Mobil Terkoneksi Internet Dituding Paling Dekat dengan Kematian
A
A
A
LONDON - Mobil-mobil baru disebut sangat rentan pada serangan siber, yang biasa mengakibatkan kematian ribuan orang.
Kelompok advokasi konsumen Laporan baru berjudul “Mengapa mobil-mobil yang saling terhubung (lewat internet) bisa menjadi mesin pembunuh dan bagaimana menghindarinya,” dibuat oleh kelompok konsumen yang berkantor di Los Angeles. Katanya, mobil-mobil baru yang semakin mengandalkan hubungan lewat internet bisa menjadi ancaman keamanan nasional yang baru.
“Masalahnya adalah, sistem kontrol kendaraan tersambung lewat internet tanpa adanya sistem pengaman yang bisa dengan segera memutuskan hubungan itu kalau terjadi serangan siber secara massal,” kata laporan itu.
Laporan itu mengatakan, para eksekutif perusahaan mobil sadar akan adanya risiko itu, tapi berkeras menggunakan teknologi itu dalam mobil-mobil baru, demi keuntungan perusahaan meski membahayakan keselamatan konsumen.
Laporan itu disusun setelah diadakan studi selama lima bulan dengan bantuan lebih dari 20 whistleblower atau “pelapor pelanggaran” dari dalam industri mobil.
Kelompok pakar industri mobil dan lainnya memperkirakan 3.000 orang bisa tewas karena kecelakaan kalau terjadi serangan siber pada jam-jam sibuk.
“Kita kini bisa mengontrol berbagai fungsi dalam mobil lewat ponsel pintar, seperti menghidupkan mesin, menjalankan sistem pendingin udara dan lain-lain,” kata seorang pelapor pelanggaran yang tidak disebutkan namanya.
“Kalau kita bisa melakukan semua itu lewat ponsel pintar, orang lain juga bisa melakukannya lewat internet,” tambahnya lagi.
“Para pembuat mobil Amerika harus menghentikan praktik itu dan Kongres harus turun tangan untuk melindungi jaringan transportasi serta keselamatan kita,” kata Jamie Court ketua badan konsumen Consumer Watchdog.
Kelompok advokasi konsumen Laporan baru berjudul “Mengapa mobil-mobil yang saling terhubung (lewat internet) bisa menjadi mesin pembunuh dan bagaimana menghindarinya,” dibuat oleh kelompok konsumen yang berkantor di Los Angeles. Katanya, mobil-mobil baru yang semakin mengandalkan hubungan lewat internet bisa menjadi ancaman keamanan nasional yang baru.
“Masalahnya adalah, sistem kontrol kendaraan tersambung lewat internet tanpa adanya sistem pengaman yang bisa dengan segera memutuskan hubungan itu kalau terjadi serangan siber secara massal,” kata laporan itu.
Laporan itu mengatakan, para eksekutif perusahaan mobil sadar akan adanya risiko itu, tapi berkeras menggunakan teknologi itu dalam mobil-mobil baru, demi keuntungan perusahaan meski membahayakan keselamatan konsumen.
Laporan itu disusun setelah diadakan studi selama lima bulan dengan bantuan lebih dari 20 whistleblower atau “pelapor pelanggaran” dari dalam industri mobil.
Kelompok pakar industri mobil dan lainnya memperkirakan 3.000 orang bisa tewas karena kecelakaan kalau terjadi serangan siber pada jam-jam sibuk.
“Kita kini bisa mengontrol berbagai fungsi dalam mobil lewat ponsel pintar, seperti menghidupkan mesin, menjalankan sistem pendingin udara dan lain-lain,” kata seorang pelapor pelanggaran yang tidak disebutkan namanya.
“Kalau kita bisa melakukan semua itu lewat ponsel pintar, orang lain juga bisa melakukannya lewat internet,” tambahnya lagi.
“Para pembuat mobil Amerika harus menghentikan praktik itu dan Kongres harus turun tangan untuk melindungi jaringan transportasi serta keselamatan kita,” kata Jamie Court ketua badan konsumen Consumer Watchdog.
(wbs)