NMI Uji Ketangguhan Nissan Livina di Alam Sesungguhnya
Kamis, 12 Desember 2019 - 13:13 WIB

NMI Uji Ketangguhan Nissan Livina di Alam Sesungguhnya
A
A
A
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengajak Koran SINDO menguji Nissan Livina di wilayah Kalimantan Timur. Siapa sangka laboratorium pengujian justru berlangsung di medan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Seperti apa ceritanya? Pulau Kalimantan identik dengan alamnya yang didominasi oleh hutan. Tidak terkecuali dengan wilayah Kalimantan Timur yang dijadikan oleh PT NMI sebagai lokasi test drive mobil terbaru mereka Nissan Livina.
Sejatinya Nissan mengadakan kunjungan ke Kalimantan Timur untuk melakukan perjalanan di wilayah yang nantinya akan jadi wilayah Ibu Kota baru buat Indonesia. “Begitu tahu wilayah ini akan jadi wilayah Ibu Kota Baru buat Indonesia, kita langsung mencoba mengadakan trip ini. Nissan adalah brand automotif pertama yang melakukannya,” ujar Isao Sekiguchi, Presiden Direktur PT NMI.
Ajakan ini awalnya terdengar menyenangkan. Namun begitu destinasi pertama disebutkan, dahi Koran SINDO langsung berkernyit. “Borneo Orangutan Survival Foundation,” ucap Koran SINDO dalam hati ketika mendengar nama destinasi itu.
Nama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) memang tidak terdengar asing buat Koran SINDO. Kebetulan di tahun yang sama pernah ada ajakan yang sama mengunjungi BOSF. Masalahnya waktu itu orang yang mengundang membawa Koran SINDO dengan kendaraan yang lebih kompatibel, mobil penggerak empat roda berukuran besar.
Maklum topografi area BOSF memang tergolong semi off-road. Lokasinya yang berada di hutan membuat aksesnya sedikit sulit. Harus melewati kontur jalan yang cukup sulit untuk sebuah mobil penggerak roda depan seperti Nissan Livina. Sontak Koran SINDO langsung bertanya kepada panitia acara. “Tadi malam hujan kah di sana,” tanya kami.
Tidak bisa dibayangkan jika lokasi BOSF diguyur hujan. Sudah terbayang mobil ini akan kesulitan mencapai lokasi acara. Beruntungnya cuaca sejak semalaman menurut panitia acara masih mendukung dan tidak diguyur hujan. Meski demikian tetap saja ini bukan perkara mudah. Namun setidaknya bisa melegakan.
Begitu briefing selesai di kawasan Manggar, Koran SINDO langsung mengarahkan mobil ke kawasan Samboja. Lokasi dari Manggar ke Samboja tidak terlalu jauh sehingga dapat dengan cepat sampai ke gerbang awal BOSF. “Harap memperhatikan trek yang dilewati. Pilih trek yang kering saja,” pesan road captain melalui komunikasi radio.
Beruntung ground clearance Nissan Livina mencapai 205 milimeter. Setidaknya itu bisa jadi modal awal melewati kondisi jalan BOSF yang didominasi oleh lubang dan jalan yang tidak rata. Yang pasti ada sedikit rasa unik ketika mobil ini berjalan menuju lokasi BOSF. Bantingannya terasa nyaman. Satu hal yang tidak Koran SINDO rasakan sebelumnya ketika mengunjungi BOSF dengan mobil penggerak empat roda yang cenderung kaku.
Ujian sesungguhnya justru dimulai ketika hampir sampai ke area hotel BOSF. Jalanannya menanjak dan rusak parah. Mobil pun diminta bergiliran naik ke atas. Ada sedikit rasa khawatir mobil akan tersangkut lubang atau tak mampu menanjak dengan baik.
Hanya saja dengan menaruh transmisi di posisi Low, mobil masih bisa naik ke atas. Memang harus sedikit pintar dengan menggoyangkan palang kemudi ke kiri dan ke kanan guna mendapatkan traksi. Tapi setidaknya ini bisa membuktikan kalau penggerak roda depan masih bisa digunakan di medan seperti di area BOSF.
Setelah dari BOSF, Nissan sepertinya masih nekat untuk menguji dengan cara yang sama. Di hari kedua mereka mengajak ke area lainnya ke Bukit Bangkirai. Akses menuju Bangkirai memang tidak separah di BOSF. Hanya saja tanjakan-tanjakan curam dan kondisi jalan yang rusak serta kontur jalan yang tidak mulus benar-benar menguji mobil ini lahir batin.
Beruntung Nissan Livina dibekali dengan palang kemudi yang sangat komunikatif. Mobil ini jadi begitu akurat ketika diajak menari-nari dalam memilih kontur jalan yang perlu dihindari. Perjalanan menuju Bukit Bangkirai yang terasa menekan itu justru jadi hal yang sangat menyenangkan.
Jujur saja Nissan Livina begitu menyenangkan dikendarai. Sama halnya ketika mobil ini menyusuri Poros Balikpapan dan Samarinda yang jalannya tergolong mulus namun dijejali dengan truk-truk besar bermuatan berat.
