AGMARI Beri Solusi SMK Cetak SDM Pemasaran Digital Sesuai Kebutuhan Industri
A
A
A
JAKARTA - Sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi salah satu penyumbang besar angka pengangguran di Tanah Air. Padahal lulusan SMK diharapkan sebagai tenaga siap pakai oleh industri.
Hal ini disebabkan tidak singkronnya antara sumber daya manusia (SDM) lulusan SMK dengan kebutuhan industri. Terlebih di era digital seperti sekarang, di mana skill tenaga kerja harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Khususnya di Jurusan Pemasaran yang selama ini dianggap "jurusan buangan".
"Padahal jurusan pemasaran adalah unjuk tombak dari perusahaan. Buat apa produk bagus tapi tidak bisa dijual?" kata Pebriza Yanti, Ketua Umum Asosiasi Guru Marketing Indonesia (AGMARI).
Dikatakannya, siswa Jurusan Pemasaran SMK harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Di zaman serba digital ini, penguasan konten menjadi penting. Pemasaran tak lagi bisa mengandalkan omongan belaka.
"Siswa harus mengetahui pemasaran digital. Buat konten yang bisa mengkomunikasikan produk kepada pasar, sehingga mereka tertarik. Sebar konten itu melalui banyak media sosial yang tersedia," katanya lagi.
Melihat kesenjangan kemampuan siswa dengan kebutuhan, beberapa pribadi dan guru SMK berinisiatif mendirikan AGMARI. “AGMARI didirikan pada 6 Maret yang didasari atas kepedulian pada guru-guru SMK Pemasaran se-Indonesia. Dan ini bukan hanya sebagai wadah silaturahmi, tapi juga merupakan lembaga yang dapat berkontribusi untuk menambah kompetensi, profesionalisme dan wawasan siswa-siswi dan guru-guru marketing, serta sebagai penyambung antara dunia akademis dengan dunia usaha dan dunia industri," tuturnya seraya menambahkan, AGMARI juga sudah bersinergi dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) seluruh Indonesia.
AGMARI juga menyadari, bahwa untuk menciptakan SDM yg berkualitas dibutuhkan pendidik yang inovatif dan profesional. Berkaitan dengan itu AGMARI menyelenggarakan "Simposium Guru Marketing indonesia dalam Rangka HUT-I AGMARI". Simposium yang diselenggarakan di Hermina Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat ini dilengkapi dengan Pelatihan dan Sertifikasi Digital Marketing untuk para guru SMK. “Dengan program ini, diharapkan akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatkan profesionalisme dan kompetensi para pengajar,” harap Dedi Budiman, Founder dan Ketua Pembina AGMARI.
Supaya dapat memenuhi perkembangan dunia industri, AGMARI juga telah menginisiasi SMK Jurusan BDP (Bisnis Daring dan Pemasaran). Ini lengkap dengan kurikulum akademis, serta memfasilitasi kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) siswa-siswi di beberapa perusahaan.
Pelatihan Digital Marketing untuk guru-guru dan siswa SMK jurusan BDP juga sudah dilakukan AGMARI di beberapa kota. Mereka juga sudah mengkoordinir sertifikasi digital marketing dengan BNSP bagi guru-guru BDP.
"Tahun lalu sudah 1.000 guru yang kami sasar dan tahun ini berlanjut. Pada kesempatan simposium yang diikuti 150 guru dari berbagai kota ini akan berlanjut dengan proses sertifikasi. Sebanyak 80% dibiayai penuh oleh AGMARI sebagai wujud keseriusan mendongkrak kualitas luluan jurusan pemasaran," paparnya.
Bekerja sama dengan Astra Otoshop, AGMARI juga telah mengadakan pelatihan Effective Educational Videos di 13 Kota untuk para guru BDP. Selain itu juga diadakan program Company Visit untuk para guru BDP di beberapa perusahaan, di antaranya Astra Digital dan PT Videos.
Dedi menjelaskan, program ini dijalankan agar para guru BDP dapat memperoleh update dari dunia usaha di era digital. Sekaligus untuk mengetahui kompetensi apa yang dibutuhkan oleh mereka terhadap lulusan SMK, khususnya jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran.
Pebriza Yanti menambahkan, berkat pelatihan digital yang diberikan AGMARI, kini lulusan SMKN 23 Jakarta yang dididiknya telah menjadi rebutan industri. "Sudah banyak siswa kami yang 'diijon' oleh perusahaan besar sebelum lulus. Bahkan sudah ada yang bekerja, Senin-Jumat sekolah, Sabtu-Minggu bekerja. Ada juga yang minta izin untuk rapat, jadi sudah seperti bekerja betulan. Mereka bangga karena sudah berpenghasilan Rp5 jutaan, meski cuma magang," paparnya.
Kemal Gani, Group Chief Editor SWA Media, mengatakan, AGMARI sudah membuat link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Karena itu, dia yakin apa yang dibangun akan diterima oleh regulator. "Kami sudah ada keinginan untuk sowan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan menteri sekarang, kami yakin apa yang sudah dijalankan akan menjadi masukan yang baik," katanya.
Saat ini AGMARI sudah terdaftar di Kementerian Hukum & HAM, dan diketahui dan didukung oleh Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, organisasi juga didukung oleh para pembina dari kalangan dunia usaha, yang bisa memberikan masukan kepada para pengurus AGMARI dan guru-guru SMK BDP. Antara lain, Thomas Dragono, Direktur Fiber Star; Frinda, pemilik Jaringan Rumah Sakit Hermina; dan Trisya Suherman, CEO PT Louise and Chelsea Ind dan pemilik jaringan Bambu Spa.
