Mengulik Teknik Fotografi Udara Bareng One Glove di Lensa Academy
A
A
A
SURABAYA - Drone yang merupakan pesawat tanpa awak menjadi fenomena di dunia fotografi dan sinematografi. Dengan kemampuannya mengudara, drone telah memberikan perspektif baru yang selama ini tak bisa dijangkau lensa.
Fenomena ini dicermati Lensa Academy, program yang digagas oleh Lensa Community dalam menggali dan memperkaya kemampuan para pegiat seni visual berbasis lensa untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Dalam gelaran workshop & competition yang keempat tahun ini di Surabaya, Lensa Academy 2019 dengan tema “Beyond Fly & Shoot” mengulas semua hal yang berkaitan dengan fotografi udara menggunakan drone. Pada kesempatan itu, Lensa Academy menghadirkan para drone expert sebagai pemateri, seperti Irwan Baidowi atau lebih dikenal One Glove dan Ganang Aditama.
“Kita sharing bareng tentang drone, mulai yang basic yaitu teknik mengemudikannya hingga yang lebih expert, yakni mengeksplorasi kemampuan dan fitur drone untuk mendapatkan tangkapan visual yang baik dan menarik,” kata One Glove di sela acara Lensa Academy di Geldboom, Mulyorejo, Surabaya, Minggu (14/7/2019).
Dengan pengalamannya, One Glove berbagi ilmu seputar teknik mengemudikan drone. Ini menjadi sangat penting. Pasalnya, teknik mengemudi drone merupakan hal yang sangat critical dalam fotografi dan sinematografi udara.
Sementara, Ganang Aditama mengulik lebih dalam tentang creative shoot menggunakan drone. Sinergi dua pemateri ini diharapkan bisa semakin memperkaya para droner di Surabaya dan sekitarnya untuk meningkatkan kemampuan mereka.
“Di dunia audio visual, ada istilah man behid the gun. Drone itu bukan cuma diterbangkan lalu ngambil gambar begitu saja. Peserta juga harus memahami sisi creative shoot sehingga mereka bisa memaksimalkan alat yang mereka punya. Serba-serbi seperti ini yang kita eksplorasi lagi di Lensa Academy Surabaya karena ini cukup mendasar dan krusial,” beber Ganang.
Lensa Academy Surabaya juga menantang para droner berkompetisi menampilkan kemampuan dan karya terbaik mereka. Tiga peserta terbaik berkesempatan mengikuti “Lensa Project: Capture Vietnam” yang diadakan akhir tahun nanti. Hasilnya, Danang Firmansyah, Adi Prasetyo, dan Harley MT terpilih sebagai pemenang.
Danang yang menjadi juara 1 mengaku workshop yang digelar Lensa Academy Surabaya memberikan wawasan baru seputar perkembangan drone yang bisa langsung diaplikasikan di lapangan melalui format kompetisi.
“Nah, kompetisinya ini sangat menantang karena kami hanya diberi kesempatan 10 menit untuk mengambil gambar dan langsung proses editing. Karena waktunya sempit, saya sempat merasa tidak akan menang. Tapi ketika disebut sebagai juara 1, jelas saya bangga,” tutur Danang.
Sebelumnya, peserta diajak ke kompleks wisata Pagoda Tian Ti yang terletak beberapa kilometer dari lokasi workshop. Di tempat itu, mereka diminta unjuk kemampuan dalam mengendalikan drone dan juga merekam lanskap area wisata itu dengan angle-angle yang unik dan kreatif. Setelah seluruh peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan editing sehingga menghasilkan video berdurasi 1 menit.
Albert Tampemawa sebagai perwakilan Lensa Academy menuturkan program Lensa Community didedikasikan bagi para pecinta seni audio visual yang haus akan ilmu demi mengembangkan bakat mereka di bidang audio dan visual. “Workshop yang diberikan pun bersifat up to date dan variatif karena kami ingin mengulik secara detail tentang seluk beluk seni audio visual itu sendiri,” jelas Albert.
