Bangkitkan Animo Pengunjung, TMS Hadirkan Produk Inovatif
A
A
A
TOKYO - Pameran automotif terbesar di kawasan Asia, Tokyo Motor Show (TMS) 2019, di Tokyo Big Sight dan Aomi Area resmi dibuka kemarin. Pameran yang akan berlangsung hingga 4 November itu mengangkat tema Open Future yang menekankan pentingnya inovasi guna mampu menarik minat pengunjung.
Diketahui, selama enam tahun belakangan ini TMS terus mengalami penurunan pengunjung. Pada 2013 pengunjung TMS tercatat mencapai 902.000. Angka itu langsung turun pada 2015 di mana hanya ada 813.500 pengunjung yang datang ke Tokyo Big Sight tempat TMS digelar. Pada 2017 penurunannya semakin parah karena hanya berhasil menarik minat 771.000 pengunjung.
Saat ini bukan hanya TMS saja yang kehilangan pesonanya. Berbagai pameran automotif yang digelar di berbagai negara di dunia juga tengah kehilangan daya magisnya. Misalnya Frankfurt Motor Show yang baru saja digelar di Frankfurt, Jerman, pada 12 September lalu.
Pameran automotif yang digelar sekali dalam dua tahun itu juga mengalami penurunan drastis. Pada 2015 mereka berhasil menarik pengunjung sebanyak 931.700 orang. Dua tahun setelahnya, 2017, angkanya langsung turun jadi 810.000 pengunjung. Puncaknya pada tahun ini di mana hanya ada 560.000 pengunjung yang datang ke Frankfurt Motor Show 2019.
Tren penurunan itu mau tidak mau memaksa penyelenggara automotif memutar otak guna berinovasi. Detroit Motor Show contohnya. Mereka langsung mengubah jadwal dari bulan Januari ke Juni. Jika dipaksakan tetap digelar pada Januari, pengunjung pameran dipastikan turun karena bertepatan dengan musim dingin.
Di tengah tren penurunan itu, Ketua Umum Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) Akio Toyoda justru menetapkan target yang fantastis, yakni 1 juta pengunjung. Sebuah angka yang tidak pernah tercapai di TMS sebelum-sebelumnya. Di ajang TMS 2019 itu, Akio Toyoda melakukan berbagai inovasi agar pengunjung tetap datang.
TMS 2019 yang tahun ini diselenggarakan di dua tempat yang terpisah justru dimanfaatkan Akio Toyoda dengan mengubah konsep pameran automotif yang terbilang usang dengan konsep baru yang lebih melibatkan pengunjung. Mereka nantinya tidak hanya dimanjakan dengan produk-produk terbaru dunia automotif.
Toyoda mengubah pameran automotif yang semula hanya pameran menjadi taman bermain seperti Dunia Fantasi di Indonesia dan Disneyland yang juga ada di Tokyo. Hal itu terlihat jelas saat melihat hall pameran di mana Toyota, Daihatsu, dan Hino berdampingan dengan ferris wheel yang ada di samping MegaWeb Aomi Area.
“Kami ingin membuat sebuah taman bermain automotif buat seluruh keluarga. Kami harus melebarkan cakupan jika ingin meningkatkan kualitas festival ini,” ucap Toyoda. Dia mengatakan TMS memang harus segera berubah jika tidak ingin ditinggalkan atau tertelan zaman.
Dia malah melihat sendiri bagaimana pabrikan automotif dunia justru lebih tertarik datang ke pameran teknologi akbar Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat, ketimbang ke Detroit Auto Show. Hal itu menurutnya terjadi karena CES menyajikan sebuah pameran yang cakupannya sangat luas tidak hanya teknologi semata, tetapi juga hiburan atau bahkan automotif.
Akio Toyoda juga menyiapkan sesuatu yang baru di TMS. Misalnya saja membuat panggung khusus para musisi Jepang yang diundang untuk mengisi acara. Salah satu yang diundang adalah grup idola Hinatazaka46. Grup idola ini sangat populer di Jepang mengalahkan grup idola yang sudah ada sebelumnya AKB48.
