Hyundai Patenkan Sistem Baterai Solid-State untuk Mobil Listrik
Rabu, 03 Januari 2024 - 23:59 WIB
WASHINGTON - Hyundai mematenkan sistem baterai mobil listrik solid-state yang dilengkapi perangkat bertekanan pada 28 Desember 2023. Baterai solid-state menggunakan elektrolit padat, sehingga ketika rusak stabilitas dan kinerja baterai tetap terjaga.
Produsen mobil asal Korea Selatan ini sudah tidak asing lagi dengan teknologi tersebut. Hyundai baru-baru ini mengajukan paten untuk larutan elektrolit, larutan pengikat, dan metode pembuatan elektroda baterai solid-state.
Hyundai menggambarkan sistem baterai solid-state dapat mempertahankan tekanan secara konstan di setiap sel terlepas dari tingkat pengisian dan pengosongan. CEO perusahaan, Jae Hoon Chang, mengatakan Hyundai akan mengembangkan baterai solid-state LFP dan NCM untuk menurunkan biaya dengan lebih banyak fleksibilitas.
Hyundai tampaknya akan mengambil langkah maju seiring adopsi kendaraan listrik yang terus meningkat, termasuk meningkatkan stabilitas baterai dan kepadatan energi. Dengan kata lain, Hyundai menginginkan kendaraan listrik berperforma lebih baik dan bertahan lebih lama.
Berbeda dengan baterai lithium-ion tradisional yang menggunakan elektrolit cair untuk memisahkan katoda dan anoda. Sistem baterai solid-state baru dari Hyundai dirancang untuk mengatasi masalah ini, dengan menerapkan tekanan konstan ke setiap sel selama pengisian dan pengosongan.
Paten tersebut menjelaskan sel baterai disusun dalam ruang bertekanan tertutup. Sel-sel diberi tekanan oleh cairan dalam tekanan isostatik. Perangkat bertekanan digunakan untuk mengontrol pasokan cairan ke ruang.
“Baterai solid-state semakin populer sebagai alternatif potensial terhadap baterai lithium-ion saat ini. Teknologi ini menjanjikan lebih ringan dan aman sekaligus menawarkan pengisian daya yang lebih cepat dan kinerja yang lebih baik. Namun, keterbatasan tertentu menghambat teknologi ini,” tulis laman Electrek, Rabu (3/1/2024).
Produsen mobil asal Korea Selatan ini sudah tidak asing lagi dengan teknologi tersebut. Hyundai baru-baru ini mengajukan paten untuk larutan elektrolit, larutan pengikat, dan metode pembuatan elektroda baterai solid-state.
Hyundai menggambarkan sistem baterai solid-state dapat mempertahankan tekanan secara konstan di setiap sel terlepas dari tingkat pengisian dan pengosongan. CEO perusahaan, Jae Hoon Chang, mengatakan Hyundai akan mengembangkan baterai solid-state LFP dan NCM untuk menurunkan biaya dengan lebih banyak fleksibilitas.
Hyundai tampaknya akan mengambil langkah maju seiring adopsi kendaraan listrik yang terus meningkat, termasuk meningkatkan stabilitas baterai dan kepadatan energi. Dengan kata lain, Hyundai menginginkan kendaraan listrik berperforma lebih baik dan bertahan lebih lama.
Berbeda dengan baterai lithium-ion tradisional yang menggunakan elektrolit cair untuk memisahkan katoda dan anoda. Sistem baterai solid-state baru dari Hyundai dirancang untuk mengatasi masalah ini, dengan menerapkan tekanan konstan ke setiap sel selama pengisian dan pengosongan.
Paten tersebut menjelaskan sel baterai disusun dalam ruang bertekanan tertutup. Sel-sel diberi tekanan oleh cairan dalam tekanan isostatik. Perangkat bertekanan digunakan untuk mengontrol pasokan cairan ke ruang.
“Baterai solid-state semakin populer sebagai alternatif potensial terhadap baterai lithium-ion saat ini. Teknologi ini menjanjikan lebih ringan dan aman sekaligus menawarkan pengisian daya yang lebih cepat dan kinerja yang lebih baik. Namun, keterbatasan tertentu menghambat teknologi ini,” tulis laman Electrek, Rabu (3/1/2024).
tulis komentar anda