Hal ini disebabkan tidak singkronnya antara sumber daya manusia (SDM) lulusan SMK dengan kebutuhan industri. Terlebih di era digital seperti sekarang, di mana skill tenaga kerja harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Khususnya di Jurusan Pemasaran yang selama ini dianggap "jurusan buangan".
"Padahal jurusan pemasaran adalah unjuk tombak dari perusahaan. Buat apa produk bagus tapi tidak bisa dijual?" kata Pebriza Yanti, Ketua Umum Asosiasi Guru Marketing Indonesia (AGMARI).
Dikatakannya, siswa Jurusan Pemasaran SMK harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Di zaman serba digital ini, penguasan konten menjadi penting. Pemasaran tak lagi bisa mengandalkan omongan belaka.
"Siswa harus mengetahui pemasaran digital. Buat konten yang bisa mengkomunikasikan produk kepada pasar, sehingga mereka tertarik. Sebar konten itu melalui banyak media sosial yang tersedia," katanya lagi.
Melihat kesenjangan kemampuan siswa dengan kebutuhan, beberapa pribadi dan guru SMK berinisiatif mendirikan AGMARI. “AGMARI didirikan pada 6 Maret yang didasari atas kepedulian pada guru-guru SMK Pemasaran se-Indonesia. Dan ini bukan hanya sebagai wadah silaturahmi, tapi juga merupakan lembaga yang dapat berkontribusi untuk menambah kompetensi, profesionalisme dan wawasan siswa-siswi dan guru-guru marketing, serta sebagai penyambung antara dunia akademis dengan dunia usaha dan dunia industri," tuturnya seraya menambahkan, AGMARI juga sudah bersinergi dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) seluruh Indonesia.
AGMARI juga menyadari, bahwa untuk menciptakan SDM yg berkualitas dibutuhkan pendidik yang inovatif dan profesional. Berkaitan dengan itu AGMARI menyelenggarakan "Simposium Guru Marketing indonesia dalam Rangka HUT-I AGMARI". Simposium yang diselenggarakan di Hermina Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat ini dilengkapi dengan Pelatihan dan Sertifikasi Digital Marketing untuk para guru SMK. “Dengan program ini, diharapkan akan memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatkan profesionalisme dan kompetensi para pengajar,” harap Dedi Budiman, Founder dan Ketua Pembina AGMARI.
Supaya dapat memenuhi perkembangan dunia industri, AGMARI juga telah menginisiasi SMK Jurusan BDP (Bisnis Daring dan Pemasaran). Ini lengkap dengan kurikulum akademis, serta memfasilitasi kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) siswa-siswi di beberapa perusahaan.
Pelatihan Digital Marketing untuk guru-guru dan siswa SMK jurusan BDP juga sudah dilakukan AGMARI di beberapa kota. Mereka juga sudah mengkoordinir sertifikasi digital marketing dengan BNSP bagi guru-guru BDP.
"Tahun lalu sudah 1.000 guru yang kami sasar dan tahun ini berlanjut. Pada kesempatan simposium yang diikuti 150 guru dari berbagai kota ini akan berlanjut dengan proses sertifikasi. Sebanyak 80% dibiayai penuh oleh AGMARI sebagai wujud keseriusan mendongkrak kualitas luluan jurusan pemasaran," paparnya.
Bekerja sama dengan Astra Otoshop, AGMARI juga telah mengadakan pelatihan Effective Educational Videos di 13 Kota untuk para guru BDP. Selain itu juga diadakan program Company Visit untuk para guru BDP di beberapa perusahaan, di antaranya Astra Digital dan PT Videos.
Dedi menjelaskan, program ini dijalankan agar para guru BDP dapat memperoleh update dari dunia usaha di era digital. Sekaligus untuk mengetahui kompetensi apa yang dibutuhkan oleh mereka terhadap lulusan SMK, khususnya jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran.
Pebriza Yanti menambahkan, berkat pelatihan digital yang diberikan AGMARI, kini lulusan SMKN 23 Jakarta yang dididiknya telah menjadi rebutan industri. "Sudah banyak siswa kami yang 'diijon' oleh perusahaan besar sebelum lulus. Bahkan sudah ada yang bekerja, Senin-Jumat sekolah, Sabtu-Minggu bekerja. Ada juga yang minta izin untuk rapat, jadi sudah seperti bekerja betulan. Mereka bangga karena sudah berpenghasilan Rp5 jutaan, meski cuma magang," paparnya.
Kemal Gani, Group Chief Editor SWA Media, mengatakan, AGMARI sudah membuat link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha. Karena itu, dia yakin apa yang dibangun akan diterima oleh regulator. "Kami sudah ada keinginan untuk sowan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan menteri sekarang, kami yakin apa yang sudah dijalankan akan menjadi masukan yang baik," katanya.
Saat ini AGMARI sudah terdaftar di Kementerian Hukum & HAM, dan diketahui dan didukung oleh Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, organisasi juga didukung oleh para pembina dari kalangan dunia usaha, yang bisa memberikan masukan kepada para pengurus AGMARI dan guru-guru SMK BDP. Antara lain, Thomas Dragono, Direktur Fiber Star; Frinda, pemilik Jaringan Rumah Sakit Hermina; dan Trisya Suherman, CEO PT Louise and Chelsea Ind dan pemilik jaringan Bambu Spa.
(mim)