Juara Nasional, Huawei Kirim Tim ITB Huawei ke Kejuaraan Asia Pasifik
A
A
A
YOGYAKARTA - Tim A –Network Institut Teknologi Bandung (ITB)- berhasil menjuarai Huawei ICT Competition 2019-2020 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Huawei. Mereka berhak mewakili Indonesia ke kejuaraan yang sama di level Asia Pasifik.
Tim A –Network dari ITB yang terdiri dari Samuel Christian Coe, Wilson Rustiandy, dan Afif Tri Farhan, mengungguli Tim B –Network Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Ghanny Erlangga, Nugroho Setio Wibowo, dan Muhammad Fadhillah Sukmojatmiko sebagai juara kedua. Sementara Tim A –Network Telkom University Bandung yang beranggotakan Espinal Adrinaldi, Liem Agung Risky Sanjaya Putra, dan Muhammad Abdullah Rasyad meraih gelar juara ketiga.
Mengambil tema “Connection, Glory, Future”, kompetisi di bidang TIK antarperguruan tinggi ini digelar oleh Huawei untuk kali kedua. Ini menjadi bagian dari kemitraan Huawei dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam Huawei ICT Academy dalam menyediakan platform bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka di bidang komputasi awan dan jaringan.
Babak final tingkat nasional ini diikuti oleh 68 peserta yang berasal dari delapan universitas terkemuka. Masing-masing, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) Depok, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Telkom (Tel-U) Bandung, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.
Tim A –Network ITB yang penyandang gelar juara pertama pada Huawei ‘ICT Competition 2019-2020’ tingkat nasional berhak mengikuti kompetisi selanjutnya. Para calon pemimpin bangsa itu akan melawan tim-tim terbaik dari negara-negara lain di kawasan Pasifik Selatan untuk memperebutkan tiket ke Kompetisi TIK tingkat dunia.
Roger Zhang, Vice President, Huawei Indonesia mengatakan, selamat kepada Tim A –Network ITB yang telah berhasil menjuarai kompetisi TIK tahun ini, juga kepada seluruh finalis di tingkat nasional atas kerja keras dan kesungguhan upaya mereka dalam berinovasi di sepanjang kompetisi ini.
Program tahun ini merupakan penyelenggaraan ‘ICT Competition’ tahun kedua di Indonesia yang diharapkan dapat mendukung visi pemerintah dalam melahirkan bibit-bibit baru sumber daya manusia (SDM) unggul menuju tercapainya Indonesia maju, serta menyiapkan lulusan-lulusan perguruan tinggi yang dibekali dengan kecakapan di bidang TIK.
“Kompetisi TIK ini merupakan wujud komitmen Huawei melalui kolaborasi yang dibangun bersama-sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dalam turut membangun kompetensi akademik dan mendukung lahirnya SDM berkompetensi global, melalui alih pengetahuan dan pengenalan beragam teknologi dan peranti di bidang jaringan, Big Data, IoT, serta komputasi awan, selama mereka mengikuti gelaran kompetisi ini,” papar Roger.
Selama kompetisi berlangsung, seluruh peserta memperoleh materi-materi pembelajaran. Mereka juga mendapatkan latihan simulasi langsung dari Huawei sesuai subjek kompetisi yang diikuti.
Sementara itu, Muhammad Dimyati, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, menyampaikan, sangat mendukung terselenggaranya Huawei ICT Competition. Ini salah satu perwujudan yang disebut sebagai Smart Generation Package.
"Bukan hanya karena kontennya yang mencerminkan isu-isu terkini yang tengah menjadi trending topic di era Revolusi Industri 4.0 ini, tapi juga karena tema yang diangkat mengedepankan dan mengangkat kehidupan cerdas, yang pada akhirnya akan menempatkan manusia yang memanusiakan manusia, bukan hanya mendorong manusia sebagai objek teknologi,” katanya.
Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Digital dan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, pihaknya mengapresiasi inisiatif Huawei dalam memperkuat sinergi antara industri dengan pendidikan tinggi dalam bidang TIK melalui program-program seperti ini.
"Sinergi tersebut kami harapkan mampu menjadi jembatan antara desain pendidikan formal di kampus dengan kebutuhan kecakapan riil di dunia kerja. Hal ini sejalan dengan misi Kementerian Kominfo untuk melakukan percepatan pemenuhan kebutuhan talenta digital Indonesia, di antaranya melalui program unggulan Digital Talent Scholarship," tuturnya.
Pihaknya memang mendorong seluruh stakeholders untuk bersama-sama mengerjakan agenda besar pemenuhan SDM era digital ini. Dengan tujuan menjadikan Indonesia jauh lebih kompetitif dalam persaingan global dan transformasi digital.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof Panut Mulyono, menyambut positif diselenggarakannya Huawei ICT Competition. Dikatakannya, alih pengetahuan dan informasi yang terselenggara dalam sinergi antara dunia pendidikan dan Huawei selalu pelaku industri, memberikan pemahaman kepada dunia pendidikan akan standar dan realitas kebutuhan industri.
Di era ini, dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan edukasi tentang analisis Big Data, AI, robotik, cloud, dan Internet of Things. “Kami memberikan apresiasi tinggi kepada Huawei atas terbangunnya sinergi melalui program-program seperti Huawei ICT Competition. Sinergi ini berguna bagi kampus dalam menyiapkan pendidikan yang tepat guna, serta membangun optimisme kami akan lahirnya makin banyak SDM Indonesia yang unggul dan berkompetensi tinggi di bidang TIK, produktif, dan kontributif terhadap peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global,” tandasnya.
