Mobil Listrik SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Tiba di Surabaya
A
A
A
SURABAYA - Mobil listrik buatan siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang tiba di Surabaya Jumat (26/12/2014), pagi. Mobil ini melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya dan hingga saat ini sudah menempuh jarak sekitar 700 km lebih.
Mobil ini diberangkatkan dari Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta. Sekretari Pengurus Wilayah Muhamamdiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan, setelah start dari kantor tersebut, mobil ini menuju Monas kemudian Tol Cikampek, Indramayu, Cirebon, Brebes, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya.
"Setelah dari sini akan lanjut ke Malang di SMK 7 Gondanglegi," kata Nadjib disela-sela penyambutan Tour De Java Microbus Solar-Car Suryawangsa 2, Jumat (26/12/2014).
Selama perjalanan, mobil ini singgah di beberapa sekolah milik Muhammdiyah diantaranya, SMKM Haurgelis Indramayu, SMKM Bulakamba Brebes, PDM Kab. Kendal, PWM Jawa Tengah, SMKM Sayung Demak, SMKM Kudus, PDM Rembang, PDM Tuban, SMKM 5 Babat, Pondok Modern Paciran Lamongan, dan SMPM GKB Gersik.
Najdib juga mengatakan, mobil hybrib ini merupakan iktiar dari anak-anak bangsa untuk memberikan solusi ditengah problem kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan. Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 didesain untuk kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, H Pahri MM mengatakan, mobil listrik ini memerlukan pengerjaan waktu selama 6 bulan 7 hari dengan meilbatkan Guru dan Siswa dari lima kompetensi keahlian.
Diantaranya, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Ototronik, Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik Komputer & Jaringan. Kemudian untuk riset melalui beberapa tahapan, yaitu riset dasar(Th. 2009-2010), riset terapan (2011-2012) yang melahirkan produk Suryawangsa 1, riset penyempurnaan dan pengembangan (2013-2015).
"Alhamdulillah Tour De Java Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 berjalan lancar, sesuai rencana. Mobil ini kuat dan tangguh. Tak ada kerusakan dan hambatan serius. Sekalipun menempuh medan yang ekstrem di Jalur Pantura, hujan dan banjir serta tanjakan tajam dan berat, mobil tanpa bahan bakar minyak ini melaju dengan kencang dan mulus,” pungkasnya.
Mobil ini diberangkatkan dari Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta. Sekretari Pengurus Wilayah Muhamamdiyah (PWM) Jawa Timur Nadjib Hamid mengatakan, setelah start dari kantor tersebut, mobil ini menuju Monas kemudian Tol Cikampek, Indramayu, Cirebon, Brebes, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya.
"Setelah dari sini akan lanjut ke Malang di SMK 7 Gondanglegi," kata Nadjib disela-sela penyambutan Tour De Java Microbus Solar-Car Suryawangsa 2, Jumat (26/12/2014).
Selama perjalanan, mobil ini singgah di beberapa sekolah milik Muhammdiyah diantaranya, SMKM Haurgelis Indramayu, SMKM Bulakamba Brebes, PDM Kab. Kendal, PWM Jawa Tengah, SMKM Sayung Demak, SMKM Kudus, PDM Rembang, PDM Tuban, SMKM 5 Babat, Pondok Modern Paciran Lamongan, dan SMPM GKB Gersik.
Najdib juga mengatakan, mobil hybrib ini merupakan iktiar dari anak-anak bangsa untuk memberikan solusi ditengah problem kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan. Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 didesain untuk kebutuhan otomotif masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Malang, H Pahri MM mengatakan, mobil listrik ini memerlukan pengerjaan waktu selama 6 bulan 7 hari dengan meilbatkan Guru dan Siswa dari lima kompetensi keahlian.
Diantaranya, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Ototronik, Teknik Instalasi Tenaga Listrik dan Teknik Komputer & Jaringan. Kemudian untuk riset melalui beberapa tahapan, yaitu riset dasar(Th. 2009-2010), riset terapan (2011-2012) yang melahirkan produk Suryawangsa 1, riset penyempurnaan dan pengembangan (2013-2015).
"Alhamdulillah Tour De Java Microbus Solar-Car Suryawangsa 2 berjalan lancar, sesuai rencana. Mobil ini kuat dan tangguh. Tak ada kerusakan dan hambatan serius. Sekalipun menempuh medan yang ekstrem di Jalur Pantura, hujan dan banjir serta tanjakan tajam dan berat, mobil tanpa bahan bakar minyak ini melaju dengan kencang dan mulus,” pungkasnya.
(dol)