Proton-Hendropriyono Teken MoU Proyek Mobil Nasional

Jum'at, 06 Februari 2015 - 21:32 WIB
Proton-Hendropriyono Teken MoU Proyek Mobil Nasional
Proton-Hendropriyono Teken MoU Proyek Mobil Nasional
A A A
SUBANG JAYA - Proton Holding Berhad menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan perusahaan yang digawangi AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari. Kerja sama tersebut terkait proyek pengembangan mobil nasional.

Dilansir dari New Strait Times, Jumat (6/2/2015), nota kesepahaman ditandatangani CEO Proton Datuk Abdul Harith Abdullah dan CEO PT Adiperkasa Abdullah Mahmud Hendropriyono di Kompleks Industri Automotif Malaysia, Shah Alam. Acara disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak, serta penasihat Proton Mahathir Mohammad dan beberapa pejabat negara.

Menurut Mahathir, penandatangan merupakan tahap awal kesuksesan. "Proyek ini tidak hanya menguntungkan Indonesia, namun juga regional ASEAN pada umumnya," ujarnya.

Proton mengatakan, perusahaan akan melakukan studi kelayakan dan mempelajari bidang kerja sama. Jika penelitian menunjukkan proyek ini layak, perusahaan akan menandatangani perjanjian usaha patungan.

Mahathir mengharapkan penelitian akan selesai dalam enam bulan. Dia melihat pasar Indonesia yang didominasi produsen mobil asing, seperti Toyota, memiliki potensi besar. Penjualan mobil nasional melebihi satu juta kendaraan pada tahun lalu, dan penjualan tahunan empat juta kendaraan di masa yang akan datang.

"Kami ingin memanfaatkan kerja sama dengan Indonesia untuk memperluas dan menjadi mobil ASEAN," tegas Mahathir, mengacu pada 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Di sisi lain, Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, bisa menjadi penyelamat bagi Proton, yang tengah berjuang meningkatkan penjualan akibat persaingan ketat dengan mobil asing.

Mahathir menyebutkan Proton akan mempelajari pasar di Tanah Air untuk melihat apakah dapat memodifikasi model perakitan di sana, sebelum menggali, merancang dan manufaktur mobil yang benar-benar Indonesia. "Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan melindungi industri mobil mereka dan kita harus mengadopsi beberapa strategi mereka," tandas Mahathir.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0405 seconds (0.1#10.140)