Kali ini TMS juga menyediakan ruangan khusus yang dinamakan Future Expo yang lokasinya berada tepat di bawah MegaWeb Expo. Di ruangan ini dipamerkan kendaraan masa depan yang tengah dibuat Jepang seperti mobil yang akan berjalan di bulan hingga mobil terbang buatan NEC Corp. Di tempat yang sama Toyota juga memamerkan robot kecerdasan buatan mereka yang bisa bermain bola basket dan menembak bola basket dengan akurasi 100%.
Masih di tempat yang sama TMS juga memfasilitasi e-sport dengan menghadirkan lomba dan turnamen selama TMS 2019 digelar. Pengunjung TMS 2019 bahkan bisa langsung mengikuti turnamen itu tanpa harus melakukan pendaftaran formal. Selain itu diadakan lomba balap drone yang membuat TMS 2019 semakin menarik.
Dengan segudang hiburan itu TMS justru tetap tidak ingin melupakan para petrolhead. Di TMS juga diadakan lomba drifting. Mereka mengundang berbagai komunitas mobil eksotis seperti Porsche, Ferrari, dan Lamborghini yang selama ini tidak pernah hadir di TMS. Jadi mata pengunjung TMS tetap akan dimanjakan oleh mobil-mobil sport dan super itu.
Inovasi yang dilakukan pihak penyelenggara juga diikuti peserta pameran TMS 2019. Mereka juga menghadirkan berbagai produk yang inovatif. Mitsubishi Motors Corporation (MMC) misalnya menghadirkan dua mobil konsep Mitsubishi MI-TECH Concept dan Mitsubishi Super Height K-Wagon Concept.
Kedua mobil konsep itu diyakini Mitsubishi sebagai terobosan baru yang belum ada sebelumnya. Misalnya Mitsubishi MI-TECH Concept diyakini jadi terobosan karena mobil listrik dengan Plug-In Hybrid Electric Vechile (PHEV) ini membutuhkan dimensi yang besar guna memfasilitasi daya tempuh yang lebih baik.
“PHEV memang berhasil mengatasi kekurangan jarak tempuh mobil listrik. Namun teknologi itu membutuhkan banyak komponen berukuran besar. Ini yang menyulitkan banyak pabrikan dalam mengurangi ukuran atau dimensi mobil dan komponen yang dibutuhkan,” ujar Takao Kato, Chief Executive Officer (CEO) MMC.
Hal itulah yang coba diatasi Mitsubishi dengan menghadirkan Mitsubishi MI-TECH CONCEPT. Takao Kato mengatakan Mitsubishi mencoba membangun sebuah mobil listrik dengan ukuran mesin yang kompak dan ringan. Contohnya mereka mengganti generator bensin yang biasa digunakan di mobil PHEV dengan gas turbin yang ukurannya lebih kecil.
Penggunaan gas turbin ini justru menurut Takao Kato memiliki banyak keuntungan. Gas turbin itu tidak hanya bisa menggunakan bahan bakar bensin, tetapi juga solar, kerosin atau bahkan alkohol. “Keuntungan lain dari turbin adalah suhu pembakaran dan tekanan yang sangat rendah sehingga tidak menghasilkan emisi yang dapat merugikan lingkungan,” tuturnya.
Sementara itu Mitsubishi Super Height K-Wagon Concept juga jadi terobosan baru buat Mitsubishi. Karena mobil itu merupakan sebuah mobil kei car atau berukuran kecil yang benar-benar tidak terlihat kecil. Mitsubishi Super Height K-Wagon Concept memiliki atap yang tinggi sesuai dengan namanya.
Ashwani Gupta, Chief Executive Officer (COO) MMC, mengatakan mobil itu merupakan gelombang generasi kedua mobil kei car buatan Mitsubishi. “Desainnya tidak hanya terlihat seperti sebuah SUV, tetapi juga menawarkan ruangan yang lebih besar dan fungsionalitas tinggi,” ucap Ashwani Gupta.
