Toyota Siap Lahirkan Teknologi V2V Akhir Tahun Depan
A
A
A
NEW YORK - Tingkat kecelakaan jalan raya sangat memperihatinkan. Bukan hanya di Indonesia, tapi seluruh negara di dunia. Beberapa waktu lalu konsep kendaraan yang terkoneksi dengan kendaraan lain (V2V) sempat menyeruak. Sekarang Toyota menyanggupi dan mengatakan siap melahirkan teknologi ini pada akhir 2015.
Dikutip dari Autonews, Kamis (27/11/2014), V2V memungkinkan mobil bisa saling terkoneksi dan saling bertukar informasi, sehingga mampu meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan. Langkah ini disiapkan untuk menuju teknologi selanjutnya yakni otonomos.
Melalui infrastruktur ini, mobil dapat terkoneksi dengan sistem sensor transportasi yang ada di simpang jalan. Teknologi ini juga dapat memperingati pengguna jalan lain, termasuk pejalan kaki. Lebih jauh dapat memimalisir blind spot yang kerap menjadi sumber kecelakaan.
Badan keselamatan jalan raya AS mendorong percepatan implementasi tekonolgi ini di semua kendaraan. Badan ini mengatakan, teknologi ini dapat membantu mencegah 600 ribu kecelakaan dan 1.000 kematian setiap tahunnya.
Pada awal perkembangan dikatakan teknologi ini belum efektif, karena butuh kendaraan lain dengan kelengkapan yang sama untuk bisa memanfaatkannya. Juga harus ada standardisasi gelombang pengiriman dan penerimaan sinyal, yakni 760 megahertz.
"Teknologi keselamatan ini hanya bisa efektif kalau sudah banyak digunakan masyarakat. Jadi kami memulai langkah pertama," ulas Moritaka Yoshida, Kepala Teknologi Keselamatan Toyota.
Dikutip dari Autonews, Kamis (27/11/2014), V2V memungkinkan mobil bisa saling terkoneksi dan saling bertukar informasi, sehingga mampu meminimalisir terjadinya kecelakaan di jalan. Langkah ini disiapkan untuk menuju teknologi selanjutnya yakni otonomos.
Melalui infrastruktur ini, mobil dapat terkoneksi dengan sistem sensor transportasi yang ada di simpang jalan. Teknologi ini juga dapat memperingati pengguna jalan lain, termasuk pejalan kaki. Lebih jauh dapat memimalisir blind spot yang kerap menjadi sumber kecelakaan.
Badan keselamatan jalan raya AS mendorong percepatan implementasi tekonolgi ini di semua kendaraan. Badan ini mengatakan, teknologi ini dapat membantu mencegah 600 ribu kecelakaan dan 1.000 kematian setiap tahunnya.
Pada awal perkembangan dikatakan teknologi ini belum efektif, karena butuh kendaraan lain dengan kelengkapan yang sama untuk bisa memanfaatkannya. Juga harus ada standardisasi gelombang pengiriman dan penerimaan sinyal, yakni 760 megahertz.
"Teknologi keselamatan ini hanya bisa efektif kalau sudah banyak digunakan masyarakat. Jadi kami memulai langkah pertama," ulas Moritaka Yoshida, Kepala Teknologi Keselamatan Toyota.
(dyt)