Bisnis Mobil Bekas Masih Lesu

Senin, 29 September 2014 - 21:10 WIB
Bisnis Mobil Bekas Masih Lesu
Bisnis Mobil Bekas Masih Lesu
A A A
PALEMBANG - Bisnis otomotif khususnya mobil bekas di Palembang masih lemah hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Mobil Sumatera Selatan (APMSS) Hermansyah.

Tercatat sepanjang 2013 - 2014 terjadi penurunan drastis hingga 70%. Akibatnya para pengusaha menerima kerugian antara Rp25 - Rp30 miliar. Bahkan 85% diantaranya harus makan modal untuk menjalankan operasional bisnisnya.

“Penurunan 70% ini terlihat dari tingkat penjualan di 200 showroom di Palembang. Jika dua tahun lalu rata-rata bisa terjual 25 unit perbulan, sekarang 5-7 unit saja sudah cukup baik,” jelas Hermansyah pada Sindonews, Senin (29/9/2014).

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan penjualan mobkas. Diantaranya yaitu anjloknya harga sejumlah komoditi dan hasil bumi, seperti karet, sawit, kopi, batubara, dan lainnya.

Faktor yang satu ini termasuk persoalan utama karena 65% konsumen mobkas adalah petani dan pedagang yang berada di sektor pertanian dan perkebunan.

“Pengaruhnya bisa sampai 50%. Sebab, stok unit lama yang harganya tinggi terpaksa dijual dengan harga murah, rugi besar,”ucapnya.

Selain itu, penurunan penjualan mobil bekas juga disebabkan makin ketatnya penetrasi dari leasing atau finance, terutama untuk pembiayaan kendaraan dump truk pengangkut batu bara. Suku bunga yang diberikan pun menurutnya belum ideal untuk segmentasi pasar mobkas.

Tidak hanya terkait kehati-hatian pihak finance dalam hal pembiayaan kendaraan, aturan yang ditetapkan otoritas jasa keuangan (OJK) juga menjadi faktor lainnya.

OJK menetapkan biaya 25-35% untuk down payment dengan potongan refund asuransi yang turun 50%. Idealnya 35% tapi itu sudah aturan ya harus diikuti. Tapi, bisa dimungkinkan ada unsur politis juga di sana,”tutur dia.

Hermansyah juga tak menampik, banyak keluarnya mobil baru yang murah yang diluncurkan oleh branding ternama juga menjadi penyebab menurunnya bisnis ini.

Kendati penjualan mobil bekas terus menurun, tapi Hermansyah optimistis, penjualan akan berangsur meningkat pasca pelantikan presiden terpilih serta dua momen besar Natal dan tahun baru mendatang.

Selanjutnya, kondisi berangsur normal dimungkinkan baru pada tahun depan, seiring perekonomian yang berangsur membaik.

“Diprediksi peningkatan penjualan baru bisa di angka 5% saat Natal dan tahun baru nanti. Sebab, harga karet tidak dijamin turun drastis. Saat ini para pengusaha perkuat penjualan mobil baru jenis fast car,”pungkas Hermansyah.
(dol)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8177 seconds (0.1#10.140)