi pembuat mobil yang mampu mengalahkan mobil-mobil legendaris yang pernah ada di dunia. Jesko von Koenigsegg tidak bisa menahan air mata bahagia saat melihat mobil yang diluncurkan di Geneva Motor Show 2019 pada pertengahan Maret lalu.

Mobil yang begitu megah itu memang istimewa. Berkat tenaga 1.600 daya kuda, mobil tersebut diklaim mampu berlari lebih cepat daripada kereta peluru yang ada di dunia. Koenigsegg mengklaim, kecepatan tertinggi mobil ini mencapai 480 km/jam.

Bukan hanya spesifikasinya yang membuat Jesko menangis bahagia. Dia bahagia karena sang anak, Christian von Koenigsegg, pemilik produsen mobil Koenigsegg, memberi nama mobil itu dengan nama dirinya, Koenigsegg Jesko. Siapa yang tidak bahagia jika namanya abadi dalam sebuah keindahan atau kekuatan.

Itulah kebahagiaan yang membuat Jesko menangis bahagia melihat apa yang dilakukan anaknya. Dia tidak pernah menyangka Christian yang sejak umur 5 tahun sudah bermimpi membuat sebuah mobil bisa melangkah sejauh ini. “Saya cuma bisa tersenyum, ketika kecil dulu sehabis menonton film yang saya lupa judulnya, dia langsung bertekad membuat sebuah mobil yang kuat. Sekarang dia melakukan apa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,” ucap Jesko.

Dia juga sama sekali tidak menyangka jika diam-diam Christian menggunakan uang pribadinya untuk membangun merek mobil bernama Koenigsegg. Begitu juga saat Jesko meminjamkan uang sebesar USD300.000 atau setara Rp4,2 triliun buat Christian tanpa tahu untuk apa. Begitu pentingnya sosok Jesko membuat Christian mengabadikan nama sang ayah di mobil terbaru buatannya.

“Dia tidak tahu sama sekali kalau nama mobil ini memang saya dedikasikan untuknya. Dia (Jesko) selalu menjadi orang yang sangat mendukung saya selama ini,” ungkap Christian. Sejak kecil Christian memang sudah terobsesi membuat mobil seusai menonton sebuah film Norwegia yang bercerita tentang seorang pria yang membuat sepeda. Di film itu diceritakan sang tokoh utama membuat sepeda bersama teman-temannya dengan tujuan mengalahkan semua merek sepeda yang sudah terkenal.

“Seusai menonton film itu, saya langsung bertekad, itu yang akan saya lakukan saat besar nanti,” ucap pengusaha Swedia kelahiran 2 Juli 1972 itu. Saat waktu berjalan, cita-cita Christian tidak pernah padam. Saat anak kecil lainnya gonta-ganti mimpi menjadi apa ke depan, Christian tidak pernah lupa dengan mimpi yang dia ingin wujudkan. Dia tetap bertekad menjadi pembuat mobil yang bisa mengalahkan mobil-mobil legendaris yang pernah ada, seperti Ferrari dan Lamborghini.

Meski berasal dari keluarga pengusaha, dia tidak meminta modal kepada orang tuanya untuk memulai bisnis automotif. Dia sama sekali tidak ragu meski tidak punya latar belakang automotif. “Apa saya sekolah teknik automotif? Tidak. Apa saya punya akses ke perusahaan automotif? Tidak. Yang saya punya hanyalah sebuah garasi dan beberapa rekan yang bermimpi membuat mobil yang tidak terkalahkan,” tuturnya.

Mimpi inilah yang membakar semangat Christian hingga pada usia 19 tahun dia mendirikan perusahaan perdagangan untuk mendanai cita-citanya tersebut. Dia membeli ayam beku dari Amerika Serikat dan menjualnya ke Estonia. Usaha tersebut berjalan sukses. Pada 1994, von Koenigsegg merealisasikan mimpinya dengan mendirikan perusahaan mobil sport menggunakan nama keluarga, Koenigsegg.

Seperti Ferrari dan Lamborghini, Christian ingin membuat semua orang mengingat nama keluarganya begitu melihat mobil yang dia buat, Koenigsegg. Seperti kisah klasik di film-film, perjalanan Christian mewujudkan mimpi itu harus melewati tantangan besar.
Saat dia mendirikan Koenigsegg, Swedia baru dua tahun melewati masa krisis keuangan.

Hal itu membuat upaya von Koenigsegg sempat dipertanyakan karena membuat mobil sport yang kencang tentu bakal memakan banyak biaya. Untuk memulai usahanya, dia menggunakan kocek pribadi sebesar USD200.000 atau setara Rp2,8 triliun. Ide-ide untuk membuat mobil pertamanya dia ambil dari majalah automotif lama.

Von Koenigsegg mempelajari manuskrip teknis mobil untuk mencari cara membangun mobil impian dengan anggaran terbatas. Dia kemudian membuat desain awal yang dinamakan Koenigsegg CC. Setelah membuat sketsa Koenigsegg CC, dia datang ke David Crafoord, desainer produk perusahaan Veryday untuk mewujudkan desain dalam model dengan skala 1:5.

Setelah Crafoord mendapat kebebasan dari Christian untuk memastikan Koenigsegg CC adalah mobil terbaik, model itu dia wujudkan dalam skala asli guna memulai pengembangan teknis Koenigsegg CC. Setelah hampir dua tahun pengembangan, Koenigsegg CC akhirnya dikemudikan kali pertama di depan publik oleh Rickard Rydell, pembalap touring car asal Swedia, di sebuah ajang di Sirkuit Anderstorp pada 1996.

Pembalap lain yang mengetes prototipe ini termasuk Picko Troberg, pembalap legendaris Swedia, dan Calle Rosenblad, pembalap touring car Swedia lain. Ketiganya puas dengan performa Koenigsegg CC. Itu mengejutkan, mengingat saat mengembangkan mobil itu, Christian tidak punya latar belakang pendidikan teknik, apalagi pembalap. Langkah selanjutnya adalah membawa prototipe ini ke lini produksi.

Untuk mewujudkannya, von Koenigsegg membutuhkan suntikan dana tambahan. Pada 1999, setelah ekonomi Swedia bangkit dan para wirausaha teknologi dan telekomunikasi berhasil memperoleh pendapatan besar, von Koenigsegg mengumpulkan 20 investor dengan total dana USD2 juta yang siap disuntikkan kepada Koenigsegg.

Guna menghemat biaya produksi mobil, dia mendapat keringanan dengan memberikan beberapa lembar saham kepada pemasok. Akhirnya pada 2003, Koenigsegg CC8S, mobil pertama Koenigsegg, kelar dari lini produksi. Mobil ini bukan menjadi mobil terakhir yang dibuat Koenigsegg. Hingga kini mobil-mobil Koenigsegg, seperti Koenigsegg CCR, Koenigsegg Regera, dan Koenigsegg Jesko, begitu digdaya, bahkan menyamai mobil yang ingin dia kalahkan, seperti Ferrari dan Lamborghini.

Kisah Christian membuktikan bahwa gabungan antara impian masa kecil, ide brilian, kerja keras, dan tentu uang besar, mampu membuatnya mengelola Koenigsegg menjadi salah satu merek yang diperhitungkan dunia. Dia berhasil mereplikasi Pinchcliffe Grand Prix versinya sendiri; membuat mobil kencang dan berkompetisi di pasar hypercar , bersanding dengan merek-merek yang sudah mapan seperti Ferrari, Bugatti, dan McLaren.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8045 seconds (0.1#10.140)