Palang kemudi Nissan Livina dan mesin yang responsif membuat Nissan Livina begitu taktis melewati hambatan itu. Tentunya mesin yang responsif itu diperoleh dengan cara mengolah posisi transmisi dengan baik. Setidaknya hal ini terasa karena Nissan berani menguji mobil ini di alam yang sesungguhnya. Alam yang memaksa Nissan Livina mengeluarkan potensi yang ada dalam dirinya.
Sejatinya Nissan mengadakan kunjungan ke Kalimantan Timur untuk melakukan perjalanan di wilayah yang nantinya akan jadi wilayah Ibu Kota baru buat Indonesia. “Begitu tahu wilayah ini akan jadi wilayah Ibu Kota Baru buat Indonesia, kita langsung mencoba mengadakan trip ini. Nissan adalah brand automotif pertama yang melakukannya,” ujar Isao Sekiguchi, Presiden Direktur PT NMI.
Ajakan ini awalnya terdengar menyenangkan. Namun begitu destinasi pertama disebutkan, dahi Koran SINDO langsung berkernyit. “Borneo Orangutan Survival Foundation,” ucap Koran SINDO dalam hati ketika mendengar nama destinasi itu.
Nama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) memang tidak terdengar asing buat Koran SINDO. Kebetulan di tahun yang sama pernah ada ajakan yang sama mengunjungi BOSF. Masalahnya waktu itu orang yang mengundang membawa Koran SINDO dengan kendaraan yang lebih kompatibel, mobil penggerak empat roda berukuran besar.
Maklum topografi area BOSF memang tergolong semi off-road. Lokasinya yang berada di hutan membuat aksesnya sedikit sulit. Harus melewati kontur jalan yang cukup sulit untuk sebuah mobil penggerak roda depan seperti Nissan Livina. Sontak Koran SINDO langsung bertanya kepada panitia acara. “Tadi malam hujan kah di sana,” tanya kami.
Tidak bisa dibayangkan jika lokasi BOSF diguyur hujan. Sudah terbayang mobil ini akan kesulitan mencapai lokasi acara. Beruntungnya cuaca sejak semalaman menurut panitia acara masih mendukung dan tidak diguyur hujan. Meski demikian tetap saja ini bukan perkara mudah. Namun setidaknya bisa melegakan.
Begitu briefing selesai di kawasan Manggar, Koran SINDO langsung mengarahkan mobil ke kawasan Samboja. Lokasi dari Manggar ke Samboja tidak terlalu jauh sehingga dapat dengan cepat sampai ke gerbang awal BOSF. “Harap memperhatikan trek yang dilewati. Pilih trek yang kering saja,” pesan road captain melalui komunikasi radio.
Beruntung ground clearance Nissan Livina mencapai 205 milimeter. Setidaknya itu bisa jadi modal awal melewati kondisi jalan BOSF yang didominasi oleh lubang dan jalan yang tidak rata. Yang pasti ada sedikit rasa unik ketika mobil ini berjalan menuju lokasi BOSF. Bantingannya terasa nyaman. Satu hal yang tidak Koran SINDO rasakan sebelumnya ketika mengunjungi BOSF dengan mobil penggerak empat roda yang cenderung kaku.
Ujian sesungguhnya justru dimulai ketika hampir sampai ke area hotel BOSF. Jalanannya menanjak dan rusak parah. Mobil pun diminta bergiliran naik ke atas. Ada sedikit rasa khawatir mobil akan tersangkut lubang atau tak mampu menanjak dengan baik.
Hanya saja dengan menaruh transmisi di posisi Low, mobil masih bisa naik ke atas. Memang harus sedikit pintar dengan menggoyangkan palang kemudi ke kiri dan ke kanan guna mendapatkan traksi. Tapi setidaknya ini bisa membuktikan kalau penggerak roda depan masih bisa digunakan di medan seperti di area BOSF.
Setelah dari BOSF, Nissan sepertinya masih nekat untuk menguji dengan cara yang sama. Di hari kedua mereka mengajak ke area lainnya ke Bukit Bangkirai. Akses menuju Bangkirai memang tidak separah di BOSF. Hanya saja tanjakan-tanjakan curam dan kondisi jalan yang rusak serta kontur jalan yang tidak mulus benar-benar menguji mobil ini lahir batin.
Beruntung Nissan Livina dibekali dengan palang kemudi yang sangat komunikatif. Mobil ini jadi begitu akurat ketika diajak menari-nari dalam memilih kontur jalan yang perlu dihindari. Perjalanan menuju Bukit Bangkirai yang terasa menekan itu justru jadi hal yang sangat menyenangkan.
Jujur saja Nissan Livina begitu menyenangkan dikendarai. Sama halnya ketika mobil ini menyusuri Poros Balikpapan dan Samarinda yang jalannya tergolong mulus namun dijejali dengan truk-truk besar bermuatan berat.
Palang kemudi Nissan Livina dan mesin yang responsif membuat Nissan Livina begitu taktis melewati hambatan itu. Tentunya mesin yang responsif itu diperoleh dengan cara mengolah posisi transmisi dengan baik. Setidaknya hal ini terasa karena Nissan berani menguji mobil ini di alam yang sesungguhnya. Alam yang memaksa Nissan Livina mengeluarkan potensi yang ada dalam dirinya.
(don)