Tim A –Network dari ITB yang terdiri dari Samuel Christian Coe, Wilson Rustiandy, dan Afif Tri Farhan, mengungguli Tim B –Network Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Ghanny Erlangga, Nugroho Setio Wibowo, dan Muhammad Fadhillah Sukmojatmiko sebagai juara kedua. Sementara Tim A –Network Telkom University Bandung yang beranggotakan Espinal Adrinaldi, Liem Agung Risky Sanjaya Putra, dan Muhammad Abdullah Rasyad meraih gelar juara ketiga.
Mengambil tema “Connection, Glory, Future”, kompetisi di bidang TIK antarperguruan tinggi ini digelar oleh Huawei untuk kali kedua. Ini menjadi bagian dari kemitraan Huawei dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam Huawei ICT Academy dalam menyediakan platform bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka di bidang komputasi awan dan jaringan.
Babak final tingkat nasional ini diikuti oleh 68 peserta yang berasal dari delapan universitas terkemuka. Masing-masing, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) Depok, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Telkom (Tel-U) Bandung, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.
Tim A –Network ITB yang penyandang gelar juara pertama pada Huawei ‘ICT Competition 2019-2020’ tingkat nasional berhak mengikuti kompetisi selanjutnya. Para calon pemimpin bangsa itu akan melawan tim-tim terbaik dari negara-negara lain di kawasan Pasifik Selatan untuk memperebutkan tiket ke Kompetisi TIK tingkat dunia.
Roger Zhang, Vice President, Huawei Indonesia mengatakan, selamat kepada Tim A –Network ITB yang telah berhasil menjuarai kompetisi TIK tahun ini, juga kepada seluruh finalis di tingkat nasional atas kerja keras dan kesungguhan upaya mereka dalam berinovasi di sepanjang kompetisi ini.
Program tahun ini merupakan penyelenggaraan ‘ICT Competition’ tahun kedua di Indonesia yang diharapkan dapat mendukung visi pemerintah dalam melahirkan bibit-bibit baru sumber daya manusia (SDM) unggul menuju tercapainya Indonesia maju, serta menyiapkan lulusan-lulusan perguruan tinggi yang dibekali dengan kecakapan di bidang TIK.
“Kompetisi TIK ini merupakan wujud komitmen Huawei melalui kolaborasi yang dibangun bersama-sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dalam turut membangun kompetensi akademik dan mendukung lahirnya SDM berkompetensi global, melalui alih pengetahuan dan pengenalan beragam teknologi dan peranti di bidang jaringan, Big Data, IoT, serta komputasi awan, selama mereka mengikuti gelaran kompetisi ini,” papar Roger.
Selama kompetisi berlangsung, seluruh peserta memperoleh materi-materi pembelajaran. Mereka juga mendapatkan latihan simulasi langsung dari Huawei sesuai subjek kompetisi yang diikuti.
Sementara itu, Muhammad Dimyati, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, menyampaikan, sangat mendukung terselenggaranya Huawei ICT Competition. Ini salah satu perwujudan yang disebut sebagai Smart Generation Package.
"Bukan hanya karena kontennya yang mencerminkan isu-isu terkini yang tengah menjadi trending topic di era Revolusi Industri 4.0 ini, tapi juga karena tema yang diangkat mengedepankan dan mengangkat kehidupan cerdas, yang pada akhirnya akan menempatkan manusia yang memanusiakan manusia, bukan hanya mendorong manusia sebagai objek teknologi,” katanya.
Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Digital dan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, pihaknya mengapresiasi inisiatif Huawei dalam memperkuat sinergi antara industri dengan pendidikan tinggi dalam bidang TIK melalui program-program seperti ini.
"Sinergi tersebut kami harapkan mampu menjadi jembatan antara desain pendidikan formal di kampus dengan kebutuhan kecakapan riil di dunia kerja. Hal ini sejalan dengan misi Kementerian Kominfo untuk melakukan percepatan pemenuhan kebutuhan talenta digital Indonesia, di antaranya melalui program unggulan Digital Talent Scholarship," tuturnya.
Pihaknya memang mendorong seluruh stakeholders untuk bersama-sama mengerjakan agenda besar pemenuhan SDM era digital ini. Dengan tujuan menjadikan Indonesia jauh lebih kompetitif dalam persaingan global dan transformasi digital.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof Panut Mulyono, menyambut positif diselenggarakannya Huawei ICT Competition. Dikatakannya, alih pengetahuan dan informasi yang terselenggara dalam sinergi antara dunia pendidikan dan Huawei selalu pelaku industri, memberikan pemahaman kepada dunia pendidikan akan standar dan realitas kebutuhan industri.
Di era ini, dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan edukasi tentang analisis Big Data, AI, robotik, cloud, dan Internet of Things. “Kami memberikan apresiasi tinggi kepada Huawei atas terbangunnya sinergi melalui program-program seperti Huawei ICT Competition. Sinergi ini berguna bagi kampus dalam menyiapkan pendidikan yang tepat guna, serta membangun optimisme kami akan lahirnya makin banyak SDM Indonesia yang unggul dan berkompetensi tinggi di bidang TIK, produktif, dan kontributif terhadap peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global,” tandasnya.
(mim)