Tren Cumi-cumi Darat, Toyota Angkat Suara
Rabu, 18 September 2024 - 08:21 WIB
JAKARTA - Tren cumi-cumi darat tengah melanda pengguna mobil diesel di Indonesia. Mobil-mobil ini sengaja dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mengeluarkan asap hitam pekat dari knalpot. Tak lupa lampu-lampu mobil juga dipermak sehingga mengeluarkan cahaya aneka warna mirip satwa laut yang bercahaya saat malam hari.
Biasanya, mobil yang dimodifikasi menjadi cumi-cumi darat adalah Toyota Fortuner dan Innova diesel. Situasi ini sangat ironis mengingat pemerintah tengah gencar mengurangi polusi udara dengan memperketat uji emisi dan elektrifikasi kendaraan.
Menanggapi tren cumi-cumi darat, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy akhirnya buka suara. Ia meminta seluruh pengguna mobil bermesin diesel tetap mematuhi aturan pemerintah. Sebab, seluruh mobil yang dikeluarkan Toyota sudah memenuhi aturan standar emisi.
“Sekali lagi kita mengimbau konsumen, bukan hanya mobil tua tetapi juga mobil baru, di luar dari peraturan yang sudah ada, kita harus menguji emisi untuk baik atau tidak. Peraturan dari mobil juga sangat penting,” kata Anton saat ditemui di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Untuk menjaga emisi tetap pada standar yang ditetapkan, Anton meminta para konsumen Toyota agar tidak melakukan modifikasi yang meliputi mesin hingga sektor kelistrikan. Ini bisa berdampak pada emisi gas buang, dan dapat menghanguskan garansi.
“Usaha mengurangi emisi bukan hanya dari produk saja, tetapi sejumlah peralatan yang dicopot (dimodifikasi) nanti emisinya malah tinggi. Kalau menyentuh mesin dan kelistrikan pastinya bikin garansi hangus," ujarnya.
"Jadi konsumen kita minta modifikasi yang sesuai dengan anjuran dan syarat-syarat yang ada di Toyota,” lanjut Anton.
Sebagai informasi, modifikasi cumi darat dilakukan dengan meningkatkan debit solar yang masuk ke ruang bakar, menutup saluran EGR, dan membuang catalyc converter pada knalpot. Jika semakin banyak solar yang tidak terbakar di ruang bakar, maka asap hitam yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
Modifikasi ini dapat meningkatkan emisi gas buang karena catalyc converter yang ditujukan untuk menekan emisi hilang. Selain itu, suhu mesin akan lebih tinggi dan lebih cepat panas sehingga mengurangi masa pakai spare part kendaraan.
Biasanya, mobil yang dimodifikasi menjadi cumi-cumi darat adalah Toyota Fortuner dan Innova diesel. Situasi ini sangat ironis mengingat pemerintah tengah gencar mengurangi polusi udara dengan memperketat uji emisi dan elektrifikasi kendaraan.
Menanggapi tren cumi-cumi darat, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy akhirnya buka suara. Ia meminta seluruh pengguna mobil bermesin diesel tetap mematuhi aturan pemerintah. Sebab, seluruh mobil yang dikeluarkan Toyota sudah memenuhi aturan standar emisi.
“Sekali lagi kita mengimbau konsumen, bukan hanya mobil tua tetapi juga mobil baru, di luar dari peraturan yang sudah ada, kita harus menguji emisi untuk baik atau tidak. Peraturan dari mobil juga sangat penting,” kata Anton saat ditemui di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Untuk menjaga emisi tetap pada standar yang ditetapkan, Anton meminta para konsumen Toyota agar tidak melakukan modifikasi yang meliputi mesin hingga sektor kelistrikan. Ini bisa berdampak pada emisi gas buang, dan dapat menghanguskan garansi.
“Usaha mengurangi emisi bukan hanya dari produk saja, tetapi sejumlah peralatan yang dicopot (dimodifikasi) nanti emisinya malah tinggi. Kalau menyentuh mesin dan kelistrikan pastinya bikin garansi hangus," ujarnya.
"Jadi konsumen kita minta modifikasi yang sesuai dengan anjuran dan syarat-syarat yang ada di Toyota,” lanjut Anton.
Sebagai informasi, modifikasi cumi darat dilakukan dengan meningkatkan debit solar yang masuk ke ruang bakar, menutup saluran EGR, dan membuang catalyc converter pada knalpot. Jika semakin banyak solar yang tidak terbakar di ruang bakar, maka asap hitam yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
Modifikasi ini dapat meningkatkan emisi gas buang karena catalyc converter yang ditujukan untuk menekan emisi hilang. Selain itu, suhu mesin akan lebih tinggi dan lebih cepat panas sehingga mengurangi masa pakai spare part kendaraan.
(msf)
tulis komentar anda