Gara-gara Israel, Warga Palestina Hanya Bisa Mengendarai Mobil Klasik
Senin, 28 Agustus 2023 - 06:50 WIB
JALUR GAZA - Kebijakan Israel untuk mengaktifkan kembali larangan mobil baru masuk ke wilayah Jalur Gaza membuat warga justru beralih ke mobil klasik. Bagaimana ceritanya?
Warga Palestina yang berada di Jalur Gaza sudah lama tidak merasakan enaknya duduk di mobil baru. Derita itu terjadi karena Israel masih menerapkan kebijakan embargo mobil baru ke wilayah tersebut.
Dilansir dari Carsifu, Senin (28/8), kebijakan itu dilakukan karena Israel khawatir berbagai komponen yang ada di mobil baru justru dimanfaatkan untuk membuat senjata. Dari situ akhirnya Israel masih terus memblokir mobil-mobil baru masuk ke Jalur Gaza.
Alhasil banyak warga Jalur Gaza hanya bisa terhibur dengan mobil-mobil yang sebelumnya tersedia. Selebihnya mereka menghidupkan mobil-mobil klasik yang masih memesona dengan cara membuat replika.
Salah satunya adalah Munir al-Shandi, warga Jalur Gaza yang kini membuat replika mobil klasik Mercedes-Benz Gazelle buatan tahun 1929. "Semua orang terkejut dan kerap memotret mobil yang saya buat," ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai mekanik.
Munir al-Shandi mengaku mobil replika yang dia buat bakal lebih keren lagi jika memang sparepart yang dibutuhkan tersedia. Masalahnya Israel masih terus memblokir akses ke Jalur Gaza. Termasuk melarang komponen otomotif masuk ke wilayah konflik itu.
Beberapa komponen bahkan terpaksa diselundupkan agar pembuatan mobil replika tersebut bisa dibuat. Barang-barang itu kemudian dibawa melalui perbatasan Mesir dan Jalur Gaza.
"Untuk menunggu barangnya sampai saja butuh waktu delapan bulan," jelas Munir al-Shandi.
Dia mengaku mobil klasik Mercedes-Benz itu bukan satu-satunya mobil yang dia buat ulang. Sebelumnya dia juga sudah pernah membuat mobil klasik asal Inggris, Armstrong Siddeley Hurricane.
Kini di garasinya disebutkan Carsifu telah ada tiga rangka mobil klasik dari Ford, Audi, dan Saab. Dia mengaku akan segera menghidupkan kembali mobil-mobil tersebut.
Menariknya dia sama sekali tidak tertarik menjual lagi mobil-mobil klasik yang dia buat. "Mobil ini tidak dijual meski banyak yang tertarik tidak hanya di Gaza tapi juga dari luar negeri," terangnya.
Warga Palestina yang berada di Jalur Gaza sudah lama tidak merasakan enaknya duduk di mobil baru. Derita itu terjadi karena Israel masih menerapkan kebijakan embargo mobil baru ke wilayah tersebut.
Dilansir dari Carsifu, Senin (28/8), kebijakan itu dilakukan karena Israel khawatir berbagai komponen yang ada di mobil baru justru dimanfaatkan untuk membuat senjata. Dari situ akhirnya Israel masih terus memblokir mobil-mobil baru masuk ke Jalur Gaza.
Alhasil banyak warga Jalur Gaza hanya bisa terhibur dengan mobil-mobil yang sebelumnya tersedia. Selebihnya mereka menghidupkan mobil-mobil klasik yang masih memesona dengan cara membuat replika.
Salah satunya adalah Munir al-Shandi, warga Jalur Gaza yang kini membuat replika mobil klasik Mercedes-Benz Gazelle buatan tahun 1929. "Semua orang terkejut dan kerap memotret mobil yang saya buat," ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai mekanik.
Munir al-Shandi mengaku mobil replika yang dia buat bakal lebih keren lagi jika memang sparepart yang dibutuhkan tersedia. Masalahnya Israel masih terus memblokir akses ke Jalur Gaza. Termasuk melarang komponen otomotif masuk ke wilayah konflik itu.
Beberapa komponen bahkan terpaksa diselundupkan agar pembuatan mobil replika tersebut bisa dibuat. Barang-barang itu kemudian dibawa melalui perbatasan Mesir dan Jalur Gaza.
"Untuk menunggu barangnya sampai saja butuh waktu delapan bulan," jelas Munir al-Shandi.
Dia mengaku mobil klasik Mercedes-Benz itu bukan satu-satunya mobil yang dia buat ulang. Sebelumnya dia juga sudah pernah membuat mobil klasik asal Inggris, Armstrong Siddeley Hurricane.
Kini di garasinya disebutkan Carsifu telah ada tiga rangka mobil klasik dari Ford, Audi, dan Saab. Dia mengaku akan segera menghidupkan kembali mobil-mobil tersebut.
Menariknya dia sama sekali tidak tertarik menjual lagi mobil-mobil klasik yang dia buat. "Mobil ini tidak dijual meski banyak yang tertarik tidak hanya di Gaza tapi juga dari luar negeri," terangnya.
(dan)
tulis komentar anda