Bos TikTok Berambisi Jadi Raksasa Teknologi Pesaing Google

Minggu, 15 Maret 2020 - 21:27 WIB
Bos TikTok Berambisi...
Bos TikTok Berambisi Jadi Raksasa Teknologi Pesaing Google
A A A
BEIJING - ByteDance, pemilik platform video populer di kalangan anak muda, TikTok, berambisi untuk menjadi pemimpin global dalam industri teknologi. Reuters melaporkan, Zhang Yiming, CEO perusahaan, sedang bersiap untuk menyaingi Google dan Facebook di pasar global.

Dalam sebuah surat kepada semua karyawan perusahaan, kepala eksekutif menyatakan, mereka sekarang akan fokus pada ekspansi global. Meskipun ByteDance saat ini sedang diselidiki oleh AS atas tuduhan hubungan dengan Pemerintah China, Zhang tetap optimistis dengan ambisinya.

Dia mengatakan kepada Reuters, ada banyak kesalahpahaman dalam situasi saat ini. Meskipun ada upaya perusahaan untuk membersihkan namanya, untuk saat ini TikTok dilarang untuk digunakan oleh karyawan dari beberapa entitas Pemerintah Amerika Serikat.

Namun media sosial berbagi video itu menjadi sangat berpengaruh di pasar Amerika, terutama di kalangan orang muda. Nilai saham platform dilaporkan mendekati USD100 miliar di pasar sekunder, di mana investor menukar saham antara mereka sendiri dan bukan dengan entitas yang menerbitkan.

Sejak 2013, Zhang memiliki rencana untuk menaklukkan pasar global. Walaupun pada awalnya perusahaan tidak memiliki sarana keuangan untuk melakukannya. Di sisi lain, aplikasi ByteDance bukannya tanpa masalah sebelum konfrontasi dengan beberapa pejabat AS. Pada 2018, Pemerintah China tercatat menutup salah satu aplikasi teratas perusahaan karena mengandung konten vulgar.

Segala masalah tersebut tidak mematikan rencana ambisius Zhang Yiming. Dia telah meminjam strategi dari raksasa teknologi Amerika, Google, dalam mengelola kantor-kantornya untuk waktu lama. Fasilitas kantor dihiasi dengan poster dan CEO menyampaikan pidato setiap dua bulan, dalam semangat budaya kerja terbuka Google.

Selain itu, dia juga meminta staf untuk tidak memanggilnya "CEO" atau "bos", yang cukup drastis di tengah-tengah budaya tradisional China.

Beberapa aplikasi lain dari perusahaan, pada tingkat tertentu, sudah mengglobal. Misalnya Halo adalah aplikasi media sosial India, dan Lark, aplikasi produktivitas untuk tempat kerja yang ditargetkan ekspansi ke AS, Eropa, dan Jepang. Sayangnya untuk ByteDance, karena kekhawatiran AS dengan kebijakan privasi perusahaan, aplikasi Lark harus diorientasikan untuk fokus pada pasar di Jepang, Singapura, dan India.

Meskipun rencana CEO tampaknya cukup kuat, dia menyatakan saat ini ByteDance tidak memiliki strategi yang dekat dalam peluncuran pasar saham.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1822 seconds (0.1#10.140)