Ashwani Gupta mengutarakan, mobil itu akan diproduksi pada tahun fiskal 2019 dan akan menjadi mobil kei car baru Mitsubishi setelah Mitsubishi eK Wagon dan Mitsubishi eK Cross baru yang sudah diluncurkan resmi tahun ini. Inovasi juga dilakukan Mazda yang untuk pertama kalinya membuat mobil listrik.
Di ajang TMS 2019 mobil listrik yang diberi nama Mazda MX-30 itu hadir dalam bentuk SUV dan menggunakan baterai berdaya 35,5 kwh. Dengan tenaga baterai sebesar itu, daya jelajah kendaraan elektrik ini mencapai 200 km untuk setiap kali pengisian. Lain lagi inovasi yang dilakukan Suzuki Motor Corp.
Di TMS 2019 mereka menghadirkan mobil konsep unik bernama Suzuki Hanare. Mobil ini sama sekali tidak memiliki palang kemudi dan kursi konvensional. Meski hadir dalam bentuk yang kecil, mobil ini justru memiliki sebuah sofa yang ada di sisi depan dan belakang mobil. Selain itu terdapat layar berukuran besar di sisi kiri mobil.
“Kami ingin membuat sebuah mobil kecil yang bisa bertransformasi sesuai dengan perubahan zaman,” ucap Toshihiro Suzuki, RepresentativeDirector and President Suzuki Motor Corp. Sementara itu Honda Motor Corp mencoba berinovasi dengan tidak hanya menghadirkan mobil dan motor listrik saja.
Mereka mencoba menciptakan ekosistem mobil dan motor listrik. Presiden, Direktur Representatif dan CEO Honda Motor Co Takahiro Hachigo mengatakan Honda telah menciptakan sebuah siklus “menciptakan energi, menggunakan energi, dan menghubungkan energi”. Siklus tersebut dalam beberapa tahun lagi akan disempurnakan sehinga akan langsung terhubung dengan mobilitas orang sehari-hari.
Teknologi itu mereka sebut dengan Honda e:TECHNOLOGY. "Kami menawarkan nilai bagi konsumen pengguna motor, mobil, dan produk penghasil energi kami yang didukung oleh listrik atau bentuk energi lainnya," ungkapnya. Inovasi dari berbagai pihak peserta dan panitia pameran TMS 2019 inilah yang membuat Akio Toyoda yakin Tokyo Motor Show 2019 berusaha mampu menjawab tantangan yang ada saat ini.
Diketahui, selama enam tahun belakangan ini TMS terus mengalami penurunan pengunjung. Pada 2013 pengunjung TMS tercatat mencapai 902.000. Angka itu langsung turun pada 2015 di mana hanya ada 813.500 pengunjung yang datang ke Tokyo Big Sight tempat TMS digelar. Pada 2017 penurunannya semakin parah karena hanya berhasil menarik minat 771.000 pengunjung.
Saat ini bukan hanya TMS saja yang kehilangan pesonanya. Berbagai pameran automotif yang digelar di berbagai negara di dunia juga tengah kehilangan daya magisnya. Misalnya Frankfurt Motor Show yang baru saja digelar di Frankfurt, Jerman, pada 12 September lalu.
Pameran automotif yang digelar sekali dalam dua tahun itu juga mengalami penurunan drastis. Pada 2015 mereka berhasil menarik pengunjung sebanyak 931.700 orang. Dua tahun setelahnya, 2017, angkanya langsung turun jadi 810.000 pengunjung. Puncaknya pada tahun ini di mana hanya ada 560.000 pengunjung yang datang ke Frankfurt Motor Show 2019.
Tren penurunan itu mau tidak mau memaksa penyelenggara automotif memutar otak guna berinovasi. Detroit Motor Show contohnya. Mereka langsung mengubah jadwal dari bulan Januari ke Juni. Jika dipaksakan tetap digelar pada Januari, pengunjung pameran dipastikan turun karena bertepatan dengan musim dingin.
Di tengah tren penurunan itu, Ketua Umum Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) Akio Toyoda justru menetapkan target yang fantastis, yakni 1 juta pengunjung. Sebuah angka yang tidak pernah tercapai di TMS sebelum-sebelumnya. Di ajang TMS 2019 itu, Akio Toyoda melakukan berbagai inovasi agar pengunjung tetap datang.
