Menperin Sebut TKDN Bukan Jadi Hambatan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bukanlah suatu hambatan, malah bisa menjadi daya saing besar pada industri.
Hal tersebut ia ungkap saat usai peresmian ekspor mobil Wuling Almaz yakni Chevrolet Captiva di Pabrik Wuling, di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (25/9/2019).
"TKDN itu bukan hambatan, malah itu menjadi daya saing besar karena industri itu membutuhkan sistem inventory yang just in type. Nah dengan demikian, ini memperkuat industri otomotif kita," ujar Airlangga.
Menurut Airlangga tingkat kandungan lokal pada produk mobil sangat untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat Indonesia dalam industri otomotif.
"Local content-nya ada di Indonesia. Sekali lagi, dibuktikan bahwa di industri otomotif, local content-nya lebih penting," imbuhnya.
Selain melalui pemenuhan TKDN, Airlangga mengatakan peningkatan daya saing dalam ekspor kendaraan dapat dilakukan dengan riset dan pengembangan (research and development/RND) untuk mengetahui standard produk di wilayah Asia Tenggara.
"Jadi kalau di kita punya SNI, kalau lainnya punya standar lain. Tentu dalam mendesain produk harus memenuhi, terutama untuk ekspor harus memenuhi seluruh standar yang ada," tuturnya.
Hal tersebut ia ungkap saat usai peresmian ekspor mobil Wuling Almaz yakni Chevrolet Captiva di Pabrik Wuling, di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (25/9/2019).
"TKDN itu bukan hambatan, malah itu menjadi daya saing besar karena industri itu membutuhkan sistem inventory yang just in type. Nah dengan demikian, ini memperkuat industri otomotif kita," ujar Airlangga.
Menurut Airlangga tingkat kandungan lokal pada produk mobil sangat untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat Indonesia dalam industri otomotif.
"Local content-nya ada di Indonesia. Sekali lagi, dibuktikan bahwa di industri otomotif, local content-nya lebih penting," imbuhnya.
Selain melalui pemenuhan TKDN, Airlangga mengatakan peningkatan daya saing dalam ekspor kendaraan dapat dilakukan dengan riset dan pengembangan (research and development/RND) untuk mengetahui standard produk di wilayah Asia Tenggara.
"Jadi kalau di kita punya SNI, kalau lainnya punya standar lain. Tentu dalam mendesain produk harus memenuhi, terutama untuk ekspor harus memenuhi seluruh standar yang ada," tuturnya.
(wbs)