Program Lensa Academy digelar di 10 kota Indonesia di sepanjang tahun ini. Sebelum Surabaya, Lensa Academy telah lebih dulu digelar di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Selanjutnya akan menyambangi Semarang, Purwokerto, Jember, Malang, Banjarmasin dan Pontianak.
Fenomena ini dicermati Lensa Academy, program yang digagas oleh Lensa Community dalam menggali dan memperkaya kemampuan para pegiat seni visual berbasis lensa untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Dalam gelaran workshop & competition yang keempat tahun ini di Surabaya, Lensa Academy 2019 dengan tema “Beyond Fly & Shoot” mengulas semua hal yang berkaitan dengan fotografi udara menggunakan drone. Pada kesempatan itu, Lensa Academy menghadirkan para drone expert sebagai pemateri, seperti Irwan Baidowi atau lebih dikenal One Glove dan Ganang Aditama.
“Kita sharing bareng tentang drone, mulai yang basic yaitu teknik mengemudikannya hingga yang lebih expert, yakni mengeksplorasi kemampuan dan fitur drone untuk mendapatkan tangkapan visual yang baik dan menarik,” kata One Glove di sela acara Lensa Academy di Geldboom, Mulyorejo, Surabaya, Minggu (14/7/2019).
Dengan pengalamannya, One Glove berbagi ilmu seputar teknik mengemudikan drone. Ini menjadi sangat penting. Pasalnya, teknik mengemudi drone merupakan hal yang sangat critical dalam fotografi dan sinematografi udara.
Sementara, Ganang Aditama mengulik lebih dalam tentang creative shoot menggunakan drone. Sinergi dua pemateri ini diharapkan bisa semakin memperkaya para droner di Surabaya dan sekitarnya untuk meningkatkan kemampuan mereka.
“Di dunia audio visual, ada istilah man behid the gun. Drone itu bukan cuma diterbangkan lalu ngambil gambar begitu saja. Peserta juga harus memahami sisi creative shoot sehingga mereka bisa memaksimalkan alat yang mereka punya. Serba-serbi seperti ini yang kita eksplorasi lagi di Lensa Academy Surabaya karena ini cukup mendasar dan krusial,” beber Ganang.
Lensa Academy Surabaya juga menantang para droner berkompetisi menampilkan kemampuan dan karya terbaik mereka. Tiga peserta terbaik berkesempatan mengikuti “Lensa Project: Capture Vietnam” yang diadakan akhir tahun nanti. Hasilnya, Danang Firmansyah, Adi Prasetyo, dan Harley MT terpilih sebagai pemenang.
Danang yang menjadi juara 1 mengaku workshop yang digelar Lensa Academy Surabaya memberikan wawasan baru seputar perkembangan drone yang bisa langsung diaplikasikan di lapangan melalui format kompetisi.
“Nah, kompetisinya ini sangat menantang karena kami hanya diberi kesempatan 10 menit untuk mengambil gambar dan langsung proses editing. Karena waktunya sempit, saya sempat merasa tidak akan menang. Tapi ketika disebut sebagai juara 1, jelas saya bangga,” tutur Danang.
Sebelumnya, peserta diajak ke kompleks wisata Pagoda Tian Ti yang terletak beberapa kilometer dari lokasi workshop. Di tempat itu, mereka diminta unjuk kemampuan dalam mengendalikan drone dan juga merekam lanskap area wisata itu dengan angle-angle yang unik dan kreatif. Setelah seluruh peserta mendapatkan kesempatan untuk melakukan editing sehingga menghasilkan video berdurasi 1 menit.
Albert Tampemawa sebagai perwakilan Lensa Academy menuturkan program Lensa Community didedikasikan bagi para pecinta seni audio visual yang haus akan ilmu demi mengembangkan bakat mereka di bidang audio dan visual. “Workshop yang diberikan pun bersifat up to date dan variatif karena kami ingin mengulik secara detail tentang seluk beluk seni audio visual itu sendiri,” jelas Albert.
Program Lensa Academy digelar di 10 kota Indonesia di sepanjang tahun ini. Sebelum Surabaya, Lensa Academy telah lebih dulu digelar di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Selanjutnya akan menyambangi Semarang, Purwokerto, Jember, Malang, Banjarmasin dan Pontianak.
(mim)