TMS 2019 yang tahun ini diselenggarakan di dua tempat yang terpisah justru dimanfaatkan Akio Toyoda dengan mengubah konsep pameran automotif yang terbilang usang dengan konsep baru yang lebih melibatkan pengunjung. Mereka nantinya tidak hanya dimanjakan dengan produk-produk terbaru dunia automotif.
Toyoda mengubah pameran automotif yang semula hanya pameran menjadi taman bermain seperti Dunia Fantasi di Indonesia dan Disneyland yang juga ada di Tokyo. Hal itu terlihat jelas saat melihat hall pameran di mana Toyota, Daihatsu, dan Hino berdampingan dengan ferris wheel yang ada di samping MegaWeb Aomi Area.
“Kami ingin membuat sebuah taman bermain automotif buat seluruh keluarga. Kami harus melebarkan cakupan jika ingin meningkatkan kualitas festival ini,” ucap Toyoda. Dia mengatakan TMS memang harus segera berubah jika tidak ingin ditinggalkan atau tertelan zaman.
Dia malah melihat sendiri bagaimana pabrikan automotif dunia justru lebih tertarik datang ke pameran teknologi akbar Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat, ketimbang ke Detroit Auto Show. Hal itu menurutnya terjadi karena CES menyajikan sebuah pameran yang cakupannya sangat luas tidak hanya teknologi semata, tetapi juga hiburan atau bahkan automotif.
Akio Toyoda juga menyiapkan sesuatu yang baru di TMS. Misalnya saja membuat panggung khusus para musisi Jepang yang diundang untuk mengisi acara. Salah satu yang diundang adalah grup idola Hinatazaka46. Grup idola ini sangat populer di Jepang mengalahkan grup idola yang sudah ada sebelumnya AKB48.
Kali ini TMS juga menyediakan ruangan khusus yang dinamakan Future Expo yang lokasinya berada tepat di bawah MegaWeb Expo. Di ruangan ini dipamerkan kendaraan masa depan yang tengah dibuat Jepang seperti mobil yang akan berjalan di bulan hingga mobil terbang buatan NEC Corp. Di tempat yang sama Toyota juga memamerkan robot kecerdasan buatan mereka yang bisa bermain bola basket dan menembak bola basket dengan akurasi 100%.
Masih di tempat yang sama TMS juga memfasilitasi e-sport dengan menghadirkan lomba dan turnamen selama TMS 2019 digelar. Pengunjung TMS 2019 bahkan bisa langsung mengikuti turnamen itu tanpa harus melakukan pendaftaran formal. Selain itu diadakan lomba balap drone yang membuat TMS 2019 semakin menarik.
Dengan segudang hiburan itu TMS justru tetap tidak ingin melupakan para petrolhead. Di TMS juga diadakan lomba drifting. Mereka mengundang berbagai komunitas mobil eksotis seperti Porsche, Ferrari, dan Lamborghini yang selama ini tidak pernah hadir di TMS. Jadi mata pengunjung TMS tetap akan dimanjakan oleh mobil-mobil sport dan super itu.
Inovasi yang dilakukan pihak penyelenggara juga diikuti peserta pameran TMS 2019. Mereka juga menghadirkan berbagai produk yang inovatif. Mitsubishi Motors Corporation (MMC) misalnya menghadirkan dua mobil konsep Mitsubishi MI-TECH Concept dan Mitsubishi Super Height K-Wagon Concept.
Kedua mobil konsep itu diyakini Mitsubishi sebagai terobosan baru yang belum ada sebelumnya. Misalnya Mitsubishi MI-TECH Concept diyakini jadi terobosan karena mobil listrik dengan Plug-In Hybrid Electric Vechile (PHEV) ini membutuhkan dimensi yang besar guna memfasilitasi daya tempuh yang lebih baik.
“PHEV memang berhasil mengatasi kekurangan jarak tempuh mobil listrik. Namun teknologi itu membutuhkan banyak komponen berukuran besar. Ini yang menyulitkan banyak pabrikan dalam mengurangi ukuran atau dimensi mobil dan komponen yang dibutuhkan,” ujar Takao Kato, Chief Executive Officer (CEO) MMC.
Hal itulah yang coba diatasi Mitsubishi dengan menghadirkan Mitsubishi MI-TECH CONCEPT. Takao Kato mengatakan Mitsubishi mencoba membangun sebuah mobil listrik dengan ukuran mesin yang kompak dan ringan. Contohnya mereka mengganti generator bensin yang biasa digunakan di mobil PHEV dengan gas turbin yang ukurannya lebih kecil.
Penggunaan gas turbin ini justru menurut Takao Kato memiliki banyak keuntungan. Gas turbin itu tidak hanya bisa menggunakan bahan bakar bensin, tetapi juga solar, kerosin atau bahkan alkohol. “Keuntungan lain dari turbin adalah suhu pembakaran dan tekanan yang sangat rendah sehingga tidak menghasilkan emisi yang dapat merugikan lingkungan,” tuturnya.
Sementara itu Mitsubishi Super Height K-Wagon Concept juga jadi terobosan baru buat Mitsubishi. Karena mobil itu merupakan sebuah mobil kei car atau berukuran kecil yang benar-benar tidak terlihat kecil. Mitsubishi Super Height K-Wagon Concept memiliki atap yang tinggi sesuai dengan namanya.
Ashwani Gupta, Chief Executive Officer (COO) MMC, mengatakan mobil itu merupakan gelombang generasi kedua mobil kei car buatan Mitsubishi. “Desainnya tidak hanya terlihat seperti sebuah SUV, tetapi juga menawarkan ruangan yang lebih besar dan fungsionalitas tinggi,” ucap Ashwani Gupta.
Ashwani Gupta mengutarakan, mobil itu akan diproduksi pada tahun fiskal 2019 dan akan menjadi mobil kei car baru Mitsubishi setelah Mitsubishi eK Wagon dan Mitsubishi eK Cross baru yang sudah diluncurkan resmi tahun ini. Inovasi juga dilakukan Mazda yang untuk pertama kalinya membuat mobil listrik.
Di ajang TMS 2019 mobil listrik yang diberi nama Mazda MX-30 itu hadir dalam bentuk SUV dan menggunakan baterai berdaya 35,5 kwh. Dengan tenaga baterai sebesar itu, daya jelajah kendaraan elektrik ini mencapai 200 km untuk setiap kali pengisian. Lain lagi inovasi yang dilakukan Suzuki Motor Corp.
Di TMS 2019 mereka menghadirkan mobil konsep unik bernama Suzuki Hanare. Mobil ini sama sekali tidak memiliki palang kemudi dan kursi konvensional. Meski hadir dalam bentuk yang kecil, mobil ini justru memiliki sebuah sofa yang ada di sisi depan dan belakang mobil. Selain itu terdapat layar berukuran besar di sisi kiri mobil.
“Kami ingin membuat sebuah mobil kecil yang bisa bertransformasi sesuai dengan perubahan zaman,” ucap Toshihiro Suzuki, RepresentativeDirector and President Suzuki Motor Corp. Sementara itu Honda Motor Corp mencoba berinovasi dengan tidak hanya menghadirkan mobil dan motor listrik saja.
Mereka mencoba menciptakan ekosistem mobil dan motor listrik. Presiden, Direktur Representatif dan CEO Honda Motor Co Takahiro Hachigo mengatakan Honda telah menciptakan sebuah siklus “menciptakan energi, menggunakan energi, dan menghubungkan energi”. Siklus tersebut dalam beberapa tahun lagi akan disempurnakan sehinga akan langsung terhubung dengan mobilitas orang sehari-hari.
Teknologi itu mereka sebut dengan Honda e:TECHNOLOGY. "Kami menawarkan nilai bagi konsumen pengguna motor, mobil, dan produk penghasil energi kami yang didukung oleh listrik atau bentuk energi lainnya," ungkapnya. Inovasi dari berbagai pihak peserta dan panitia pameran TMS 2019 inilah yang membuat Akio Toyoda yakin Tokyo Motor Show 2019 berusaha mampu menjawab tantangan yang ada saat ini.
(don)